Aku memiliki cara lain mencintaimu, tidak secara gamblang di depanmu. Namun aku secara nyata memintamu pada Allah.
~Gio AlvaroKini Lara, sedang berada perpustakaan yang berada di Hig Internasional school. Tadi setelah istirahat ia di suruh ibu Rina untuk mengantarkan buku paket Matematika ke perpustakaan.
Karena ia malas balik ke kelas, ia pun melihat buku-buku yang tersusun rapi yang berada di perpustakaan mulai dari buku Cerpen,Novel,Masak-masak,Religi dan lain sebagainya.
Kemudian ia berjalan di rak buku nomor dua lalu memilih novel yang berjudul "Cinta Dalam Diam"
"Masyaallah, cocok kali ya buat aku?" tanya nya dalam hati, apakah Lara juga mencintai seseorang dalam diam? Seperti kisah cinta Ali dan Fatimah atau bahkan seperti ibunda Khadijah yang langsung menyatakan perasaan kepada seseorang yang di cintai.
Tidak beberapa lama setelah itu ia pun berjalan kemeja guru yang bertanggung jawab dalam mengenai buku, lalu menandatangani buku-buku setiap Siwa atau pun Siswi meminjam buku yang berada di perpustakaan.
"Assalamualaikum, ibuk Dela," ucapnya sopan sambil tersenyum ke arah ibuk Dela penjaga perpustakaan di sekolah nya.
"Waalaikumussalam, iya nak? Kamu mau pinjam buku? tanya bu Dela dengan lembut.
"Iya buk, Lara mau minjam novel ini," sambil menunjukkan novel yang tadi ia ambil, kepada ibuk Dela.
"Baik nak silahkan, asalkan buku nya di jaga ya nak, dan di balikin tepat pada waktu nya ya nak!" Perintah buk Dela dengan lembut.
"Baik bu, siap laksanakan. Terimakasih ya bu, saya tinggal dulu Assalamualaikum."ujar nya kepada Bu Dela sambil memakai kembali sepatu nya yang tadi sempat ia buka.
"Waalaikumussalam nak," ujarnya dengan senyuman.
Kemudian ia pun melangkah kan kaki nya keluar dari perpustakaan yang cukup besar itu.
Tidak lama kemudian, datang lah seorang cowo dengan pakaian seragam dengan nya, yang hendak mengembalikan buku yang ia pinjam tempo hari.
Bughh!
"Aduh maaf aku tadi ga liat," ujar Lara sambil menundukkan pandangan nya.
"Ini kan cewe kemarin gue liat di mushola," batin Gio dengan perasaan senang.
"No problem, lain kali kalo jalan jangan nunduk mulu. Cowo ganteng gini aja masih ga dilihat," ujar Gio dengan Pedenya.
Kemudian Lara mengangkat kepala nya sejenak lalu ia tunduk kan kembali "lah cowo ini kan waktu itu yang merhatiin gue?"
"Hello kenapa diam?" tanya Gio sambil melambaikan tangan nya ke Lara.
"Eghh sorry a_aku kalo jalan emang seperti ini," huh atur detak jantung Lar kok jadi gini, kenapa sangat cepat sekali tolong bawa aku pergi dari sini segera mungkin.
"Yaudah gue maafin, tapi lain kali elo jangan nunduk kaya gini lagi, wajah cantik lo itu tertutup tau." Puji Gio terhadap Lara, ya bisa di bilang Lara ini juga termasuk wanita cantik pokoknya the best deh Sholehah, cantik, sopan, Santun, paket komplit deh menurut Gio.
"Apa? Dia bilang aku cantik," batin Lara sambil menundukkan kepalanya kembali.
Kemajuan yang amat pesat, Lara sudah tidak tahu lagi bagaimana wajahnya saat ini. Ya mungkin seperti tomat busuk yang amat memerah. Tuhan aku sudah tidak tahan dengan pujiannya. Tanpa sepatah kata pun ia langsung pergi ke kelas nya yang masih dengan pandangan menunduk.
"Kalau di lihat-lihat cewe tadi lucu juga." ujaar Gio sambil tersenyum sendiri, seperti orang yang lagi kasmaran.
"Astaghfirullah Gio, apa yang udah semua gue lakuin tadi Salah, dia tunduk begitu karena menjaga pandangan dari yang bukan mahram nya."
YA ALLAH MAAFIN GIO YA ALLAH, GIO BERDOSA BANGET UDAH GODAIN ISTRI GIO, EH KOK MALAH ISTRI? UDAH GODAIN PEREMPUAN PADAHAL DIA BUKAN MAHRAM NYA GIO. GIO JANJI GAK BAKAL ULANGI LAGI, KALO GIO ULANGI LAGI GIO JANJI LAGI BOLEH? NTAR KALO PULANG SEKOLAH GIO MANDI TOBAT AJA YA ALLAH.
•••
Mereka berdua saling mendoakan satu sama lain, sedikit yang mereka tahu bahwa Allah sudah menentukan takdir mereka satu sama lain bahkan sebelum mereka dilahirkan.(●__●)
KAMU SEDANG MEMBACA
we are different {On Going}
RandomIngin mengukir kisah ini dalam diam. Menyebut namamu dalam doa. Meyakinkan hati, bahwa mencintai bukan berarti bisa memiliki. Keinginan harus pupus kala Nanda Aprilia Sehana mendapati satu fakta yang selamanya akan menjadi pembatas besar untuk peras...