Sesibuk apapun, sejauh apapun pergi, keluarga merupakan tempat pulang. Uang dan popularitas tak mampu membayar kebersamaan dengan keluarga.
~Author~Tap
Tap
Suara langkah kaki Marcel yang menggunakan sneaker bewarna putih menuruni anak tangga, membuat semua yang ada dimeja makan mengalihkan perhatian mereka kearahnya.
Karena ia merasa di perhatikan dengan sombong nya ia berkata "Marcel tau kok Marcel ganteng!" ujar nya dengan percaya diri saat sampai di meja makan.
Seorang cowok yang duduk pun sontak mendengus melihat ke pedean dari sang Marcel "Dih ge'er banget lo jadi cowok!" Selanya karena ia tidak terima kalo adiknya ganteng, karena menurutnya ialah paling ganteng di keluarga Toni Veraya.
"Iri bilang bos!" balas Marcel sambil terkekeh melihat keirian dari Marvel.
Laki-laki itu adalah Marvel Veraya abang Marcel yang sedang kuliah disalah satu kampus ternama dijakarta ia baru menjalankan kuliahnya dua semester.
"Ngapain irian sama lo, kita beda jauhlah gantengan gue kali dari pada elo !" Cibir Marvel tak mau kalah dengan adiknya.
"Iya jauhan elo jeleknya kemana mana!" Ejek Marcel membuat Marvel semakin kesal.
"Kalo iya lo ganteng kenapa lo ga punya gebetan wle." ejek Marvel sambil menjulurkan lidahnya
"Soalnya gue mahal." ujarnya sambil mengolesi roti selai yang berada di atas meja.
"Mahal apaan? Lo gamon kan Sama mantan lo siapa tuh kesang? Tau ah lupa gue."
"Udah udah kalian berdua jangan ribut terus ih! Sekarang makan dulu!" Lerai Hana ibu dari kedua cowo tersebut.
"Siap Macan," ujar Marcel sambil menghormat kepada Hana layaknya bendera.
"HAHAHA Macan kamu bilang Marc?" tanya Marvel
"Mama cantik maksudnya," kekeh Marcel.
Baginya sudah biasa melihat kedua putranya itu seperti ini, karna hampir tiap bertemu sering adu mulut. Tapi itu hanya sebagai bahan becandaan bagi mereka.
Lalu Marcel mengendarkan pandangannya saat melihat salah satu kursi dimeja makan kosong "si bocah cerewet mana bun?" Tanya Marcel karena tidak seperti biasanya rumah ini aga sedikit hening. karena ketidak hadiran adiknya Fitri, si paling cerewet menurut Marcel.
"Adik kamu Fitri udah brangkat, katanya hari ini dia lagi jadwal piket jadi tadi lagi udah di antar sama pak supir.!" balas Hana.
"Pelan-pelan pak supir." Tambah Marcel karena mengingat trend yang berada di tiktok kemarin ia buat bersama teman-teman sekelas nya.
"Gimana Marc sekolah baru kamu yang sekarang, trus temen-temen kamu gimana tuh kabarnya udah lama gak kesini?" tanya Toni.
"Baik Pa, biasa mereka pada sok sibuk! Sebenernya sih mereka mau kesini tapi Marcel larang!" Balas cowok itu.
"Loh kok malah dilarang sih Marc?" Tanya Hana heran.
"Kalo mereka kesini yang ada pada nyusahin Mama lagi!" ujar Marcel.
Ia tak bisa bayangkan seperti setiap temen temen laknatnya itu setiap kali kerumahnya.
"Kamu ini, malahan Mama seneng tau kalo mereka kesini!"
Toni hanya terkekeh melihat putranya, memang ia sudah kenal dengan Marcel dkk dan juga tau jika Marcel adalah seorang ketua geng. Akan tetapi bila melihat anak nya Marcel terluka maka ia tak segan-segan menyuruh anak buahnya untuk menghajar yang telah menyakiti Marcel.
"Ya udah Marcel pamit!" ujarnya lalu menyalami tangan kedua orang tuanya.
"Gue gak disalamin nyet!" sahut Marvel saat adiknya itu hanya berlalu didepannya.
"Dih siapa ya ga kenal?" Tanyanya membuat Marvel mendecah kesal.
"Dasar adek durhaka titisan Sayton !" Celetuk Marvel.
Marcel terkekeh geli melihat wajah masam Marvel "baperan banget jadi cowok!" Ejeknya lalu pergi begitu saja.
"Eh nak tunggu bentar ini bekal nya ketinggalan" ujar Hana sambil memberikan kotak makanan Marcel bewarna biru.
"Ohw iya Ma, makasih Ma. Marcel pergi sekolah dulu," Sambil menjulurkan lidah nya ke Marvel.
"Mimpi apa gue punya adik begitu!" gumam Marvel pelan sambil mengelus dada nya dengan ekstra sabar.
•••
Kedamaian adalah keindahan hidup. Itu adalah sinar matahari. Itu adalah senyuman seorang anak, cinta seorang ibu, kegembiraan seorang ayah, kebersamaan sebuah keluarga. Itu adalah kemajuan manusia, kemenangan sebab yang adil, kemenangan kebenaran.(◍•ᴗ•◍)❤
KAMU SEDANG MEMBACA
we are different {On Going}
RandomIngin mengukir kisah ini dalam diam. Menyebut namamu dalam doa. Meyakinkan hati, bahwa mencintai bukan berarti bisa memiliki. Keinginan harus pupus kala Nanda Aprilia Sehana mendapati satu fakta yang selamanya akan menjadi pembatas besar untuk peras...