Akan selalu ada pelajaran yang dapat kita petik dalam setiap kekalahan.
~Author~Beberapa anggota Omorfos sedang berkumpul di panti asuhan untuk memberikan sumbangan kepada anak-anak yang berada di panti. Padahal jam belum menunjukan waktu pulang sekolah tapi anak-anak Omorfos dengan mudahnya keluar dari lingkungan sekolah.
"Makasih ya nak, udah mau berkunjung lagi ke panti asuhan ini, ibu sangat bersyukur sekali masih ada saja yang peduli dengan anak anak panti yang ada di sini." ujar ibu panti kepada geng Omorfos.
"Iya buk sama-sama, kita sebagai manusia mestinya saling tolong menolong satu sama lain karena kita tidak selalu berada di atas dan begitupun sebaliknya." ujar Marcel sambil tersenyum kepada ibu panti.
"Yaudah kami balik dulu ya buk permisi."
"Iya hati-hati dijalan ya nak semoga apa yang telah kalian berikan ini bermanfaat bagi anak-anak yang tinggal di panti."
"Aamiin." ujar mereka serempak
"Marc, Leo ngajak lo balapan nanti malam" ucap Zehan.
"jam berapa?"
"jam sembilan," Marcel hanya membalas dengan anggukan.
Jam sudah menunjukan pukul sembilan malam, Marcel dengan kaos hitam polosnya dibalut dengan jaket kebanggan Omorfos kini tengah duduk diatas motor. Sambil berbicara dengan teman-teman nya.
Beberapa anggota Omorfos datang untuk melihat Marcel balapan, sisanya Marc tidak mengizinkannya. Menurutnya toh cuma balapan untuk apa mengajak seluruh anggota Omorfos?
"wihhh! Dateng juga lo! Gue kira lo takut" ucap Leo
Leo menepuk bahu Marcel sebanyak dua kali sambil berkata "untuk malam ini! Gue gabakal kalah lagi jadi lo siap-siap untuk kalah."
Marcel menepis kasar tangan Leo yang ada dibahunya, Marcel ama sekali tidak mengubris ucapan Leo.
Marcel sudah bersiap digaris start bersama Leo, wajahnya yang tampan sudah ditutupi oleh helm fullface yang sering ia gunakan.
Brumm!! Brumm!!
"are you ready?" tanya seorang perempuan yang berpakaian serba pendek dan ketat berwarna hitam
One !!
Two !!
Three!!
Goo!!
Brumm!!
"Leo hebat banget ya."
"Widih keren ayang gue tuh."
"Aduh berdemage banget Leo."
"Leo aku pada mu!."
"Yah kok Marcel bisa kalah Si"
Begitulah pujian-pujian yang di berikan kepada penonton pada malam hari ini, mereka bersorak ria karena kemenangan di raih oleh Leo, mantan sahabat Marcel.
Marcel mendengus kesal ia mengendarai motornya mendekat kearah teman-temannya matanya menatap sekitar dengan tajam setelah sampai dihadapan teman-temannya ia langsung membanting helm miliknya dengan kencang.
"udahlah Marc jangan marah-marah gitu lagian juga baru sekali kalah sama Leo," ujar Zehan untuk menenangkan Marcel.
Garvin yang berdiri disamping Varel pun mengganguk setuju "lagian tumben amat lo kalah dari Leo?" ucap Garvin
"Ban gue licin jadi gue tergelincir!" ujarnya datar
Anggota Omorfos yang berada disana tercengang mendengarnya seraya menatap Marcel yang sekarang terlihat marah namun mencoba untuk menahan agar tak menghabisi sesorang.
"k-kok bisa si Marc?" tanya Varel.
"bisa lah Varelku sayang, kan tadi abis ujan jadi jalanannya licin, selicin muka gue" siapa lagi yang bicara se-absrud ini kalau bukan Garvin.
"cabut!" bukan Varel yang menjawab melainkan Marcel dengan nada dinginnya, anggota Omorfos hanya mengganguk kemudian mengemudi motornya masing-masing.
Tiba-tiba Leo dan beberapa anggota nya menghadang Marcel dan anggota the Omorfos lainnya.
"Hahaha Omorfos yang katanya tidak terkalahkan saat diarea balapan ternyata bisa kalah juga sama gue" ejek Leo sambil terkekeh kecil.
Garvin mengusap-usap bahu Marcel berusaha untuk menenangkannya agar tidak marah, takutnya Marcel membogem wajah Leo atau mungkin lebih dari sekedar membogem.
Marcel sama sekali tidak mengubris ucapan Leo, ia hanya menatap Leo dengan datar.
"jangan lupa sama perjanjian kita!
"inget waktu lo hanya 10 hari" lanjutnya
Anggota Omorfos yang ada disana dibuat bingung mendengar perkataan Leo barusan, setelah mengatakan itu Leo dan anggota nya langsung pergi dari hadapan Marcel beserta para anggota.
"perjanjian? Perjanjian apa?" tanya Garvin pada Marcel.
Marcel sama sekali tidak mengubris ucapan Garvin, bahkan meliriknya pun tidak, Marcel langsung menancapkan gasnya begitu saja meninggalkan Garvin dan teman-temannya yang lain
"Woii manusia setengah setan !!" teriak Garvin dengan lantang.
"Gue lagi nanya malah ditinggal!!"
"Gue sumpahin lo dijalan ketemu hantu kuyang biar lo jadi kurus kering!!"
Mendengar teriakan yang tidak jelas dari Garvin, Varel langsung menoyor kepala Garvin tanpa ngerasa bersalah sedikit pun.
"Otak lo geser!"
Tiba-tiba saja Garvin menangis dengan kencang seperti anak kecil yang tidak mendapatkan izin oleh ibunya untuk membeli mobil-mobilan. Lebih tepatnya pura-pura menangis.
"Eh agar-agar! Gue cuma noyor kepala lo pelan! Kenapa lo nangis goblokk?!"
"bukan gara-gara itu wak!"
"Lah? Wak siapa? Nama gue kan Varel bukan wak! Wah udah gila nih anak' batinnya.
Akan tetapi Varel tidak ambil pusing mungkin saja obatnya sudah habis atau otaknya sedang dipinjam oleh kuyang.
"Yaudah ayo kita pulang! lelah banget gue hari ini."
"Malas elo dua aja, gue mau jumpa ayang-ayang gue dulu." ujar Varel.
"Ckck kebiasaan lo! muka kaya Benard aja laku, apa lagi gue yang kaya Boboiboy." ujar nya kepada Varel tapi Varel tidak berkutik sedikit pun karena ia sedang sibuk membalas pesan dari para kekasihnya.
"Yaudah ayok Han kita pulang! jalan rumah kita kan searah." ajak Garvin.
"E-emm lo luan aja Gar, gue masih ada urusan." Ya, sebenarnya ia dan Nanda sudah setuju satu sama lain, agar teman-teman mereka tidak boleh ada yang tau, tentang dia sekarang tinggal di rumah Nanda walaupun hanya untuk sementara waktu.
"Yaudah gue luan Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam." ujar Zehan.
"Kesambet apaan tuh anak?" tanya Varel.
"Hm," Zehan hanya mengangkat kedua bahunya.
•••
Kira-kira apa gess yang dimaksud Leo batas waktu 10 hari kepada Marcel?
Penasaran? Yukk di tunggu part selanjutnya!!!
Jangan lupa vote + Komen
Krisar juga boleh (kritik saran)
KAMU SEDANG MEMBACA
we are different {On Going}
RandomIngin mengukir kisah ini dalam diam. Menyebut namamu dalam doa. Meyakinkan hati, bahwa mencintai bukan berarti bisa memiliki. Keinginan harus pupus kala Nanda Aprilia Sehana mendapati satu fakta yang selamanya akan menjadi pembatas besar untuk peras...