✨ Perjuangan ✨

40 20 15
                                    

Tolong tanyakan Tuhanmu, apakah aku yang bukan umatnya boleh mencintai hambanya?"
~Nanda Aprilia Sehana~

Sedari tadi anggota Omorfos hanya berkeliling-keliling jala raya saja, mereka saat ini bingung mau cari tempat makan yang cocok buat mereka. Karena, warung tempat biasa mereka makan ketoprak saat ini tutup.

"Kita mau makan di mana nih pak bos?"

"Gue udah kenyang makan angin." jawabnya asal, sambil melihat-lihat orang yang berjualan makanan yang ada di pinggir jalan.

"Waduh cepetan bos minum tolak angin!karena orang pintar minum tolak angin." ucap Garvin seperti orang yang sedang mempromosikan suatu barang.

"Terus orang bodoh minum apa woi?" tanya Varel sambil memegang gajed nya.

"Minum minyak angin." Kekeh Gio, sambil menetrakan mata nya kepada sosok yang ia kenal.

"Busett itu si Zehan udah ada cewe aja." Sambil menunjuk dengan jarinya ke arah Zehan dan Nanda.

"Serius? Dia pacaran sama Nanda? Oalah nasib-nasib, kena tikung bos kita."

Karena Marcel tidak terima omongan dari teman-teman nya ia pun langsung menghidupkan mesin motornya.

"Berisik" kesal Marcel sambil menjalankan motornya ketempat Zehan dan Nanda yang hendak bersiap-siap oulang.

"Ketikung ke dua kalinya." Kekeh Varel, sambil memasuki gajed nya ke dalam saku. Lalu, mengikuti ke arah Marcel pergi, dan diikuti oleh Garvin.

"Ekhem."

Kedua sejoli yang hendak menaiki motor pun menoleh karena mendengar deheman dari seseorang.

"M-Marcel?" jujur saat ini Nanda gemetaran melihat kedatangan Marcel secara tiba-tiba.

"Iya, gue Marcel Veraya Xaerio, seseorang yang pernah singgah di hati lo, dan gue selalu berdoa kepada Tuhan supaya lo engga bisa ngelupain gue, dimana pun lo berada. Sudah terbuktikan? Lo masih ingat nama gue, Marcel. Berarti lo masih ada rasa ke gue. ujar Marcel panjang lebar.

Marcel, ia harus meluluhkan hati Nanda, agar ketika ia nembak Nanda di depan Siswa/i sesuai perjanjian nya dengan Leo, ia berharap Nanda akan menerima nya. Oleh karena itu ia harus berusaha mendekati Nanda lagi seperti sedia kala, walaupun kisah mereka hanya sesingkat senja dan pelangi.

"Etdah si Zehan, dari tadi ditungguin di markas tapi malah disini. Mana sama Nanda lagi." sambar Garvin yang baru saja datang dari arah barat bersamaan dengan Varel.

"Sorry, kalian jadi kelamaan nunggu gue."

"Ada hubungan apa lo sama Nanda?" kesal Marcel karena mereka kelihatan seperti orang yang lagi kasmaran.

"Duh gawat." batin Nanda, ia merasa khawatir jika Zehan memberi tahu Marcel. Bahwa Zehan sekarang tinggal di rumah nya.

"Gue tadi nemu Nanda sendirian di jalan, pas gue mau otw ke markas. Terus gue tanya mau kemana? Dia bilang mau beli novel. Karena gue punya hati terus gue tumpangin aja."

"Wow kerenn, baru kali ini gue denger Zehan bicara panjang lebar, demi seorang cewe." ujar Varel yang masih sibuk dengan gajed nya sedari tadi.

"Kemarin belain, sekarang nolongin, besok nikahin kali ya?" Sambung Garvin berniat memanasi singanya Omorfos.

"Belain? Kapan Zehan belain gue?" tanya Nanda penasaran.

"E-mm soal it_"

"Garvin bodoh!" jerit Marcel di dalam hatinya.

"Gausah peracaya sama omongan agar-agar emang orang nya agak freak." Potong Varel takut kawan nya yang konyol itu memberi tahu tentang rencana Marcel, bisa gawat bukan?

"Puji Tuhan, Selamat." batin Marcel, sambil melirik ke arah Nanda.

"Ayo pulang! ajak Zehan kepada Nanda, ia takut jika Gio menghawatirkan adiknya itu.

"Yaudah ay_

"Nanda pulang sama gue!" Perintah Marcel, ia tidak ingin melihat orang yang ia sayangi bergoncengan dengan orang lain.

"Gue sama Zehan."

"Titik gak ada penolakan!"

Nanda menghela nafasnya lalu mengiyakan perkataan Marcel, kalau tidak di turuti pasti perdebatan bakalan terjadi hingga besok pagi.

"Gue sama Marcel aja Han, gapapa."

"Gue ikut."

"Mau duduk dimana lo kulkas, kalo Lo ikut? Mau di ban?"

"Di tengah lah bro." bukan Zehan yang jawab, melainkan Varel.

"Cabe-cabean dong."

"Brisik, gue pake motor gue."

"Lo engga percaya sama gue?" heran Marcel, kenapa Zehan sepeduli ini sama cewe.

"Percaya, cuma gue mau mastiin dia udah nyampai rumah dengan selamat." ucap Zehan sambil memberikan Nanda helm.

"Momen langka bro." ujar Garvin dan Varel kompak.

"Yaudah gue duluan, lo berdua aja yang cari makan. Nihh duit nya." ujar Marcel, sambil menyodorkan uang bewarna merah tiga lembar.

"Thank you so much."

"Sok English lo!" ujar Varel kepada Zehan, sambil mencium uang yang di berikan Marcel.

"Ayo naik Nan!" ajak Marcel yang sudah naik di atas motornya.

Dengan rasa gugup Nanda menaiki motor Marcel yang keren itu "Duh gue kok gugup gini si." batin Nanda.

"Udah? Kalau lo takut peluk aja gue!"

"Gue engga salah dengar?" tanya nya dalam hati, akan tetapi Nanda tidak mau melakukan hal itu.

Hanya kediaman lah yang terjadi di antara mereka berdua, di atas motor pada malam hari ini. Malam hari yang begitu indah yang di penuhi bintang-bintang yang berkilauan.

Setelah sepuluh menit kemudian mereka sudah sampai ketempat tujuan mereka ke rumah Nanda. Kemudian Nanda turun dari motor Marcel, sambil melepaskan helm nya dan merapikan jilbabnya yang sedikit berantakan.

"Makasih udah mau anterin gue." ujar nya dingin sambil melangkah kan kaki nya hendak masuk ke dalam rumah.

"Nan," panggil Marcel tanpa mengalihkan pandangan nya ke Nanda

Karena merasa di panggil ia pun menghentikan langkah nya, dan menghadap ke arah Marcel.

"Lo cantik pakai hijab, lebih tertutup gitu." puji Marcel kepada Nanda sambil tersenyum.

Blush

Sudah Nanda pastikan kali ini pipinya merah seperti tomat busuk, ia terlampau bawa perasaan dan merasa senang karena di puji seseorang yang pernah singgah di hatinya.

"Kenapa pipi lo berubah jadi merah gitu?" tanya Marcel sambil mengernyitkan dahinya.

"E_ engga, mata lo rabun." ujar Nanda keringat dingin.

"Rabun?"

"Lo aman kan Nan?" tanya Zehan yang baru sampai di rumah Nanda.

"Aman lah bro, kan gue yang bawa." ujarnya dengan bangga.

"Kenapa diam? Lo engga mau pergi dari sini?" tanya Marcel, seperti nada mengusir.

"Lo duluan aja! Gue mau ketemu bang Gio."

Tentunya Itu hanya alibi Zehan, yang benar saja ia pergi dari rumah yang telah menerima Zehan apa adanya, dan Zehan sangat bersyukur karena bisa merasakan adanya kehangatan di dalam rumah itu.

•••

Mana nih tim Marcel - Nanda 🍫

Tim Zehan - Nanda 🍭

Tim Gio- Nanda ehh🤭

Makasih yang selalu support cerita aku, sehat selalu orang baik🥰

See you di part selanjutnya 👋

we are different {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang