Terkadang Tuhan menggunakan rasa sakit untuk mengingatkan, mengoreksi, mengarahkan, dan menyempurnakan hidup kita.
~Marcel Veraya Xaerrio~Marcel sebelumnya sudah menduga kalau Leo tidak akan diam saja setelah karena ia telah mengalahkan Leo di tempo hari.
Marcel melepas helmnya lalu turun dari motor. Dia berjalan dengan mantap tanpa keraguan sedikit pun meskipun dihadapannya sekarang sudah ada enam orang yang bersiap menghabisinya di tempat. Entah kenapa musuhnya selalu menyerangnya di saat dia sedang sendiri.
Bukannya Marcel takut, hanya saja dia bukan superhero yang akan menang melawan banyak orang tanpa senjata. Bisa dipastikan setelah ini wajahnya akan bonyok yang membuatnya tidak tampan lagi.
Meskipun luka seperti itu terlihat keren bagi sebagian orang, tapi Marcel tidak menyukainya. Kadar ketampanannya pasti akan berkurang kalau wajahnya terluka.
"Kenapa lagi lo?" tanya Marcel mencoba sabar padahal dalam hatinya dia muak melihat wajah Leo yang sok keras dalam segala hal.
"Gue mau buat perhitungan karena lo udah bikin Kesya pergi dari kehidupan gue."
Marcel menghela nafas berat. Sesuai dugaannya, Leo pasti akan mencari gara-gara lagi dengannya saat melihat peluang untuk menyerangnya.
Satu pukulan keras menghantam wajah Marcel sampai membua Marcel hampir tersungkur. Belum sempat dia menegakkan dirinya, Leo kembali memukulnya di pipi satunya.
Marcel tidak bisa membalas karena dan teman-temannya terus menyerangnya dengan pukulan-pukulan di seluruh tubuhnya sampai akhirnya tubuhnya limbung ke aspal.
Leo dan teman-temannya mundur. Mereka puas melihat Leo tergeletak tak berdaya seperti ini. Sebelum ada yang mengetahuinya, mereka segera melarikan dii.
Tubuh Marcel rasanya remuk semua. Untuk bangun dan berpindah ke tempat yang lebih aman pun dia tidak sanggup. Dia hanya bisa bernafas dan berkedip di ambang batas kesadarannya.
Rasa sakit di seluruh tubuhnya membuat Marcel merasa tidak punya harapan lagi untuk melihat matahari esok. Dia pasrah, semoga tuhan masih berbaik hati memberinya kesembuhan padanya.
"Lo ngapain rebahan disini Marc? Apa elo udah gak punya kasur lagi di rumah?" tanya seseorang yang sudah berjongkok di depan Marcel.
Marcel mengumpat dalam hati mendengar ucapan Garvin. Kalau dia bisa bangun, sudah dari tadi dia pergi dari sini.
"Akh bantuin gue dulu Gar gausah banyak bacot."
Dengan segera Garvin membawa Marcel ke UGD untuk diperiksa. Tidak lama setelah itu, anak Omorfos datang dengan terburu-buru.
Mereka menunggu laporan hasil pemeriksaan Marcel dengan cemas. Tidak ada yang berani mengabari keluarga Marcel karena itu akan membuat masalah menjadi semakin besar.
Papa Marcel pasti akan marah besar saat tahu anaknya berkelahi sampai keadaannya seperti itu. Mereka tidak mau membuat Marcel berada dalam masalah.
Garvin dan teman-temannya bisa bernafas lega saat melihat hasil pemeriksaan Marcel yang menyatakan kalau tidak ada luka dalam yang terjadi.
Meskipun begitu, Marcel harus dijahit di beberapa bagian. Untuk luka ringan, dia hanya membutuhkan salep saja untuk pengobatannya.
•••
Ternyata Marcel masih bisa guys untuk melihat Matahari esok 🤣
Ketika kamu bisa berjuang dan menghadapi musibah yang menghampirimu, maka sejatinya kamu adalah seseorang yang telah berhasil untuk membuktikan bahwa kamu adalah sosok yang kuat(人 •͈ᴗ•͈)
KAMU SEDANG MEMBACA
we are different {On Going}
RandomIngin mengukir kisah ini dalam diam. Menyebut namamu dalam doa. Meyakinkan hati, bahwa mencintai bukan berarti bisa memiliki. Keinginan harus pupus kala Nanda Aprilia Sehana mendapati satu fakta yang selamanya akan menjadi pembatas besar untuk peras...