✨Makanan Favorit ✨

97 94 14
                                    

lihatlah apa yang disampaikan, dan jangan melihat siapa yang menyampaikan
~Gio Alvaro~

Di tengah kediaman rumah Nanda, seperti biasa pembelajaran tadi di sekolah ia mempelajari lagi di rumah dengan penuh semangat.

kruyk...

"Aduh gue belum makan malem lagi, mana si nek lampir juga engga masak."

Kemudian, ia meletakkan bolpoin dan buku nya di atas meja ia hendak keluar untuk mencari makan malam.

"Gue izin dulu kali ya? sama bang Gio entar kalau ga izin kena ceramah lagi."

Ia pun berjalan melangkah kan kaki nya menuju kamar nya Gio, bisa di bilang kamar Gio sangat indah karena di penuhi kaligrafi yang di buat dari tulisan tangan Gio sendiri.

"Tok tok tok!"

Karena pintu nya juga engga di buka oleh Gio maka Nanda memutuskan untuk membuka pintu dengan sendirinya, dan terlihat lah Gio duduk di atas sajadah sambil mengaji

"Masyaallah abang gue suara nya merdu banget, gue jadi pengen jodohin dia sama si Lara."

Ya, bisa di bilang keluarga Ardian merupakan Sosok yang faham akan agama karena sebelum kepergian ibu mereka, ibu nya selalu mengajarkan tentang ilmu agama agar anak-anak nya, tumbuh kembang menjadi anak yang Sholeh-shalihah. Akan tetapi, setelah sosok ibu Nanda hilang dari kehidupan nya, dan datang nya Aisyah di dalam kehidupan nya sekarang ia menjadi bodoh amat terhadap ajaran yang dulu telah di berikan ibu nya.


Karena ia tidak mau mengganggu abang nya yang sedang membaca ayat suci, maka ia memutuskan untuk pergi sendiri mencari makanan.

"Gue pergi sendiri aja kali ya? kan warung makanan kesukaan gue ga terlalu jauh," monolog Nanda.

Ia pergi dengan menggunakan  Hoodie bewarna hitam senada, dan rambut nya ia biarkan tergerai, ia memutuskan untuk berjalan kaki.

Di tengah perjalanan ia melihat sosok yang ia kenal, kemudian sosok itu mendekat ke arah Nanda.

"Buruan naik."

"Aaa demi apa gue mau di tumpangi sama cogan."

"Cepat atau gue tinggal."

"Eh iya gue naik."

"Lo mau kemana?" tanya Marcel

Ya, sosok itu adalah Marcel setelah pulang dari balapan ia melihat sosok Nanda yang tengah berjalan kaki malam hari. karena kasihan ia berinisiatif untuk memberikan tumpangan kepada Nanda.

"Gue mau nyari Empek-empek."

"HAHAHA aneh banget lo, suka makanan kampungan."

"Makanan kampungan lo bilang! Itu makanan favorit gue tau dari kecil jadi ga boleh di hina."

"Oke gue temanin lo makan, makanan kampungan."

"Anjir nyebelin banget nih orang, untung gue sayang hehe" batin Nanda

Setelah sampai di warung Empek-empek kesukaan Nanda, lalu ia pun langsung memesan makanan tersebut dengan senang hati.

"Buk Empek-empek nya kaya yang biasanya ya."

"Oke nak ibu buatin dulu."

Karena ia asik dengan memesan Empek-empek kesukaan nya sehingga ia melupakan bahwa ada Marcel di samping nya

"Eh lo ga mau nyobain makanan kesukaan gue? enak banget tau."

"Sorry gue gak level makanan begituan."

"Dih sok banget."

"Nih neng Empek-empek nya."

"Oke makasih buk."

"Buset nih orang banyak banget makan nya."

Setelah 30 menit berlalu Nanda makan, Marcel pun berniat untuk mengantarkan Nanda pulang ke rumah nya.

"Ayo gue antar."

Ada kesenangan di lubuk hati Nanda yang paling dalam karena di antar lagi oleh Marcel.

"Serius lo, aaa lo baik banget sama gue." ucapnya dengan penuh kesenangan.

Hanya keheninganlah kini yang menyapa mereka tidak ada topik
pembicaraan di dalam nya, dan pada akhirnya mereka pun telah sampai di rumah Nanda.

"Makasih ya Cel malam ini Lo baik banget udah anterin gue, mau mampir dulu engga?"

"Gausah ini udah malam."

"Oke gue masuk dulu papay Cecel." Sambil melambaikan tangan nya kepada Marcel.

"Lucu," batin Marcel lalu ia pergi sambi mengendarai motornya.

Ketika Nanda memasuki rumah nya ia mendapatkan pertanyaan oleh Aisyah ibu sambung nya.

"Nak laki-laki tadi itu siapa?" tanya nya lembut.

"Bukan urusan lo!"

"Nak kamu tau kan bahwa seorang perempuan tidak boleh berdekatan dengan yang bukan mahram nya."

"Cuih ga boleh berdekatan tapi boleh nya apa! Mendekati suami orang kah?"

"Aduh dari tadi di cariin gak ketemu rupanya habis jalan sama cowo, tanpa izin lagi " ucap Gio

"Hehe tadi Nanda udah izin tapi bang Gio lagi baca ayat suci jadi takut nya ke ganggu."

"Nan yang di bilang oleh mama Aisyah benar ga boleh berdekatan sama yang bukan mahram."

"Ih abng sama aja kaya nek lampir, nenek lampir itu hanya pandai menyeramahi doang tapi dia ga sadar diri."

"Jangan lihat dari orang nya Nan, tapi lihatlah apa yang di Sampaikan nya," ucap Gio sambil menasehati adiknya.

•••

Kesalahan terbesar yang manusia lakukan adalah tidak bisa melihat kebenaran dari sudut pandang orang lain(⁠◔⁠‿⁠◔⁠)




we are different {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang