Gue lelah terluka, Gue lelah berpura-pura seolah
semuanya baik-baik saja.
~Nanda Aprilia Sehana~Setibanya di rumah Nanda langsung memasuki rumah dengan santai tanpa peduli ada Ardian dan Aisyah disana.
Bodo amat!
Namda hanya melirik sekilas malalui ekor matanya. Tapi baru saja kakinya menaiki dua undukkan tangga Nanda terpaksa menghentikan langkahya saat suara Ardian terdengar.
"Kalau masuk ke dalam rumah ucap sal-"
"Assalamu'alaikum," potong Nanda cepat tanpa melihat ke belakangnya.
Sedangkan Gio ia baru saja memarkirkan motornya di dalam garasi.
"Jangan seperti anak kecil Nan!" Ardian berusaha menahan emosi melihat tingkah laku putrinya. Nanda tertawa pelan mendengar pernyataan Ardian lalu gadis itu membalik tubuhnya menatap semua orang di sana.
Yah, apa lagi kali ini?
Sial! Dia lelah sekali!
"Benar sekali, itu yang Nanda ingin dimana keluarga kecil kita masih utuh, dan itu hanya ada waktu Nanda kecil sebelum papa menghancurkannya! Jangan paksa Nanda untuk menjadikan dongeng kalian nyata. Nanda capek pa."
Diakhir kalimat hanya terdengar lirihan. Tanpa sadar air mata mengalir di pipi Nanda tanpa dapat ia cegat. Dengan kasar gadis itu menghapus air matanya.Dia bukan wanita cengeng!
"Berhenti Nanda! Duduk di sini!" ucap Ardian dengan nada tak terbantahkan saat melihat Nanda menaiki undukkan tangga. Namun gadis itu tetap diam dan mengabaikannya.
"Nanda Aprilia Sehana!" panggil Ardian dengan nada tegas kentara sekali pria yang berstatus sebagai papa nya itu menahan amarah.
Nanda mendengus pelan, Mau tidak mau gadis itu menuruti ucapan Ardian. Nanda menuruni tangga dengan malas. Saat sampai gadis itu duduk di samping Ardian dengan wajah kesalnya.
"Apa lo, liat-liat gue!" hardik Namda pada Aisyah membuat perempuan itu hanya mampu menunduk tidak lagi menatap Nanda terang-terangan.
"Jaga bicaramu Nan!" tegur Ardian.
"Pa, jangan bentak Nanda," ujar Gio yang duduk di samping Aisyah.
"Diam kamu, kamu sama saja seperti dia anak pembangkang!"
"Papa kecewa sama kamu Nan," ucap Ardian membuka suara dengan nada kecewanya yang langsung Nanda tangkap.
Kemudian Nanda menghidupkan laptop miliknya dan menampilkan foto-foto Nanda tanpa berhijab saat di sekolah maupun di luar sekolah.
Nanda tertawa miris dalam hati. Dia tidak perlu kaget, karena sebelumnya ia sudah menduga ini akan terjadi. Karena Ardian mempunyai banyak jaringan tentu saja hal semacam ini tidak sulit dilakukan. Ya, memata-matai dirinya layaknya penjahat. Miris memang.
Menyebalkan!
"Kenapa kamu begini Nan?" tanya Ardian lirih dan menatap Nanda sendu. Gadis itu menunduk ia tidak pernah sanggup melihat itu. Nanda mengaku salah Ardian pasti malu mempunyai anak sepertinya karena ia terlahir dari keluarga yang taat agama.
"Setidaknya jalani kewajibanmu kei, papa capek ngadapin kamu." Seketika Nanda mengangkat kepala saat kalimat itu di dengarnya. Gadis itu tersenyum miring.
"Papa capek? Kenapa tidak Papa titipkan saja Nanda ke panti asuhan," ucap gadis terkekeh miris dengan air mata berderaian di pipinya.
Selalu seperti ini, sial—kenapa ia harus menangis!
"Papa akan menjodohkanmu selesai sekolah!" ucap Ardian akhirnya membuat Nanda tersentak kaget yang benar saja ia akan di jodohkan, bukan kah dia udah menaruh rasa kepada seseorang?
"Nanda nggak mau!" ucapnya gadis itu lantang membantah.
"Gue kan suka nya sama Marcel," batin Nanda
"Setuju atau tidak, papa akan tetap menjodohkanmu," balas Ardian tak terbantahkan.
Nanda mendesis pelan, lalu pandangannya jatuh pada Aisyah.
"Ini lo ya, yang ngusulin ke papa gue. Ck! dasar nenek lampir lo!" ucap Nanda bersungut-sungut pada Aisyah. Lalu tanpa bicara ia beranjak pergi dan tidak menghiraukan lagi panggilan dari Ardian.
"Ma tolongin Nanda," lirih gadis itu memejamkan matanya.
•••
Rasa lelah itu pasti ada, namun dia perlahan akan menghilang tetapi usaha dari rasa lelah itu tak akan pernah hilang bagi mereka yang kita berikan manfaatnya.(◕ᴗ◕✿)
KAMU SEDANG MEMBACA
we are different {On Going}
RandomIngin mengukir kisah ini dalam diam. Menyebut namamu dalam doa. Meyakinkan hati, bahwa mencintai bukan berarti bisa memiliki. Keinginan harus pupus kala Nanda Aprilia Sehana mendapati satu fakta yang selamanya akan menjadi pembatas besar untuk peras...