✨Sebuah luka✨

86 85 16
                                    

"Mungkin Tuhan menciptakan gue untuk membahagiakan bukan di bahagiakan."
~Zehan Dafa Samudera~

Marcel dan beberapa anggota Omorfos sedang duduk dirooftop sambil mengisap rokok di sela-sela jari dan sesekali mereka tertawa bersama oleh tingkah konyol dari Garvin.

BRAKK!

Suara gebrakan pintu berhasil membuat tubuh mereka berlonjak kaget secara bersamaan, Marcel menatap ke pelaku tajam. Bisa dipastikan itu adalah pria dengan wanita terbanyak dia antara teman-temannya siapa lagi kalo bukan Varel Rovalno.

"Astaghfirullah! Untung gue gak serangan jantung, kalo sampai gue serangan jantung! Gue serang balik jantung lo!" Ketus Garvin.

Varel hanya mengedikkan bahunya acuh "gue punya kabar gembira buat lo semua."

Mereka semua saling pandang satu sama lain seolah-olah bertanya kabar apa yang di maksud oleh Varel, kecuali Zehan ia tampak biasa saja seolah tidak ingin tau kabar tersebut.

Varel melirik ke arah Zehan yang sedang fokus bermain gadget "Lo ga penasaran Var? tanya Varel kepada Zehan.

Yang di tanya pun ia hanya menggeleng kepala nya sebagai jawaban tidak, dia berpikir bahwa  berita yang di bawakan Varel tidak akan penting bagi kehidupan nya.

Varel pun berdecak oleh reaksi Zehan. "Jadi kabar gembira nya adalah...." Varel sengaja menjeda ucapan nya agar geng Omorfos semakin penasaran di buat Varel.

"UDAH VAR TEH POIN AJA! JANGAN BIKIN KITA PENASARAN! ujar Garvin.

"The poin kali Agar-agar ."

"Sorry ngab gue typo."

"Hehe oke guys jadi kabar gembira nya adalah.. GUE PUNYA PACAR BARU LAGI... HORE! heboh Varel sambil bertepuk tangan.

Sontak semua geng Omorfos membulatkan matanya "Heh curut! Lo gak inget pacar lo udah lebih selusin! Masih aja cari pacar lagi! ujar Marcel.

"Iri aja lo, sorry gue gak kaya lo Marc yang belum berdamai dengan masa lalu." Varel langsung menjulurkan lidah nya.

"Nanda?" batin Marcel, sambil tersenyum mengingat nama gadis itu.

"Pacar banyak kok bangga, lihat nih gue kaga ada." ujar Garvin.

"Itu sih derita elu." ujar Varel.

Zehan memutar bola mata malas nya malas melihat perdebatan kecil dari teman-temannya, Zehan memasang earphone di kedua telinga nya dan langsung merebahkan dirinya di bangku yang sudah disusun  menjadi panjang, lengan kirinya menutupi kedua matanya agar tidak terkena matahari langsung.

"Lo mau bolos lagi Han?" tanya Garvin dan di balas hanya deheman singkat dari Zehan.

"Lo udah sering kali Han bolos__"

Zehan langsung bangun dan mengubah posisinya menjadi duduk sambil melirik Varel tajam, ia Paling tidak suka ketenangan hidupnya di ganggu oleh orang lain.

"Jangan ada yang ganggu gue tidur!"

"Tobat lo Han, ingat ada orang tua lo yang harus di bahagiakan ujar Marcel menasehati.

"LANTAS BAGAIMANA HIDUP GUE YANG JAUH DARI KATA BAHAGIA! APA MEREKA MIKIR PERASAAN GUE GIMANA! GUE CAPE MARC! TIAP HARI HANYA PERTENGKARAN YANG GUE DENGAR! MEREKA EGOISS!!!"

"KAPAN GUE BAHAGIA KAPAN!"

"Adakalanya ketika gue capek, gue akan menyerah dengan takdir di kehidupan fana ini." lirih Zehan.

Mereka yang ada dirooftop pun bungkam oleh penuturan seoarang Zehan, mereka tidak ada yang berani menanyakan lebih dalam lagi tentang kehidupan Zehan. Karena mereka takut Zehan akan tambah bersedih ketika mereka bertanya menyangkut tentang masalah kehidupan Zehan. Maka mereka lebih memilih untuk diam dari pada berkata-kata.

•••

Terlalu sering bermain dengan luka hingga lupa apa itu bahagia.(⁠╯⁠︵⁠╰⁠,⁠)

we are different {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang