Jangan lupa bahagia, karena pura pura itu menyakitkan.
~Zehan Dafa Samudera~Sekitar 15 menit menempuh perjalan akhirnya mereka berdua telah sampai ketepat mereka tuju yaitu TPU. Zehan terus saja bergelut dengan pikirannya, mengapa mereka malah ke TPU? Bukannya mereka mau menemui mama Nanda?. Apa mungkin cewe di sampingnya ini ziarah dulu ketempat kakeknya atau bahkan neneknya pikir Zehan tanpa mau bertanya terlebih dahulu.
Otak Zehan masih sedikit ngelag. Banyak pertanyaan yang terlintas diotaknya. Namun pertanyaan-pertanyaan tersebut dia telan begitu saja sepertinya ia tidak akan menanyakan itu kepada Nanda. dia lebih baik mengikuti langkah gadis ini dari belakang.
Hingga sampailah mereka kesebuah makam, siapa lagi kalau bukan makam Mama Nanda. Satu gundukan tanah bersampingan bertuliskan Siska Andriana seorang yang telah melahirkan dan membesarkannya selama ini. Akan tetapi sekarang tidak ada lagi sosok ibu di dalam kehidupannya.
Sepertinya otak lemot Zehan kini mulai mencerna semuanya, setalah mendengar perkataan dari Nanda.
"Assalamualaikun mah," ucap Nanda sambil berjongkok di samping pemakaman mama nya itu.
Zehan mulai sadar seketika ada rasa tak enak hati di benaknya. Mengapa gadis ini tadi ketika di jembatan bercerita seolah-olah ibunya masih ada sekarang ia faham meskipun mama Nanda telah tiada tapi di dalam hati Nanda yang paling dalam mama nya itu tetaplah ada.
Ternyata seorang yang telah melahirkan gadis ini sudah meninggal? Itulah yang ada di pikirannya saat ini.
"Maaf ya ma, Nanda baru bisa datang sekarang," ucapnya sambil mengelus makam mama nya.
"Mama baikkan ma? Oiya mah Nanda bawa seseorang kesini" ucapnya sambil memutar kepalanya menghadap Zehan.
"Namanya Zehan, satu sekolahan juga ma, sama Nanda. Tapi tadi Nanda lihat Zehan mau bunuh diri, terus Nanda marahin deh. kan kasihan kalo Zehan beneran bunuh diri, ntar engga di terima lagi di akhirat." Kekeh Nanda, sambil menatap gundukan tanah yang berada di depannya.
"Bolehkan ma, kalau Zehan tinggal dirumah kita? sambung Nanda, sambil mengelus batu nisan mamanya.
Zehan yang mendengar itu ntah mengapa merasa hatinya menghangat. dia bisa melihat bagaimana gadis ini waktu menghentikan aksi bunuh dirinya gadis ini terlihat kuat, namun sekarang? gadis ini terlihat sangat rapuh.
"Hai Tante,"
"Saya Zehan. Zehan bersyukur banget tan, ketemu Nanda malam ini. karena niat Zehan yang keji Zehan urungkan karena ada sang penyelamat yaitu anak tante." ujar Zehan.
"Mama tau engga ma.., kalau Nanda mulai jatuh cinta sama seseorang, nama nya Marcel. Tapi Nanda punya panggilan khusus ma, jadi Nanda panggil nama Marcel dengan sebutan Cecel hehe lucu kan ma? Padahal kami baru kenalan ma, Entah kenapa Nanda langsung jatuh hati pada nya? Dia baik banget ma.. dia peduli sama Nanda, dia sayang sama Nanda tapi ma.... Lirih Nanda.
"Nanda sama dia engga akan pernah bersatu ma, kami engga akan pernah menjadi satu ikatan yang halal dia nonis ma.. Tapi boleh engga ma, Nanda tetap memperjuangkan cinta Nanda..?" sambung Nanda.
Kini air mata yang sedari tadi ia tahan akhirnya jatuh juga, ia tak tahan harus berpisah dengan Marcel. Bohong kalau ia saat ini bisa secepat kilat melupakan seseorang yang sudah tertulis di hatinya.
"Gue janji Nan, bakalan ngelindungi elo terus dan enggak segan-segan ngabisin orang yang telah nyakitin lo." batin Zehan.
Setelah curhat, membersihkan makam dan mendoakan Mama Nanda, mereka pun bergegas untuk pulang kerumah Nanda.
Ketika mereka sudah sampai didepan rumah, mereka dengan kompak langung mengucapkan salam, dan langsung di jawab oleh Gio.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam" ucap Gio, yang memperhatikan Nanda dengan sekarang cowo
"Eh Nanda udah pulang, alhamdulillah. Tadi rencana abang mau nyariin Nanda karena kamu lama banget."
"Hehe tadi Nanda ke pemakaman dulu bang."
Mata Gio tak sengaja melihat laki-laki tampan yang berada dibelakang Nanda. "Itu siapa nan? Kenapa bisa kamu bawa ke sini, kamu culik ya?" Tanya Gio.
"Enak aja ntar deh Nanda jelasin gimana tragedi nya, ohw iya kenalin bang ini Zehan"
"Zehan, kenalin ini bang Gio abang kesayangan gue."
"Hai bang, nama gue Zehan" ucapnya gugup. Jujur saja ia merasa gugup sekarang.
"Hai gue Gio, santai aja kali gak usah gugup kalo sama gue."
"Bang Nanda mau izin untuk beberapa hari ini Zehan tinggal rumah kita dulu ya?" mohon Nanda Kepada Gio agar Zehan bisa
"Ohw ya udah boleh banget...biar bang Gio engga kesepian, kalau gitu abang anterin Zehan kekamar dulu ya Nan. Kamu juga Jangan lupa istirahat, kalau baca novel jangan sampai larut malam." ujar Gio, menasehati adik kesayangannya.
"Oke bang." Sambil mengangkat kedua jari jempolnya.
•••
Wah! wah Nanda bakalan di lindungi banyak cogan nih.
Jangan iri readers🔥
Jangan lupa vote+komen+share cerita ini yaaa!
Please jangan jadi pembaca rahasia🤧
KAMU SEDANG MEMBACA
we are different {On Going}
De TodoIngin mengukir kisah ini dalam diam. Menyebut namamu dalam doa. Meyakinkan hati, bahwa mencintai bukan berarti bisa memiliki. Keinginan harus pupus kala Nanda Aprilia Sehana mendapati satu fakta yang selamanya akan menjadi pembatas besar untuk peras...