Hidup itu hanya tentang merelakan dan melupakan.
______________________________________________
Pada akhirnya, perpisahan bukanlah akhir dari segalanya. Namun, perpisahan adalah sebuah bab yang harus ditutup agar cerita baru bisa dimulai.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Kinara memasuki cafe yang di beritahu oleh Asha, namun ternyata teman-teman nya belum datang, netra gadis itu tak sengaja melihat pria yang cukup ia kenal di yang baru saja turun dari motor.
"Naren? Ngapain tuh anak ke sini" Gumamnya ia benar-benar tidak tahu alasan Asha menyuruh nya datang ke cafe ini, Asha hanya bilang jika ada hal penting yang ingin di bicarakan.
Kinara tak memperdulikan Naren ia berjalan mencari tempat duduk, namun tiba-tiba seorang pria datang menghampiri nya.
"Kinara ya?" Tanya pria tersebut, Kinara mengangguk.
"Lo masih inget gue gak?" Tanya lagi pria itu, Kinara mengamati wajah pria tersebut seperti pria itu tak asing bagi nya.
"Lo Kala?" Tebak Kinara, "Kalandra?"
"Yap ini gue!" Jawab pria yang bernama Kalandra itu.
"Lo kemana aja sialan?" Tanya Kinara tak santai.
"Gue baru pulang dari LA, oh ya gimana kabar Abang Lo?"
Kinara diam tak bergeming mendengar pertanyaan dari Kalandra, lidah nya terasa kelu untuk menjawab hal tersebut.
"Hei?" Kalandra membuyarkan lamunan Kinara.
"E-emang Lo gak tahu ya?" Tanya Kinara lirih.
"Jadi itu beneran Nar?" Pria itu bergerak ingin memeluk Kinara namun sebuah suara menghentikan aksinya.
"Gak tau diri banget di tempat umum gini pelukan," sinis Naren yang dari tadi melihat interaksi Kinara dan juga Kalandra.
Kalandra Gaviersahabat dari mendiang Abang nya, Kalandra cukup dekat dengan Kinara dan teman-teman Kinara mereka sering menghabiskan waktu bersama sebelum Kalandra melanjutkan pendidikan nya di LA.
***
"Bisa-bisa nya abis bensin," Gumam Elmira menendang motornya karena kesal.
"Gak tau waktu banget sih nih motor."
"Mana gak ada tukang bensin yang Deket lagi," Elmira berdecak kesal.
Terdengar suara motor dari arah belakang namun Elmira tidak memperdulikan hal itu, ia sibuk mengrutu.
"Ngapain Lo?" Sebuah suara mengangetkan Elmira membuat ia berbalik badan-badan dengan perasaan yang was-was.
"Anjir! Elvano ngagetin aja ish," Kaget Elmira, gadis itu memejamkan matanya sambil menetral kan denyut jantung nya.
"Ngagetin apaan? Lo pikir gue setan apa," sahut Elvano berjalan mendekati Elmira.