35. do you know us?

288 14 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Rasanya seperti mimpi, semuanya terjadi begitu cepat dalam hitungan detik. Anggota FESIA hanya bisa menatap gedung yang sudah terbakar dengan perasaan campur aduk, tatapan mereka sayu, lemas, bahkan tubuh mereka gemetar. Namun, berbeda dengan Clara, gadis itu seperti sudah mati rasa, dia hanya terdiam, bahkan tidak ada perasaan sedih, maupun khawatir dalam diri gadis itu. Clara merasa sedikit puas dengan apa yang terjadi sekarang, tapi ia juga sedikit sedih karena suatu hal.

Asha menatap gedung tua yang sudah hancur itu dengan tatapan berkaca-kaca. Bulir air mata gadis itu seketika menetes kebawah. Dia tidak bisa berkata-kata, rasa nya benar-benar hampa, kosong.

"Ini bukan kesalahan, Naren, atau tiger geng," ucap Clara dengan tiba-tiba. Membuat semua pasang mata menoleh kearah nya.

"Why? Kenyataan nya kan? Dia yang nekat datang ketempat ini. Maybe, tiger geng aja merasa ke bebanin gara-gara ada Kinara," lanjut Clara dengan perasaan kesal.

"Gak usah terlalu mendewakan, Kinara!"

"Lo benar. Tapi, seenggaknya simpan dulu dendam lo," sahut Albian menatap tajam Clara.

"Salah lagi gue," gumam Clara memutar bola mata malas.

"Kita balik aja," ujar Kenzo, berbalik arah.

"Bang? Lo gak mau nyari Kinara dulu?" Tanya Devan.

"Nyari dimana hah? Dia udah jadi abu!" Sosor Clara dengan pedas.

"Jaga mulut lo," bisik Albian tajam.

"Lo diam, gak guna," ucap Elmira menatap tajam Clara.

"Iya, kayanya Kinara udah jadi abu," kata Kenzo, menatap satu persatu mereka.

"Cari dulu! Siapa tau dia udah keluar bareng tiger geng," ucap Ciara menghentikan langkah Kenzo.

Netra Kenzo kembali melihat kepulan asap yang bersumber dari gedung itu. Kenzo menghela nafas, apa mungkin Kinara masih hidup? Atau dia sudah terbakar disana.

"Iya, kak. Siapa tau Kinara udah keluar sama anak-anak tiger geng," sahut Kinan, membenarkan ucapan Ciara.

"Lo yakin, Nan? Lo gak butakan?" Sarkas Clara.

"Lo yang buta, sialan!" Kesal Kinan, menatap tajam Clara.

"Si Clara kesurupan dah kayanya," ucap Devan, mengejek.

"Seharusnya lo gak usah ikut!" Ujar Elmira dengan kesal.

Mereka semua hanya bisa menghela nafas. Baju yang mereka kenakan sedikit kotor karena terkena abu. Sebenarnya mereka merasakan sesak, karena asap dari gedung tua itu. Mereka merasa bingung, harus berbuat apa, pikiran mereka benar-benar kosong.

Do you know us?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang