***
Ciara memandang pintu rumah bercat coklat di depanya, gadis itu menghela nafas membuka pintu dengan perlahan takut mengganggu orang yang ada di dalam nya.
Gadis berperawakan tinggi itu berjalan menaiki tangga satu persatu dengan lemas dan tidak berekpresi sedikit pun.
"Bagus! Anak gadis pulang larut malam seperti ini, mau jadi apa kamu?"
Langkah kaki Ciara terhenti ketika mendengar suara laki-laki yang sangat ia kenal. Ciara memejamkan mata nya dan menghela nafas, gadis itu tidak menggubris ia melanjutkan langkahnya.
"Hargai saya sebagai Ayah kamu, Ciara."
Laki-laki berusia 45 tahun itu menatap sedih keatas tangga yang dimana putri kecil nya tengah berada di sana. Amar___Ayah kandung Ciara yang hanya 1 tahun sekali berada di rumah.
"Turun, Nak. Kita bicara," ucap Amar dengan lembut.
Amar tidak terlalu berharap putri kecil nya itu menurut kepada nya. Ia tahu pasti ini kesalahan nya yang membuat Ciara seperti ini.
Ciara tertegun ketika sang ayah mengeluarkan kata-kata dengan nada begitu lembut, sudah lama ia merindukan nada seperti ini, gadis itu terdiam di tengah-tengah anak tangga. Tanpa di berizin pun air mata Ciara luruh, rasa rindu yang tidak bisa ia jelaskan membuat dirinya lemah. Menangis bukan lah kepribadian yang di miliki oleh Ciara.
"Sesek banget," gumam Ciara, gadis itu menunduk dan memutuskan untuk turun menemui Ayah nya.
Ciara berlari kecil turun dari tangga, tanpa aba-aba gadis itu memeluk sang ayah dengan erat. Tanpa di minta pun tubuh Ciara bergetar ia menangis di dalam pelukan sang ayah, yang katanya cinta pertama anak perempuan.
Amar menerima pelukan Ciara dengan hangat, pria itu mengelus punggung putri nya dan mengecup puncak kepala gadis kecilnya.
"Maaf, maaf, maafin Ayah, Ciara."
"Maafin ayah Ciara, maaf."
Kata maaf terus berulang kali keluar dari mulut Amar, pria itu menyesal harus terus menerus meninggalkan kan Ciara sendiri di kota besar seperti ini, tanpa bimbingan orang tua.
"Ciara kangen..." Dua kata keluar dari mulut Ciara, suara gadis itu gemetar.
Amar, memiliki pekerjaan yang sangat berat. Pria itu selalu berpindah-pindah tempat, entah itu di kota maupun di luar negeri. Ia terpaksa harus selalu meninggalkan Ciara sendirian di kota besar seperti ini, ia melakukan hal seperti ini juga untuk masa depan Ciara, yang harus ia tata rapi. Amar dan istri nya sudah tidak ada hubungan sejak Ciara berusia 3 tahun, wanita itu pergi tanpa meninggalkan jejak sedikitpun. Entah apa yang terjadi sehingga ibu dari Ciara itu tega meninggalkan Ciara yang saat itu masih balita, masih butuh bimbingan dari seorang ibu.
Ciara sudah berusaha mencari keberadaan Ibu kandung nya, namun tidak ada sedikit pun cela untuk diri nya menemukan sang ibu. Ciara sudah lelah mencari dimana sang ibu, sehingga ia memutuskan untuk menganggap ibu nya sudah meninggal. Jahat memang, tapi ini untuk kembalikan mental dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Do you know us?
Teen Fictionjudul awal 5 SEKAWAN ______________________________________________ Kalian tidak akan tahu, sifat mereka bagaimana. Kalian tidak semudah itu menebak karakter di setiap tokoh nya. Pertemanan yang sering kali orang lain lihat, yang begitu baik-baik s...