07. do you know us?

532 23 0
                                    

***K

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***
K

inara dan teman temannya sudah sampai di tujuan utaman mereka. Terlihat wajah Asha sudah tidak bersahabat, gadis itu seperti nya sudah lelah dengan perjalan jauh dan membosankan nya. Perempuan itu duduk dikursi kayu yang berada di villa milik keluarga Kinara.

"Pegel banget gue! Capek lagi, pengen tidur,"  keluh perempuan itu dengan suara lemasya.

"Gitu doang capek," seru Ciara menatap Asha dengan malas.

"Hidup nya kalo gak ngeluh, ya tidur," sindir Elmira, kata seperti itu lah yang tepat untuk Asha.

"Biarin sih, hidup-hidup gue. Hidup tuh cuma sekali ya guys, rugi kalo kita engga ngeluh tiap saat, apalagi ninggali yang namanya tidur. Rugi bos! Rugi!" Jawab Asha dengan delikan matanya.

Hal itu mampu membuat teman temanya memberikan reaksi yang berbeda-beda, yang dikatakan Asha tidak salah juga. Namun, untuk dibenarkan pun tidak bisa.

"Muter aja disitu hidup lo," sambar Kinara.

"Bener Nar, gak ada seru serunya hidup dia," timpal Clara, membuat tatapan tajam Asha langsung tertuju pada nya.

"Kinara! Buka dong pengen masuk nih gue," suruh Asha.

"Tinggal masuk," ujar Kinara membuka pintu tersebut, "lah gak di kunci?" Tanya Asha, mereka berlima pun masuk kedalam villa tersebut, baru saja mereka masuk sudah di kejutkan dengan sebuah pisau berlumur darah yang tergeletak di lantai.

"Pisau bekas apaan Nar?" Tanya Clara sedikit gugup, pasalnya ia cukup takut dengan hal-hal yang berbau darah.

"Gue juga gak tahu Cla," sahut Kinara mengambil pisau tersebut.

"Di sini cuma ada pak Maman kan Nar?" Tanya Elmira di angguki Kinara. Pak Maman adalah orang kepercayaan Kinara untuk mengurus dan menjaga Villanya.

Kinara menyeringat saat tak sengaja melihat sebuah huruf kecil di gagang pisau tersebut, "A-D?" Gumam Kinara.

"Buang aja lah Nar, palingan tuh orang iseng," ujar Asha, seperti nya gadis ini sudah lelah dan mengantuk akibat perjalanan mereka.

"Iya Nar mending kita istirahat aja, capek gue," timpal Ciara.

"Yaudah kalian ke kamar aja duluan, masih inget kan letanya di mana?" Ucap Kinara.

"Gue masih mau di sini dulu," lanjut Kinara menyimpan tas nya di atas sofa.

"Yaudah deh kita duluan ya Nar," pamit Clara, di angguki Kinara, mereka berempat pun meninggalkan Kinara di sana.

Kinara mengeluarkan handphone di dalam tas kecil milikinya, ia masih memegang pisau tersebut, Kinara menyalakan kamerea handphone nya lalu ia memfoto pisau berlumur darah tersebut dan di kirimkan keseseorang.

"Mau main-main Lo sama gue," gumam Kinara tersenyum miring, Kinara meletakan pisau itu di atas meja, lalu ia bergegas menyusul teman-teman nya.

Tanpa Kinara sadari ada seorang pria yang tengah memantaunya di balik tembok dekat jendela luar, pria itu menggunakan pakaian serba hitam dan tak lupa pria itu menutupi wajahnya menggunakan topeng hitam, "permainan akan di mulai girl," desisi pria itu.

Do you know us?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang