34. do you know us?

289 17 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Pria berbadan kekar duduk di kursi kebanggaan nya. Pria itu terlihat sangat memukau dengan tampilan jas hitam yang membalut tubuh kekar nya, walaupun sudah tua, namun pesona pria itu tidak pernah hilang, tidak heran jika banyak dari perempuan sana yang meminta untuk menggantikan posisi mendiang istri nya. Namun, itu tidak akan pernah terjadi.

Drtt...drtt...

Lamunan Arsalan buyar ketika suara dering ponsel milik nya berbunyi. Pria itu menyeringat melihat nama sang penelepon. Arsalan menghela nafas, dengan malas pria tua itu menggeser ikon hijau di layar ponsel nya keatas.

"Ada apa?" Tanya Arsalan dengan tegas dan dingin.

"Pak, Kinara dalam masalah."

Deg!

Bayangan yang ada di pikiran nya pun terjadi. Arsalan sudah menebak nya, ini akan terjadi. Arsalan menatap sekilas foto Kinara yang ada di atas meja kerja milik nya. Pria itu menghela nafas berusaha tenang agar suara nya tetap stabil.

"Dimana putri ku?" Tanya Arsalan.

"Gedung tua. Markas Aksa," jawab pria di sebrang sana.

Ke Khawatir di dalam diri nya semakin bertahan ketika mendengar nama 'Aksa' pria itu memejam mata sejenak menetralkan rasa khawatir di dalam dirinya. Mungkin, jika melihat perlakuan Arsalan kepada Kinara seperti Ayah yang tidak menyayangi putri kecil nya. Namun, itu semua tidak benar rasa sayang Arsalan kepada putri bungsu nya itu sangatlah besar.

"Temukan putri ku, kembalikan dia dalam bentuk utuh dan tidak cacat sedikit pun."

Setelah mengucap kata-kata itu Arslan langsung menutup telponnya. Pria itu memijat pelipisnya dengan mata terpejam dan sikut bertumpu di atas meja. Takut, itu lah yang ia rasakan saat ini.

"Aksa. Saya tidak akan tinggal diam, jika putri ku sampai terluka, lagi."

"Kinara...Papa janji, kalau kamu kembali dengan keadaan sehat. Papa akan mempertemukan kamu, dengan mereka."

***

Bugh!

Aksa tersungkur akibat tendangan yang di layangkan oleh Naren, pria itu menyeringai ketika mendapat kan tatapan dingin dan tajam yang di berikan oleh Naren. Aksa terkekeh lalu bangun, dan sedikit menggosok jaket nya yang kotor.

"It's real bro, kenapa lo gak terima kenyataan itu?" Ucap Aksa menyeringai.

Aksa menghela nafas, pria itu berjalan semakin mendekat kearah Kinara dan Naren, "Lo berdua cuma beban," bisik Aksa.

Do you know us?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang