Halo!
Mungkin sedikit dari kalian ada yang bertanya-tanya, kenapa judul ceritanya di ganti?
Jadi aku memutuskan buat ganti cover dan judul cerita nya ini, karena menurut aku judul dan cover yang dulu, kurang menarik. Aku mau buat cerita ini jadi sedikit lebih menarik buat calon/ pembaca lama aku. Dan, menurut aku judul cerita yang sekarang, lebih masuk aja ke cerita nya!
***
Hari Senin menjadi hari paling termalas bagi mereka yang sangat enggan keluar dari hari libur. Lapangan SMA Pancasila saat ini sangat ramai karena akan melaksanakan kegiatan wajib hari Senin, yaitu melakukan upacara bendera. Namun, terlihat raut wajah kesal dari beberapa guru yang tengah mengatur barisan upacara, murid-murid nya ini sangat lah susah di ataur.
"Atur diri kalian masing-masing. Jangan buat bapak marah pagi-pagi seperti ini!" Tegas pak Harto---wakil kepala sekolah, sekaligus guru tertua di sana.
"Pak, aturlah anak anak mu ini, jangan lah marah," celetuk Elvano yang tengah mengikat kan dasi ke kepalnya.
"Diam kamu Elvano! Itu lagi, dasi di pakai di leher, bukan di kepala," tegur Pak Harto menatap tajam Elvano. Sedangkan, yang di tegur malah cengengesan seperti tidak punya salah.
"Lah, udah pindah fungsi ya?" Ujar Elmira, membuat Pak Harto seketika menghela nafas kesal.
Pak Harto hanya bisa menghela nafas, guru berpenampilan sangat rapi itu hendak melangkah kan kaki nya meninggal kan inti FESIA dan juga tiger geng. Namun, ia berputar badan lagi ketika melihat sesuatu yang janggal di antara mereka.
"Bapak lihat-lihat di sini ada yang kurang," ucap Pak Harto penganyunkan jari telunjuk nya kearah mereka.
"Tunggu, harus nya ini 10 orang," gumam nya, menyipitkan mata.
"OH! ini Kinara sama sama si Naren kemana? Bolos mereka?" Tanya Pak Harto bertele-tele.
Pertanyaan Pak Harto, sontak membuat raut wajah mereka berubah. Pak Harto melihat hal tersebut langsung terdiam, dan ada satu pertanyaan di benak nya 'ada apa dengan mereka?'
Pak Harto menunggu jawaban dari siswa-siswi yang membuat dirinya darah tinggi setiap harinya. Pak Harto berdehem, memberi isyarat jika dirinya marah karena, para murid di depan nya tidak menyahuti dirinya.
"Kinara sakit Pak, dan Naren lagi jagin Kinara," jawab Gavin, berhasil membuyarkan suasana.
Pak Harto menganggukan kepala,"bilangin sama temen kalian, jangan jagain orang sakit, nanti ketularan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Do you know us?
Teen Fictionjudul awal 5 SEKAWAN ______________________________________________ Kalian tidak akan tahu, sifat mereka bagaimana. Kalian tidak semudah itu menebak karakter di setiap tokoh nya. Pertemanan yang sering kali orang lain lihat, yang begitu baik-baik s...