Hidup itu hanya tentang merelakan dan melupakan.
______________________________________________
Pada akhirnya, perpisahan bukanlah akhir dari segalanya. Namun, perpisahan adalah sebuah bab yang harus ditutup agar cerita baru bisa dimulai.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Hujan deras terus mengguyur kawasan villa Kinara,angin kencang terus berhembusan membuat suasana disana sangat dingin.
Alvaro terus mengeratkan jaketnya, ia terus menggosok-gosokkan tangan nya agar ia mendapatkan celah hangat untuk dirinya.
"Aduh nih hujan gak reda-reda," ujar Gavin, ia terus bergumam sejak tadi membuat Alder jengah.
"Pawang hujan nya lagi turu makan nya nih hujan gak reda-reda," ucap Elvano.
"Ngaco Lo ah," sahut Elmira.
Sama seperti tadi setelah mereka makan tadi, mereka langsung berkumpul lagi di ruang tamu sambil menunggu hujan reda, namun hujan tak kunjung mereda sejak tadi membuat Naren dkk terus berada di Villa Kinara.
Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 20:34 itu artinya sudah setengah 9 malam dan hujan terus-menerus tak henti, bahkan sekarang hujan itu diikuti oleh gempuran petir, "kalian nginep aja lah disini," ujar Asha membuat semua orang menoleh kearah nya
"Dih? Yakali," sahut Elmira
"Bener kata Asha, kalian nginep aja kayanya hujan bakalan awet," ucap Clara.
"Liat aja nanti kalo hujan nya reda kita balik, kalo enggak ya nginep," ujar Naren, diangguki mereka.
"Ckk dingin banget sih," gumam Asha padahal ia menggunakan Hoodie yang cukup tebal, Alder menoleh ke arah nya, "Lo pergi aja ke kamar, kayanya udara dingin gak baik buat Lo," ujar Alder membuat Naren dkk melongo
"Anjir? AKHIRNYA YA ALLAH BATU INI NGOMONG PANJANG!" dramatis Elvano.
"Tadi berapa kata dia ngomong sha?"tanya Gavin dengan tampang julid nya.