18.

4.8K 376 31
                                    

Pasangan kekasih sejenis yang sedang menjalani hubungan jarak jauh antar benua, saat ini mereka baru saja selesai melepas rindu melalui sambungan video call dan berlanjut dengan obrolan ringan.

"Rasanya begitu nikmat sekali meski hanya menggunakan jari jariku sendiri. Bagaimana dengan kau, Congah sayang?" Jisoo berujar dengan puas.

"Tetap saja akan lebih nikmat lagi saat aku menggunakan jarimu itu secara langsung, Chu." Dijawab dengan malas oleh Rose dari seberang sana.

"Congah sayang, untuk saat ini kita seperti itu saja dulu, arraso?!"

"Lalu sampai kapan kita bermain dengan jari sendiri, Chu? Kenapa kau tidak ada pengertian sama sekali dengan aku yang selalu mendambakan jari jarimu itu." Rose yang merasa kurang puas itu langsung memalingkan wajahnya dari layar ponsel miliknya.

"Hei, kau tahu saat ini aku sedang disibukkan oleh pendidikan dan pekerjaanku. Ah, maafkan aku untuk itu, Congah sayang, dan aku belum punya banyak waktu untuk berkunjung ke sana. Lagi pula kenapa tidak kau pikirkan saja mengenai saranku itu. Bukankah lebih baik jika kau pindah saja ke Korea?" Ucap Jisoo.

Kata Korea yang diucapkan oleh Jisoo barusan itu berhasil mengingatkan Rose pada kejadian kemarin, yang mana secara tidak langsung Rose ikut ambil bagian menjadi biang kerok atas musibah yang menimpah pernikahan Lisa dan Jane.

Rose kembali menatap layar ponselnya. 

"Hmm, Chu. Bagaimana keadaan di Korea saat ini." Tanya Rose karena itu.

"Saat ini Korea sedang memasuki musim dingin. Kuharap libur musim dingin tahun ini kita bisa menghabiskan waktu berdua di Seoul, kau mengerti maksudku bukan?" Jisoo lalu mengulum senyum devil di bibirnya yang berbentuk love itu.

"Yeah, aku mengerti itu, aku akan segera mengurus surat pindahku ke Korea setelah ini. Yeah, seperti itu. Tapi,,, hmm, bagaimana kabar Jennie eonni di sana."

Jisoo menghela napas berat sebelum ia menceritakan kejadian siang tadi dengan raut wajah yang begitu senduh berikut ini.

"Jennie dan Jane, mereka berdua saling jambak jambakan seperti singa betina yang sedang kelaparan memperebutkan daging segar si Manoban sialan itu!" Jisoo memasang raut wajah geram saat ia menyebutkan nama Lisa barusan.

"Mwo?!" Rose bergidik ngeri dari sebrang sana, sebab ia sudah bisa membayangkan bagaimana mengerikannya kedua saudari kembar identik itu jika sedang berkelahi.

"Beruntung Jane tidak sampai mengalami benturan di bagian perutnya. Aku sungguh kasihan padanya." Jisoo kembali memasang wajah senduh bersama helaan napasnya yang berat.

"Haa, syukurlah, puji Tuhan, aku lega mendengarnya. Lalu, apa yang terjadi dengan Jennie eonni. Maksudku, hmm, apa kandungannya baik baik saja?!" Tanya Rose kembali setelah ia mengucap penuh syukur.

Jisoo, ia mengubah raut wajahnya menjadi terlihat begitu datar kepada Park Chaeyoung.

"Itu semua terjadi karena mulutmu yang terlalu jujur itu, Rose! Kalau saja kau tidak berkata dengan jujur pada Jane waktu itu, bibi Lee Dae Hee mungkin tidak akan terkena serangan jantung. Astaga! Kenapa kau begitu bodoh dengan pendidikan yang kau enyam saat ini, Park Chaeyoung?!"

"Ji,,, jinjja?! Bi,,, bibi Lee Dae Hee, kenapa bi,,, bisa sampai begitu?!" Rose menjadi gemetaran akibat ketakutan.

"Aisshh, kau ini! Tentu saja karena bibi Lee Dae Hee tidak sanggup menerima kenyataan tentang kedua putrinya yang hamil dari benih yang sama. Astaga, seharusnya kau tidak perlu mengatakan hal itu kepada Jane, karena Jennie belum tentu hamil bukan?! Aigoo, bajingan sekali kau Lalisa Manoban, rasanya ingin sekali aku memukul kepalanya itu!" Jisoo memukul apa saja yang bisa ia pukul akibat rasa geramnya terhadap si Manoban sialan.

I LOVE YOU BROTHER IN LAW(JENLISA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang