46.

2.9K 303 16
                                    

Brakkk

Limario baru saja menutup pintu mobil miliknya setelah ia dan Jubran berhasil masuk ke dalamnya.

Detik itu juga Limario dengan gerakan cepat langsung menyalakan mesin mobil miliknya lalu segera melajukan mobilnya itu untuk menghindari kejaran para awak media dan fans, menuju ke tempat tujuan mereka, yaitu ruangan merah.

"Haa, akhirnya kita bisa lepas dari kejaran para fans dan paparazi itu." Jubran bernafas lega sambil menyentuh dadanya.

"Aku tidak habis pikir dengan pola pikir mereka itu. Bagamana mungkin media itu bisa mengatakan bahwa orang yang berada di dalam video buram itu adalah kau. Media itu bahkan rela melakukan apa saja demi rating. Apa mereka itu tidak bisa membedakan mana yang asli dan mana yang palsu?! Sialan mereka itu!" Limario menggerutu kesal karena telah tersulut bara dari api cemburu, sambil sesekali ia meremas dan memukul setir mobilnya untuk melampiaskan segala perasaannya itu saat ini.

"Haa. Aku tidak perduli akan hal hal itu, karena rumor itu tidak begitu penting bagiku selagi video buram itu tidak berdampak buruk bagi karirku sedikitpun." Jubran menghela napasnya sebelum ia berucap sambil menempel mesra pada lengan kekar milik Limario.

"Dua penggemarmu dan pria itu benar benar konyol!" Limario mengeraskan rahangnya, kemudian ia mengulum senyum penuh cinta pada Jubran setelah ia menyadari kekasihnya itu tengah bergelayut manja di lengannya.

"Kau sangat manis jika sedang terbakar api cemburu, Limario sayang, hehe."

"Ah, kalau begitu berikan aku kecupan di sini." Limario menyerahkan bibirnya ke arah Jubran di sela matanya yang tengah fokus memandang ke arah depan kaca mobil saat ini.

Tanpa berpikir lebih panjang, Jubran langsung mengindahkan permintaan dari Limario barusan.

"Emmhhh."

"Emhhhh."

Setelah itu kecupan singkat itu, Jubran bertanya berikut ini,

"Lim, aku sudah mengenalkan kau pada keluarga besarku, lalu kapan giliranmu yang akan mengenalkan aku sebagai kekasihmu kepada keluarga besarmu di Korea Selatan, hem?"

Senyum penuh cinta di bibir tebal itu langsung tergantikan dengan helaan napas, saat setelah si pemilik bibir tebal itu mendengarkan pertanyaan yang terdengar serius barusan.

Empat bulan telah berlalu, namun ikatan tali persaudaraan di antara Limario dan Park Jiyeon belum juga memberikan tanda tanda yang mengarah kepada dirinya yang akan diizinkan untuk bisa kembali lagi ke Korea sesuai dengan apa yang pernah bibinya itu ultimatumkan kepadanya.

"Jubran sayang, bukankah aku sudah pernah bercerita padamu mengenai hal itu sebelumnya?" Jawab Limario setelah ia membawa tubuh milik kekasihnya itu ke dalam rangkulan tangannya.

"Hmmm." Jubran mengangguk manja di dalam rangkulan cinta dari Limario.

"Tidak ada yang bisa kau harapkan dari perkenalan itu. Aku hanya seorang diri meski aku memiliki ayah, bibi, dan juga sepupu. Kuharap kau memahami hal itu setelah kau mengetahui kebenaran itu langsung dari mulutku." Limario lalu mengecup ujung kepala milik Jubran dengan lembut.

"Mohon maaf, bila kenyataan dari latar belakang keluargaku tidak seperti apa yang kau harapkan sebelumnya. Inilah aku, hidup dari belas kasihan yang diberikan oleh daddyku dan keluarganya." Limario melanjutkan kembali ucapannya dengan senyuman getir di bibirnya di tengah matanya melihat fokus ke arah depan. 

I LOVE YOU BROTHER IN LAW(JENLISA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang