35.

3.3K 368 47
                                    

"Haa."

Dari atas ranjang mewah yang terdapat di dalam kamar utama villa Eurwangni, Jennie baru saja menghela napasnya akibat menahan rindu pada sosok saudara iparnya.

Kemudian mata kucingnya memandang harap pada ponsel baru miliknya yang selalu setia tergeletak di sampingnya.

Yang mana ponsel itu dibelikan khusus oleh Lisa kemarin yang memang sengaja ia suruh dengan alasan agar ia bisa menghilangkan jejaknya dari pencarian keluarganya saat ini.

"Baby, dimana kau?"

Dari senja hari kemarin sampai kepada siang hari ini, Lisa belum juga menghubungi dirinya, sehingga alasan itu membuat Jennie dirundung gelisah tidak karuan saat ini.

"Haa, aku merindukanmu, baby." Jennie berkata sendu pada bantal yang sedari tadi berada di dalam pelukan rindunya itu.

Jennie lalu menarik napasnya dengan panjang lewat hidungnya untuk menghirup aroma tubuh milik saudara iparnya yang masih tertinggal di bantal itu.

"Kenapa begitu sulit untuk bisa mendengarkan suaramu saja, baby?"

Meski Jennie sudah tahu pasti apa alasan di balik kenapa Lisa belum juga menghubungi dirinya, tetapi itu belum cukup untuk menenangkan hatinya sebelum ia mendengarkan suara merdu dari saudara iparnya yang dapat menenangkan hatinya itu.

Cekrekkk

Bahkan suara pintu kamarnya yang terbuka barusan itu tidak mampu membuka kelopak matanya akibat masih merasakan aroma tubuh milik saudara iparnya.

"Nona, sudah waktunya kau minum susu." Bibi Krystal datang membawa nampan yang di atasnya terdapat segelas susu khusus ibu hamil, dan juga terdapat beberapa jenis buah buahan segar yang telah berbentuk potongan potongan kecil.

Bibi Krystal tersenyum tipis melihat tuannya yang sedang memeluk bantal itu dengan begitu posesif.

"Nona Jennie, kau bisa melanjutkannya kembali setelah kau menghabiskan cemilanmu ini, arraso?" Bibi Krystal sambil meletakkan nampan itu ke atas nakas, kemudian ia menarik bantal itu dengan lembut.

"Bibi?" Jennie sedikit merengek akibat ia yang sama sekali tidak rela melepaskan bantal itu.

"Ya, baiklah, nona. Kalau begitu biarkan aku membantumu untuk menghabiskan cemilanmu ini." Bibi Krystal segera menusuk potongan buah segar itu menggunakan garpu, lalu ia memasukkan potongan buah itu ke dalam mulut tuannya yang tengah menganga itu saat ini.

Begitulah seterusnya hingga potongan buah segar itu berhasil masuk semuanya ke dalam lambung milik dokter spesialis bedah itu.

Jangan lupakan, sepanjang proses itu berlangsung, Jennie sesekali masih setia melirik ke arah ponselnya dengan masih tujuan yang sama.

"Sekarang kau minumlah susumu ini sampai habis, nona." Bibi Kristal sambil menyerahkan gelas berisi susu itu kepada Jennie.

Jennie dengan patuh menuruti perkataan dari pelayanannya barusan untuk meminum susu itu sampai habis.

"Madame Lisa pasti sangat senang apa bila melihat bagaimana kau tadi dengan lahap menikmati cemilanmu, nona." Ucap bibi Krystal dengan nada memuji.

Bibi Krystal tidak menyadari bahwa ucapannya barusan itu telah berhasil membuat Jennie terenyuh, sebab bagi Jennie akan lebih menyenangkan apa bila saudara iparnya itu yang menyuapi dirinya tadi.

"Bibi, sekarang kau sudah bisa pergi, biarkan aku sendirian." Ucap Jennie karena itu.

"Baiklah, nona. Beristirahatlah dengan baik, arraso?"

I LOVE YOU BROTHER IN LAW(JENLISA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang