19.

4.5K 383 30
                                    

"Pastikan kau tidak lama, honey, agar kita sama sama menyaksikan perkembangan calon bayi kita dari layar situ, arraso?"

"Hem, arraso, sayang. Aku pastikan ini hanya sebentar." Lisa lalu mengecup bibir milik Jane sebelum ia pergi dari sana untuk segera menjawab panggilan telepon dari Ibu Negara Thailand itu.

Saat ini Lisa telah berada di luar ruangan praktek dokter Bae Irene dengan matanya yang besar sambil clingak clinguk memastikan keadaan sekitar.

Setelah memastikan kondisi sekitar sudah cukup aman, Lisa menggeser tombol hijau pada layar panggilan ponselnya ke arah kanan, kemudian ia menempelkan benda canggih itu ke telinganya bersama senyum kerinduan di bibirnya yang tebal.

"Hei, sayangku."

"Hmmm." Jennie berdehem dengan malas dari seberang sana.

"Haaa." Lisa menghela napasnya karena itu, sebab ia sudah cukup mengetahui bahwa kekasihnya itu saat ini sedang marah padanya.

"Apa kau sedang marah padaku karena aku mengabaikan panggilan telponmu?" Tanya Lisa meski ia sudah tahu itu.

"Aku tidak perlu menjawabnya karena kau sudah mengetahui itu!" Jawab Jennie dengan ketus.

"Aku tidak bisa menjawab panggilan telponmu sebelumnya karena saat itu aku sedang di mobil bersama dengan Jane."

"Bisakah kau tidak menyebutkan nama istrimu itu sekali saja?! Telingaku yang sedang berbahagia ini terusik setelah mendengarnya!"

"Ah, ya, baiklah, sayang, maafkan aku untuk itu."

"Hmmm, aku maafkan, asal kau segera menyusul aku sekarang juga."

"Apa kau sedang di jalan menuju ke sana saat ini?"

"Tidak, baby, saat ini aku sedang berada di ruangan Jisoo eonni, tapi sepertinya beberapa saat lagi aku akan menuju ke ruanganku untuk segera berkemas kemas lalu berangkat menuju ke istana rahasia kita."

"Baiklah, sayangku, satu jam lagi aku akan segera menyusul kau ke sana."

"Kenapa harus menunggu selama itu?! Apa kau hendak mengabaikan aku lagi, Lisa?!"

"Tentu saja tidak, Jennie. Mana mungkin aku tega mengabaikan kau. Lagi pula aku tidak ingin menyia nyiakan kesempatan berharga kita itu. Kau tahu, dengan waktu senggang yang kita miliki itu, kita bisa bertemu dan menghabiskan waktu berdua setiap harinya."

"Lalu, apa alasannya?!"

"Hmm, karena saat ini aku sedang menemani saudarimu melakukan pemeriksaan dengan  dokter kandungan. Saat ini Jane sedang bersama dengan dokter Bae Irene di dalam ruangannya."

Deg

Hati yang mencinta milik Jennie berdenyut sakit setelah ia mendengar pengakuan Lisa barusan.

Kondisinya yang sedang mengandung saat ini sering kali membuatnya mudah tersinggung hingga terbawa perasaan di dalam beberapa hari terakhir ini.

Pengakuan yang Lisa lontarkan barusan itu seakan kekasihnya itu lebih perduli terhadap kondisi kehamilan dari Jane daripada kondisi kehamilannya, begitu pikirnya.

"Jennie sayang?" Lisa menjadi tersentuh setelah ia mendengar suara isakan kecil dari seberang sana.

"Cepatlah selesaikan tugasmu itu di sana dan segeralah menyusulku. Kau tahu, aku sudah sangat begitu merindukan kau, baby."

"Aku juga me,,,"

Tut

***

Brakkk

I LOVE YOU BROTHER IN LAW(JENLISA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang