41.

3.2K 387 35
                                    

Keesokan harinya

Awan putih kembali menampakkan wujudnya di langit biru kota Seoul pagi hari setelah sebelumnya awan putih itu bersembunyi di kegelapan malam.

Dari balik kaca jendela instalasi rawat inap kelas VIP saat ini, awan putih itu kembali menyaksikan pada dua insan yang pernah mencurahkan isi hatinya melalui wujudnya kepada sang Pencipta.

Yang mana saat ini dua insan itu tampak masih tertidur lelap di atas brankar sana dengan posisi saling menempel mesra, hingga sinar mentari pagi yang menyilaukan masuk setelah  menembus kaca dinding ruangan itu untuk menerpa wajah cantik milik salah satunya, yaitu si pemilik pipi mandu.

"Enghh."

Jennie membuka kelopak matanya setelah ia berhasil mengeluarkan suara lenguhan kecil dari dalam mulutnya baru saja.

Ibarat seseorang yang pernah terlalu tinggi memimpikan sesuatu hal yang akan mustahil tercapai, namun tiba tiba saja mimpi itu terwujud tanpa terduga sebelumnya, pastilah hal itu sangat membahagiakan bukan?

Seperti itulah yang dirasakan oleh Jennie setelah ia berhasil membuka kelopak mata kucingnya baru saja.

Tepat setelah Jennie membuka kelopak mata kucingnya itu, tatapannya langsung bertemu dengan pahatan rahang tegas pada wajah cantik dan tampan diwaktu yang bersamaan milik seseorang yang sangat ia cintai yang berada tepat di depan matanya itu.

"Aku pikir apa yang aku lihat ini adalah bagian dari mimpiku." Jennie lalu mengukir senyum bahagia di bibirnya sambil menggaris lekukan wajah tampan milik calon suaminya itu menggunakan ujung jari telunjuknya yang lentik.

Garisan dari ujung jari lentik yang telah berparkir di bagian bibir tebal itu sukses membuka kelopak mata si pemiliknya.

Tidak ada lagi mimpi buruk yang menyentakkan tidurnya selain sentuhan cinta dari jari telunjuk milik wanita yang selalu datang menghantuinya di dalam mimpi buruknya itu.

Lisa memutar lehernya sebanyak 90⁰ ke arah wajah wanita yang akan menjadi istri keduanya itu.

"Selamat pagi, wifey."

Deg

Kata wifey yang terucap melalui bibir tebal milik Lisa barusan itu berhasil memberikan Jennie debaran di bagian jantung dan hati miliknya.

"Bisakah kau mengulanginya lagi dari sini?" Jennie sambil mengelus bibir tebal itu menggunakan ibu jarinya.

Lisa mengecup ibu jari itu sebelum ia berkata berikut ini.

"Jennie, aku rasa aku sudah pantas untuk  memanggilmu dengan sebutan itu bukan? Selamat pagi, wifey." Lisa memberikan senyum termanisnya setelah ia sempat mengecup ibu jari itu kembali.

"Itu terdengar bagus, dan aku bahagia mendapatkannya. Selamat pagi juga, hubby."

Jika awan putih di langit biru itu memiliki bola mata dan bibir, maka sudah pasti bibirnya itu akan melengkung ke arah atas bertepatan saat bola matanya itu melihat pada pasangan yang pernah menjalin hubungan terlarang itu yang saat ini tampak tengah saling melumat bibir setelah nama wifey dan hubby itu resmi disandang oleh keduanya.

Tidak ada lagi benang saliva yang terputus di sana karena benang cinta itu langsung dihirup oleh keduanya.

"Saudara ipar, aku mencintaimu."

"Aku juga mencintaimu, saudari ipar."

Setelah kata cinta itu terucap, keduanya kembali saling melumat bibir tanpa menggunakan nafsu birahi.

I LOVE YOU BROTHER IN LAW(JENLISA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang