24.

3.5K 386 47
                                    

Lima bulan kemudian

Di tengah perkebunan teh yang terlihat indah membentang luas di sejauh mata memandang yang terdapat di wilayah Boseong itu, saat ini tampak seorang wanita cantik yang tengah hamil lima bulan sedang tertawa bahagia sekali di atas pangkuan kasih serta di dalam pelukan cinta dari kekasihnya yang tampan.

"Limario baby, apa kau yakin akan rencana yang sudah kau susun dengan sangat konyol itu?"

"Apa menurutmu rencanaku itu terlalu konyol, Jennie sayang?" Limario lalu mengecup bagian pipi mandu milik calon istrinya itu.

"Tentu saja rencanamu itu terlalu konyol, baby. Kau berencana akan melamar aku dengan sangat romantis tepat di tengah perayaan ulang tahun meriah dari saudaramu yang angkuh itu. Hehe, aku sudah bisa menebak bagaimana Lisa memberikan tanggapan atas rencanamu itu, dia pasti akan langsung mengiris pergelangan tangannya menggunakan pisau pemotong kue ulang tahunnya sendiri. Cintanya yang begitu dalam terhadapku itu akan membuatnya mati konyol dengan segera." Jennie kembali tertawa bahagia.

"Bukankah itu lebih bagus, Jennie sayang, hem? Hehe, aku tidak perlu lagi bersaing dengan Lisa untuk menjadikan kau sebagai istriku yang sah. Ah, ijinkan aku untuk segera melumat bibirmu yang sexy ini." Limario lalu menarik lembut bagian dagu milik Jennie menuju ke arahnya, bersama tatapannya yang penuh dengan napsu.

"Sssttthhh. Tapi tidak di tempat ini, baby." Jennie sambil menekan bibir tebal milik Limario menggunakan satu jari telunjuknya.

"Kenapa, Jennie sayang?"

"Aku tidak ingin mommy dan daddy melihat kita saat saling melumat bibir di tempat ini nantinya karena kita yang belum resmi menikah. Kau sungguh genit."

"Astaga, aku hampir lupa. Bibirmu yang sexy ini, juga suaramu yang terdengar begitu merdu itu membuat aku lupa pada status asli kita. Ah, bagaimana bila kita saling melumat bibir di dalam istana rahasia kita saja, agar aku bisa sekalian menjenguk calon bayi kita yang berada di dalam rahimmu ini, Jennie sayang, hem?" Limario sambil menatap genit pada Jennie.

"Baiklah, baby. Sekarang bawa aku pergi ke griya tawang milik kita itu. Buat aku melayang sampai lemas seperti yang sering kau lakukan terhadapku di waktu istirahat jam kerjamu yang padat itu." Jennie sambil menggaris wajah tampan milik Limario di tengah bibirnya yang sengaja ia gigit.

"Hmm, Jennie sayang, waktuku yang sempit ini sudah tidak memungkinkan kita untuk pergi ke istana rahasia kita yang mewah itu. Hmm, bagaimana bila hari ini aku mengunjungi calon bayi kita ini di tempat ini saja karena aku sudah tidak tahan lagi."

"Di tengah kebun teh ini?!"

"Hem. Aku mohon, sayang, sekali ini saja."

"Ya ampun, wajahmu yang begitu terlihat tampan ini seketika membuat milikku di bawah sini menjadi berdenyut denyut hebat, Limario baby." Jennie sambil sengaja menggerakkan bokongnya di bawah sana.

Limario menjadi semakin frustasi karena itu.

"Limario baby, cepatlah kau bantu aku melepaskan pakaianku ini." Jennie sambil mengarahkan punggungnya kepada Limario.

Limario dengan wajah yang terlihat tengah bernapsu tinggi itu, ia langsung menyentuh bagian punggung milik Jennie untuk segera menurunkan bagian retsleting pada gaunnya itu.

Namun belum sempat cantolan retsleting itu ditarik oleh Limario ke arah bawah,

"Apa yang akan kau lakukan kepadanya, sialan! Mati kau!!!"

Bug

Bug

Bug

Limario langsung terkapar lemas akibat menerima pukulan membabi buta dari seseorang barusan.

I LOVE YOU BROTHER IN LAW(JENLISA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang