25.

3.6K 329 26
                                    

Keesokan harinya di MC Group

Lisa duduk termenung di atas kursi kebesaran miliknya ditemani oleh tetesan airmata kerinduan dari sudut matanya akibat memandang pada bingkai foto milik saudari iparnya yang saat ini sedang berada di tangannya, sedangkan tangannya yang lain sedang memberikan elusan pada wajah cantik milik Jennie hingga kepada perutnya yang besar itu.

"Jennie."

Foto yang Lisa rampas dari atas meja kerja milik Limario kemarin itu sebelum pada akhirnya ia menaruh foto itu pada bingkai yang baru.

Di dalam foto itu, Jennie tampak berdiri di bawah langit biru berawan putih di kawasan Boseong dengan pose satu tangannya menyentuh bagian perutnya yang besar, sedangkan tangannya yang lain memegang setangkai bunga daisy yang kelopak bunganya ia hirup bersama mata kucingnya yang terpejam.

Kesedihan yang ditunjukkan oleh Lisa saat ini disaksikan oleh Kang Seulgi dan Bambam dari seberang meja kerja kebesaran miliknya.

"Lisa, apa kau memimpikan Jennie kembali?" Tanya Kang Seulgi dengan penuh perasaan.

"Ya, Kang Seulgi. Pria sialan itu bahkan semakin tidak waras saja di dalam mimpi burukku itu." Lisa menjawab dengan suara yang terdengar begitu berat.

"Kenapa tidak kau coba saja membunuh pria itu, Lisa?" Saran Bambam, sebab ia sudah sangat muak melihat kesedihan dari sahabatnya itu karena alasan yang sama di setiap harinya itu.

Kang Seulgi menyikut lengan panjang milik Bambam sambil menatap tajam padanya karena sarannya yang terdengar berbahaya itu.

"Aishhh, kau ini! Tidak bisakah kau memberikan saran yang lebih masuk akal  selain itu?! Bagaimana jika Lisa yang sudah setengah gila ini berniat melakukannya." Tegur Kang Seulgi.

"Hei! Kita sedang membahas mengenai mimpi saat ini, tentu saja aku memberi Lisa saran untuk membunuh Limario di alam bawa sadarnya itu supaya pria itu tidak lagi menghantui isi pikiran sahabat kita yang sudah tidak waras ini. Aku sudah muak melihatnya bersedih seperti ini setiap hari." Jawab Bambam.

"Ah, ya, itu benar sekali, Lisa. Sebaiknya kau bunuh saja pria itu. Jika kau tidak sanggup melakukannya sendiri, maka ajaklah kami berdua, arraso?! Dengan senang hati kami akan membantu kau. Bukan begitu, Bambam?!" Kang Seulgi menimpali saran dari Bambam.

"Hem!" Bambam mengangguk cepat.

"Haaa, aku sudah pernah membunuhnya satu kali ketika pria bajingan itu hendak menyentuh Jennie di bagian bibirnya. Tapi apa yang terjadi setelah itu, di dalam mimpiku yang berikutnya pria sialan itu justru hidup kembali, dan sialnya, Jennie semakin menempel pada pria sialan itu. Haihhhh, aku bisa gila karena mimpi sialan itu." Kemudian Lisa menghapus airmatanya.

Bambam dan Kang Seulgi saling melirik penuh arti karena itu, kemudian tidak lama setelah itu, mereka bersama sama mengatupkan bibir mereka dengan rapat, agar suara tawa mereka tidak sampai keluar.

Lisa tidak menyadari itu dikarenakan ia masih setia menunduk dengan lesuh sambil mengelus foto saudari iparnya yang sangat dia rindukan itu.

"Aku harus apa sekarang?" Tanya Lisa sebelum ia menarik napasnya dengan panjang, lalu menghembuskan napasnya itu dengan berat.

"Ah, Lisa, sebaiknya kita bahas yang lainnya saja. Bukan begitu, Bambam?!"

"Ah, ya, kau benar sekali, Kang Seulgi. Hmm, Lisa, apa kau sudah memikirkan mengenai proposal kami itu? Kau tahu, kami sangat berharap penuh kepada MC Group agar mahu kiranya memberikan berkontribusi lewat kerjasama yang akan kita jalin itu."

Kang Seulgi dan Bambam baru saja mengalihkan topik pembicaraan, sebab mereka tidak ingin terlibat lagi di dalam hubungan yang sepertinya akan mengarah kepada perselingkuhan part tiga itu.

I LOVE YOU BROTHER IN LAW(JENLISA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang