38.

3.2K 411 80
                                    

Kaki lemas yang tidak mengenakan alas kaki itu akhirnya terpeleset, dan sial bagi dokter Irene sebab ia tidak berhasil menahan lengan si pemilik kaki lemah itu sendiri sehingga hal itu mengantarkan tubuh si pemilik kaki lemah itu terhempas kasar ke atas permukaan ubin dengan posisi telentang.

Bugh!!!

"Argghh!"

"Omo! Jane?!!" Irene menyebut nama sahabatnya itu bersama raut wajahnya yang terkejut bercampur panik. 

Sementara itu, mendengar suara jatuh yang disertai dengan suara keras yang berasal dari teriakan oleh dokter Irene barusan, berhasil menarik perhatian dari Jennie, sehingga ia membalikkan badannya sebanyak 180⁰ menghadap ke arah Jane.

"Jaaaane!!!"

Setelah meneriaki nama adiknya barusan itu Jennie langsung berjalan cepat menuju kepada Jane yang tengah bernapas tersengal sengal akibat menahan rasa sakit pada persendian punggungnya dan juga rasa sakit pada bagian  perutnya yang besar.

Irene dan tiga petugas medis yang berada di sana langsung segera mengambil tindakan masing masing untuk itu.

"Jane!" Jennie menangisi saudari kembarnya.

Seperti lima bulan yang lalu, Jennie kembali membawa Jane ke atas pangkuan kasihnya sebagai seorang kakak yang penyayang pada umumnya.

"Apa yang kau rasakan saat ini, hem? Beritahukan padaku, Jane." Jennie sambil mengelus Jane di bagian kepalanya.

Napas yang tersengal sengal itu membuat Jane sulit mengucapkan kata kata selain hanya bisa  mengangkat satu tangannya untuk menyentuh wajah yang berderai airmata ketakutan milik Jennie, saudari kembarnya yang ia sebut sebagai wanita jalang itu.

"Aku bersamamu! Aku bersamamu, Jane! Cepat katakan padaku apa yang kau rasakan, hem?!" Jennie sambil meraih tangan yang terangkat itu untuk ia tuntun menuju ke bagian wajahnya sendiri.

Namun naas, belum lagi sempat tangan itu sampai kepada tujuannya, tangan yang berlumuran darah itu terjatuh begitu saja hingga mengantarkan si pemiliknya menutup kelopak mata kucingnya.

Alhasil,

"Jane! Bicaralah! Bangun kau!!!"

Jennie yang panik itu baru saja meneriaki Jane, saudari kembarnya yang ia sebut juga sebagai wanita ular itu bersama suara tangisannya yang terdengar begitu pilu menyedihkan sambil menepuk nepuk kasar bagian dari wajah damai milik adiknya itu.

Saat berlangsungnya adegan itu, Irene ditengah kesibukannya yang sedang melakukan tindakan yang bersangkutan dengan kondisi Jane saat ini, ia melihat ada cairan yang mengalir dari selangkangan milik Jane.

"Dokter Jennie, tolong menyingkirlah. Kita harus segera membawa Jane ke ruangan bersalin karena air ketubannya telah pecah!"

***

Suara langkah kaki cepat yang disertai dengan suara putaran dari roda brankar dorong mengiringi Jennie mengantarkan Jane menuju ke ruangan bersalin.

"Dokter Park, untuk sementara kau yang menangani Jane, aku harus segera menemui direktur Kim saat ini." Ucap Irene.

"Baiklah, dokter Bae."

I LOVE YOU BROTHER IN LAW(JENLISA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang