37.

3K 392 75
                                    

Instalasi rawat inap kelas teratas dari rumah sakit Samsung Medical Center saat ini menunjukkan kesunyiannya di sepanjang koridornya, dan hanya ada beberapa suara kecil dari hentakan kaki pelan yang bersahut sahutan di sana yang salah satunya adalah suara hentakan dari dua pasang kaki yang merupakan milik si pemiliknya dan juga milik putri sulungnya.

"Appa, sebaiknya aku bertemu dengan Jane terlebih dahulu, barulah setelah itu aku menemui eomma." Pinta Jennie.

"Ya, itu tidak masalah. Nanti appa yang menyampaikan kepada eommamu bahwa kau telah kembali, arraso?" Jawab Kim Min Seok.

"Hmmm." Jennie mengangguk.

"Baiklah, appa akan antarkan kau sampai ke ruangan adikmu, hem?"

"Hem."

Kim Min Seok yang belum mengetahui bahwa putri bungsunya itu telah siuman, tanpa menaruh rasa curiga sedikitpun ia mengantarkan Jennie menuju ke ruangan instalasi rawat inap tempat Jane itu dengan maksud untuk menjenguk Jane seorang diri tanpa ada yang mendampingi putri sulungnya itu.

Cekrekkk

Kim Min Seok baru saja membuka pintu kamar instalasi rawat inap milik Jane.

Saat itu, direktur utama dari Samsung Medical Center itu menatap getir pada Jane yang terlihat masih terlelap bersama tidurnya yang panjang. Begitu pikirnya.

"Kau masuklah dan temui adikmu. Appa akan ke ruangan pribadi appa sebentar, ada yang harus appa dan besan Manoban bicarakan di sana. Setelah itu, kita bertemu di ruangan eomma, arraso?" Kim Min Seok berucap dengan sangat lembut penuh kasih pada Jennie, kemudian Kim Min Seok mengecup bagian kepala milik putri sulungnya itu.

"Arraso, appa." Jennie mengangguk pelan.

***

Sementara itu di dalam ruangan pribadi milik Kim Min Seok.

Dari atas sofa, Daniel menatap datar pada Limario yang juga tengah duduk di atas sofa di depannya itu.

"Apa itu tadi!" Daniel meninggikan nada suaranya pada Limario.

"Daddy, aku hanya kelepasan. Kenapa kau begitu marah kepadaku." Limario menjawab dengan malas.

"Kau membuat Jennie ketakutan, sebenarnya apa yang hendak kau lakukan terhadapnya, hah?!!"

Limario tidak kalah menatap tajam pada ayahnya itu.

"Jennie menghina eommaku, haruskah aku tersenyum padanya, daddy?!"

Daniel mengerjapkan matanya sambil menghela napas ringan.

"Tapi tidak seharusnya kau bertindak arogan seperti tadi, Lim?" Ucap Daniel kemudian.

"Aku terpaksa melampiaskannya dengan cara seperti itu daripada aku harus memukul bagian dari wajahnya, dad!" Jawab Limario.

"Lim!!!" Daniel kembali meninggikan nada suaranya karena itu.

"Kenapa, daddy?! Kau terkejut?!"

"Dengan sikapmu yang arogan itu, daddy menjadi tidak yakin kau bisa menjaganya dengan sangat baik."

I LOVE YOU BROTHER IN LAW(JENLISA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang