9.

5.3K 418 19
                                    

(Warning! Dalam bab ini terdapat banyak kalimat yang tidak layak untuk ditiru.) 

*** 

Angin segar pembawa kenangan penuh dosa berhembus masuk melalui jendela kaca kamar, menciptakan gerakan pada tirai berwarna putih hingga menyentuh bagian wajah cantik si pemilik kamar itu sendiri.

Jennie berdiri tepat di depan jendela kaca kamarnya dengan tangan yang terlipat di dada sambil menatap ke arah luar jendela memandang pada gumpalan awan putih di langit biru yang cerah.

Angin segar yang berhembus masuk itu perlahan memejamkan mata kucingnya seiring penggalan kenangan penuh dosa terindah yang pernah terjadi itu terputar jelas di dalam isi kepalanya bersama tarikan napas panjang dari hidungnya dan hembusan napas lewat bibirnya yang terbuka sedikit.

Suara helaan napasnya yang terdengar tenang itu perlahan terdengar menjadi suara helaan napas berat, tatkala otak kanannya berhasil menambahkan sebuah imajinasi liar di sana bersama satu tangannya bergerak dengan lembut menyentuh sekujur leher jenjangnya.

Tambahan imajinasi liar yang terasa seperti nyata di dalam pikirannya itu saat ini berhasil membuatnya terhanyut di dalam sentuhan lembutnya sendiri akibat bayangan dari sosok sang penguasa hati dan pikirannya tengah menjamah seluruh bagian tubuhnya.

Sang penguasa hati dan pikirannya itu adalah Lalisa Manoban, saudara iparnya.

Tin tiiinn

Suara klakson mobil barusan menjadi alasan mengapa Jennie membuka kelopak mata kucingnya, disusul berikutnya dengan senyum kecil di bibirnya, saat ia melihat siluet wajah milik sang penguasa hati dan pikiran dari balik kaca jendela mobil Rolls Royce Ghost berwarna hitam yang tengah melaju melewati pintu gerbang sana.

"Lisa?"

Brakkk

Jennie mengambil beberapa langkah ke depan, kemudian ia menyibak sedikit tirai jendela kamarnya, agar pandangan mata kucingnya dapat melihat dari atas pada sang pemilik hati dan pikirannya yang baru saja keluar dari dalam mobil mewah itu.

Wajahnya yang semula menampilkan senyum kecil dan mata yang berbinar itu, dalam waktu sekejap mata langsung berubah menjadi datar dan tajam ketika bola matanya menemukan sosok yang begitu ia benci, juga keluar dari dalam mobil yang sama.

"Wanita ular sialan itu!"

Rahangnya langsung mengeras karena ia dapat memprediksi adegan romantis yang akan segera terjadi di bawah sana, sehingga hal itu membuat hatinya terasa panas hingga terbakar.

Kemudian Jennie memasang telinganya yang tajam itu untuk mendengarkan percakapan manis di antara Lisa dan Jane di bawah sana.

***

Lisa membukakan pintu mobil untuk Jane, istrinya yang tercinta, kemudian ia mengulurkan satu tangannya untuk menyambut tangan lentik milik Jane yang akan segera keluar dari dalam mobil mahalnya itu.

"Keluarlah dengan perlahan, sayang. Jangan sampai calon bayi kita merasa tidak nyaman karena itu." Lisa sambil menuntun Jane keluar dari dalam mobil itu dengan penuh hati hati.

"Hmmm. Kau pastikanlah bahwa itu tidak akan terjadi, honey." Jane sambil keluar dari dalam mobil milik suaminya itu.

"Tentu saja hal itu tidak akan aku biarkan terjadi, sayang. Aku akan melakukan apa saja, asal istri dan calon bayiku terhindar dari ketidaknyamanan."

"Hehe, kau sangat manis sekali, honey. Apa saja?" Jane sambil mendekatkan dirinya kepada Lisa.

"Hem! Apa saja." Jawab Lisa.

I LOVE YOU BROTHER IN LAW(JENLISA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang