39.

3.3K 449 58
                                    

Lisa yang selalu setia ditemani oleh Park Chaeyoung saat ini menatap lurus ke arah luar jendela, sebab kesedihan mendalam yang ia rasakan akibat dirinya yang telah kehilangan Kupu kupunya yang indah itu membuatnya terkena serangan batin hingga dirinya terlihat seperti mayat hidup.

Sedangkan Park Chaeyoung sedari tadi dengan setia menunggu si Manoban sampai kembali tenang dari tangisannya yang diam namun terlihat begitu memilukan.

"Lisa, sudah waktunya kau beristirahat. Sebaiknya aku bantu kau berbaring di tempatmu saja, arraso?" Park Chaeyoung lalu menarik kursi roda yang digunakan oleh si Manoban itu untuk segera ia dorong menuju ke arah brankar.

"Chaeng, apa aku ini seorang yang begitu pendosa, sehingga bayiku yang tidak berdosa itu yang harus menebusnya?" Lisa bertanya dengan nada suara getir.

Rose menghentikan pergerakan tangannya dari handle kursi roda itu sebelum ia berjongkok di hadapan si Manoban yang telah berlumuran penuh dengan dosa itu.

"Lisa, setiap perbuatan pasti akan ada dampaknya, baik itu buruk maupun sebaliknya, tergantung perbuatan apa yang sudah kau lakukan di masa lalu." Jawab Park Chaeyoung.

"Lalu kenapa bukan aku saja yang menanggung akibatnya, Chaeng?" Tanya Lisa lagi.

"Mungkin saja jika kau yang menanggung akibatnya, maka hukuman yang kau terima tidak akan sesakit apa yang kau rasakan saat ini, Lisa. Itu sebabnya mengapa bayimu yang mengambil alih akibat dari perbuatan dosamu itu agar kau mendapatkan hukuman yang setimpal atas itu sehingga di lain waktu kau memiliki kesempatan untuk bertobat dan kau tidak kembali lagi berbuat kesalahan yang sama, arraso?" Jawab Park Chaeyoung lagi.

Kalimat panjang lebar barusan itu telah berhasil mengingatkan Lisa pada Jennie, saudari iparnya yang masih tercinta itu.

"Padahal aku hanya mencintai, kenapa aku harus menanggung akibatnya?"

Rose menatap bengis pada si Manoban yang telah dipenuhi oleh dosa itu sambil mengumpat dari dalam hatinya berikut ini.

"Si Manoban sialan ini!"

Lisa tidak melihat itu, sebab saat ini ia masih setia memandang ke arah langit jingga di senja hari.

"Bila perasaan tidak wajar itu salah, lalu kenapa perasaan itu sulit untuk dilepas, Chaeng? Dan kenapa perasaan itu harus dihadirkan?" Lanjut Lisa kemudian.

"Aigoo, ingin rasanya aku menusuk kembali bahunya itu!" Batin Rose karena itu.

"Hmmm. Kau tidak boleh menyalahkan Tuhan seperti itu, Lisa. Kau terjebak di dalam kubangan penuh dosa itu karena kau tidak berniat sama sekali untuk mencoba melepaskannya. Cobalah kau belajar mulai dari sekarang untuk itu karena perasaan yang kau punya itu sangat bertentangan dengan ajaran kasih dari Tuhan kita." Lanjut Park Chaeyoung kemudian.

"Lalu bagaimana dengan perasaan cinta yang dimiliki oleh para pasangan sejenis itu, Rose?"

Park Chaeyoung langsung menelan ludahnya sambil menggigit bibirnya dan mengerjapkan matanya, sebab si Manoban sialan itu baru saja tanpa sengaja membuat dirinya tersinggung sehingga ia merasa begitu tersindir.

"Cinta terlarang pasangan sejenis itu bahkan jauh lebih bertentangan dari ajaran kasih dari Tuhan dibandingkan dengan cinta yang aku miliki yang hanya aku berikan kepada Jennie dan Jane karena aku menghendaki keduanya. Tapi kenapa pasangan sejenis itu tidak segera mendapatkan karmanya? Yang aku lihat mereka justru merasakan kebahagiaan karena itu, Park Chaeyoung."

Park Chaeyoung yang semakin tersindir itu segera menjawab si Manoban barusan dengan lantang berikut ini.

"Karena pasangan sejenis yang kau lihat bahagia itu tidak sampai melukai hati pihak lain, Manoban?!"

I LOVE YOU BROTHER IN LAW(JENLISA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang