10.

6.7K 464 26
                                    

(Warning! Dalam bab ini terdapat banyak kalimat yang tidak layak untuk ditiru.)

***

Kamar mewah berkelas president suite milik salah satu hotel terbaik di kawasan distrik Mapo, akan menjadi tempat pertemuan dua insan dalam ikatan ipar yang sebelumnya pernah bertemu di dalam club Nini hingga berakhir dengan one night stand.

Kamar hotel yang sengaja Jennie pesan itu menyajikan pemandangan indah dari langit biru di atas laut lepas yang juga berwarna senada.

Saat ini Jennie sedang duduk dengan anggun di atas sofa empuk yang terdapat di dalam kamar president suite yang ia booking itu, sembari menunggu kehadiran seseorang yang telah berhasil membuatnya gila, Jennie menikmati pemandangan yang menyegarkan matanya itu.

Semakin segar lagi setelah cairan dingin dari jus stroberi kesukaannya masuk ke dalam lambungnya setelah mmengaliri saluran tenggorokannya yang terasa kering.

Tidak lama setelah itu, pada akhirnya sosok yang sangat ia nanti nantikan itu tiba di sana.

Cekrekkk

Deg Deg Deg

Suara pintu yang terbuka barusan itu berhasil memberikan Jennie debaran hebat pada jantungnya.

Meski Jennie tidak perlu menoleh ke arah belakang, ia sudah mengetahui siapa sosok yang baru saja masuk ke dalam kamar president suite itu hanya dengan mencium aroma tubuhnya yang menyeruak masuk ke dalam indera penciumannya.

Aroma tubuh yang sama, saat ia berada di bawah kungkungan nafsu dari teman one night standnya malam itu.

Sebelumnya, Jennie telah berpesan kepada pihak receptionis hotel untuk memberikan kartu akses masuk pada tamu pentingnya itu, yang lain tak bukan adalah Lalisa Manoban, saudara iparnya.

"Ah, Bruschweiler, kau sudah datang rupanya, hem?" Sapa Jennie dengan nada suara yang terdengar menggoda tanpa menoleh ke arah saudara iparnya itu bersama napas dan jantungnya yang saling bergerak tidak karuan hingga bertabrakan.

Namun untuk menyamarkan perasaan berdebarnya itu saat ini, Jennie segera menyedot cairan jus stroberi dari dalam gelas berukuran panjang yang sedari tadi ia pegang itu dengan tenang.

Lisa yang sudah merasa sangat geram akibat terus menerus diteror oleh saudari iparnya itu, ia langsung mengambil duduk tepat di hadapan Jennie duduk saat ini.

"Kau sudah bisa melihatku tepat berada di hadapanmu saat ini sesuai dengan apa yang kau inginkan itu, Jennie!" Jawab Lisa sesaat setelah bokongnya berhasil mendarat di tempat duduknya.

Jennie menggeser sedikit bola matanya, sehingga setelah kejadian malam itu, ia dan Lisa kembali saling bertatap muka di dalam ruangan yang sama dan hanya berdua saja.

Yang satunya menatap dengan geram, dan yang satunya lagi menatap dengan damai meski jantungnya saat ini hampir lepas dari tempatnya.

"Ah, benarkah? Sepertinya kau sudah lupa bahwa sebenarnya bukan aku yang menginginkan pertemuan kita saat ini, Bruschweiler, tapi kau. Lebih tepatnya, kau memaksa aku untuk bertemu denganmu secepatnya. Sangat lucu bukan. Hehe?!" Jennie sambil menggaris permukaan gelas jus stroberinya, lalu ia terkekeh karena mengingat ucapan dari Lisa malam itu sebelum teman one night standnya itu meninggalkan dirinya begitu saja di sana.

"Seseorang yang pernah mendapatkan kepuasan hasrat di atas tubuhku pernah berkata bahwa dia tidak ingin bertemu lagi denganku setelah seseorang yang bernama Bruschweiler itu menanamkan benih kepuasannya di dalam rahimku. Ahhhh, luar biasa bajingan sekali dia itu." Lanjut Jennie sambil menyentuh perutnya dan sambil menatap Lisa bersama senyum penuh arti di bibirnya yang sexy.

I LOVE YOU BROTHER IN LAW(JENLISA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang