23.

3.6K 363 74
                                    

Senja hari di kafe terbaik di kota Seoul.

Saat ini Park Jiyeon terlihat sedang menyesap cairan teh hangat dari dalam cangkir miliknya dengan anggun.

Dihadapannya saat ini ada seorang pria tampan berpenampilan seperti eksekutif muda yang juga sedang menyesap cairan tehnya dengan tenang.

"Jadi, bibi Jiyeon, hal apa yang membuatmu pada akhirnya sudih bertemu denganku hingga mengajak aku minum teh bersama denganmu seperti saat ini. Kau tahu, bibi, ini adalah momen yang belum pernah kita lewati bersama sebelumnya." Tanya Limario secara to the point setelah ia menyesap tehnya yang hangat.

Park Jiyeon menaruh cangkir tehnya ke atas meja, kemudian ia melipat tangan di dada.

"Kau menginginkan statusmu dari keluarga Manoban bukan?" Tanya Park Jiyeon balik.

"Kau tidak perlu bertanya lagi soal itu, bibi. Kau sudah mengetahui itu dari semenjak aku masih berada di dalam kandungan eommaku bukan." Jawab Limario.

"Aku akan memberikannya." Tutur Park Jiyeon.

Limario menatap tidak percaya pada bibinya itu karena ia tidak percaya dengan apa yang barusan ia dengar itu.

"Tapi dengan tiga syarat." Lanjut Park Jiyeon kemudian.

Limario sempat terkekeh sebelum ia berkata berikut ini.

"Aku sudah menduga itu sebelumnya, bibi Jiyeon. Pada akhirnya kau tidak punya pilihan lain." Limario berkata dengan penuh percaya diri.

Park Jiyeon mengeluarkan sebuah map dari dalam tas miliknya untuk ia taruh ke atas meja yang menjadi pembatas bagi dirinya dari Limario saat ini.

"Cabut tuntutanmu terhadap Samsung Medical Center." Park Jiyeon menyebut persyaratan pertamanya.

Limario tersenyum puas karena pada akhirnya rencananya berjalan dengan mulus, begitu pikirnya.

"Jangan pernah kau bermimpi akan mendapatkan hak penuh atas MC Group." Lanjut Park Jiyeon dengan syarat keduanya.

Senyum puas itu perlahan meredup, karena tujuan utama dari rencananya itu adalah memang untuk MC Group.

Tapi itu bukanlah masalah besar bagi Limario untuk saat ini, yang terpenting baginya saat ini adalah ia akan segera mengantongi statusnya sebagai putra kandung dari Daniel Henney Manoban secara hukum.

Selebihnya Limario bisa menyusun rencana berikutnya, begitu pikirnya.

"Dan menikahlah dengan wanita yang sudah aku pilihkan untuk kau." Lanjut Park Jiyeon dengan syarat ketiganya.

Limario terkekeh mendengar syarat terakhir yang dilontarkan oleh Park Jiyeon barusan.

"Bibi, apa aku tidak salah dengar?!" Tanya Limario.

Park Jiyeon menarik napasnya dengan  panjang sebelum ia menceritakan pada Limario tentang hubungan terlarang yang pernah terjalin di antara Lisa dan Jennie.

"Seperti itulah ceritanya. Jadi menikahlah dengan Jennie." Jelas Park Jiyeon.

Limario tertawa penuh arti untuk cerita dari bibinya itu.

"Ya ampun! Aku tidak percaya ini. Lalisa Manoban sangat beruntung sebagai putri sah dari Daniel Henney Manoban. Pantas saja daddy begitu bangga pada dirinya karena sifatnya yang asli ada pada putri kebanggannya itu. Astaga, apa apaan itu." Sindir Limario.

Park Jiyeon kembali menyesep tehnya dengan anggun untuk menetralisir rasa geramnya atas penghinaan yang baru saja Limario lontarkan itu.

"Semuanya tergantung padamu." Park Jiyeon kembali melipat tangan di dada.

I LOVE YOU BROTHER IN LAW(JENLISA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang