Sebuah rumah yang terlalu besar jika hanya ditinggali dua orang saja, bukan tidak mampu membayar seorang asisten rumah tangga,namun Mew yang melarang nya,ia ingin melayani Gulf dengan kemampuannya,mesti jauh dari kata sempurna dan baik namun selama ini semua pekerjaan rumah hanya Mew yang melakukannya.Hunian yang menyimak keheningan dan kecanggungan antara dua lelaki yang menjalin hubungan, dinding-dinding begitu dingin menggigil menyaksikan hubungan tanpa timbal balik, suara jarum jam yang selalu setia mengisi kesunyian. Semua orang tau jika mereka adalah pasangan, semua orang paham bagaimana seharusnya hubungan suami-istri terjalin, namun lain dengan Mew dan Gulf, mereka begitu apik menyimpan cerita rumah tangga yang usang, dengan hati yang tangguh Mew menjalani perannya,namun dengan terpaksa Gulf mengikuti alur cerita.
Hubungan tidak akan berhasil tanpa ada rasa timbal balik, itu benar adanya dengan pembuktian kisah kehidupan Mew dan Gulf, hanya sebelah pihak yang mencurahkan cinta,sedangkan sebelah pihak hanya menerima tanpa mau mengerti.
"Gulf kau sudah pulang"
"ini sudah larut kenapa kau belum tidur?"
"kau belum pulang mana bisa aku tidur"
"tapi ini sudah larut sekali"
"benar ini memang sudah sangat larut,dan kau pasti kelelahan karena oprasi yang baru kau lakukan,jadi aku menunggu mu untuk makan malam bersama"
"makan malam?","apa kau menungguku sampai malam hanya untuk makan bersama?"
"kenapa?,apa aku melakukan kesalahan?"
"tidak, tapi apa kau tidak merasa lapar dengan menunggu ku datang terlebih dulu"
"menunggu itu menyenangkan",Mew berucap dengan tersenyum manis pada Gulf
"Menunggu mu hal paling menyenangkan untuk ku"
"aku tidak pernah menyuruh mu menungguku"
"tapi itu sudah menjadi kebiasaan ku sejak kita menikah"
"sebaiknya kita makan,tidak baik jika makan terlalu malam"
Tanpa banyak percakapan,makan malam selesai dengan cepat, Gulf menuju kamarnya untuk membersihkan diri, sedangkan Mew membereskan semua di meja makan.
Sesaat memasuki kamar,Mew melihat Gulf sudah tertidur pulas, diamatinya pria yang sedang tidur, lalu kemudian ia berjalan mendekatinya, Mew duduk setengah tertidur dipinggir Gulf.
"jangan suruh aku pergi dari hidupmu, jika kau bukan takdirku maka aku akan memaksa tuhan untuk mengubah takdirku dan takdirmu hingga saatnya menjadi takdir kita",dengan elusan Mew membelai kepala Gulf, ia memandang wajah lelaki didepannya, begitu jatuh hati saat melihat wajah manis yang sedang terlelap tidur.
Tuhan sebenarnya tau seberapa besar cinta Mew pada Gulf, namun tuhan jauh lebih tau cerita indah seperti apa yang sebenarnya pas untuk mereka berdua.
.
.
.
.
.Pagi hari tidak seperti biasanya,kali ini hujan turun membuat hari menjadi malas untuk dilalui, matahari masih enggan untuk hadir, mega menjadi abu menandakan hujan akan lama terjadi.
Gulf masih meringkuk dibawah selimut, menikmati cuaca yang terjadi. Tirai kamar masih belum dibuka, suara gemercik air hujan begitu jelas terdengar. Setelah menyiapkan sarapan Mew kembali ke kamar untuk membangunkan Gulf.
"Gulf.. Gulf..kau harus bekerja bukan?",Mew membangunkan dengan hati-hati
"aku akan bangun lima menit lagi"
"baiklah,aku tunggu dibawah untuk sarapan", sebelum pergi meninggalkan kamar Mew sempat kembali berbalik melihat Gulf yang melanjutkan tidurnya,ingin sekali ia menyapa dipagi hari dengan ciuman di wajahnya, tapi tidak apa Mew akan berusaha untuk itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thalassophile S1
FanficGulf kanawut,, seorang dokter spesialis bedah sekaligus anak dari Manager Stasiun televisi swasta. Kejadian empat tahun silam membuat dirinya hidup dalam bayang-bayang masa lalu. Kekasihnya sekaligus tunangannya dinyatakan ikut menjadi salah satu ko...