Kedatangan Gulf sudah ditunggu Dew dan pihak rumah sakit, semua sudah siap menangani keadaan Mew, yang dikabarkan semakin melemah detak jantungnya.
Saat suara sirine ambulance sudah terdengar, semua petugas yang akan menangani berlari ke arah mobil, untuk sesegera mungkin memeriksa keadaan Mew yang sudah jauh dari kata baik.
Nampak malam berpadu riuh sirine, membuat gelap semakin dirasa mengerikan dengan remang-remang lampu ambulance yang menyempurnakan suasana genting sedang terjadi.
Gulf sesegera mungkin membantu petugas yang ikut dengannya di dalam ambulance untuk mengeluarkan belangkar dari dalam mobil.
Semua dokter dan petugas dengan sesegera mendorong belangkar menuju dalam, nampak Gulf yang semakin hawatir saat oksigen di dalam mobil ambulance diganti oleh ambu bag yang membuat denyut jantung perlahan semakin tidak terkendali.
Sembari mendorong belangkar Gulf juga memberikan semua informasi tentang Mew, selama ia tangani di perjalanan.
"Tekanan darah 100/80, denyut nadi 60. Pendarahan nya cukup banyak tapi aku sudah berikan epinefrin saat diperjalanan" Gulf terus memberikan perkembangan keadaan Mew selama di perjalanan
"Ini Pneumothorax tensiun. Kita harus segera melakukan operasi damage control, panggil bedah toraks"
"Aku sudah hubungi New, dia sedang bersiap, kita bawa langsung Mew ke ruang OK"
Semua pergi dengan cepat mendorong belangkar pasien ke arah ruang operasi.
"Gulf semua harus berjalan sesuai prosedur, jadi aku harap kau tandatangani kertas ini" Harus ada hitam diatas putih, saat pihak keluarga mengijinkan operasi berjalan, meski nanti kemungkinan terburuk terjadi, pihak keluarga akan legowo menerima semua tanpa menyalahkan pihak medis yang bekerja.
Ini saatnya hal dramatis dilakukan, semua sudah siap dengan perlengkapan yang seharusnya untuk melakukan operasi pada pasien yang saat ini sedang dalam keadaan kritis. Lampu operasi sudah dinyalakan, semua dokter dan petugas di dalam ruangan sudah bersiap melakukan semua, berharap operasi yang akan dilakukan berjalan dengan baik tanpa gangguan.
Ada apa dengan Gulf? saat ia yang ditugaskan menjadi dokter utama, tapi tangannya bergetar saat memegang pisau bedah yang New berikan untuk sesegera melaksanakan tugasnya mengoperasi Mew. Gulf bergetar bukan main, hingga pisau bedah yang ada ditangannya terjatuh ke lantai dan menimbulkan dentingan di dalam kamar operasi.
Kini Gulf berjongkok menahan tubuhnya yang semakin gemetar dan lemas, Gulf seperti diserang panik secara tiba-tiba. Menatap sarung tangan bedah yang sudah menyentuh darah membuat dirinya bertambah goyah saat mau mengoperasi pasien yang notabenenya adalah suaminya sendiri.
"Gulf?......Gulf? kau baik-baik saja?" New cemas akan Gulf yang seperti itu tiba-tiba
"Gulf....ada apa denganmu" dengan nada yang seakan tinggi, New mulai was-was dengan semua
"Tidak....tidak... New, aku tidak bisa melakukannya" Seharusnya Gulf bersiap, tapi apa yang sedang dilakukan, kini Gulf bergetar dengan air mata yang mulai turun, ia seakan takut jika harus bersentuhan dengan pisau bedah dan semacamnya.
Tidak ada kata yang lebih detail tentang kondisi Gulf selain kata terpukul.
"Gulf sadarkan dirimu!" New mengangkat bahu Gulf agar berdiri kembali
"Sekarang Mew sedang membutuhkan kita, kuatkan dirimu, bukan waktunya untuk seperti ini, semua harus cepat dilakukan, nyawanya sedang diambang kematian, dia membutuhkan kita Gulf"
"Pendarahan telah melampaui 1600cc" Dew menyambar saat pendarahan yang Mew alami semakin parah
"Gulf aku mohon, jika kau tidak bisa melakukannya sebaiknya kau keluar" New tau betul apa yang Gulf rasakan, tidak ada buruknya juga jika menyuruh Gulf yang sebaiknya menunggu diluar saja
KAMU SEDANG MEMBACA
Thalassophile S1
FanfictionGulf kanawut,, seorang dokter spesialis bedah sekaligus anak dari Manager Stasiun televisi swasta. Kejadian empat tahun silam membuat dirinya hidup dalam bayang-bayang masa lalu. Kekasihnya sekaligus tunangannya dinyatakan ikut menjadi salah satu ko...