Insomnia

401 59 11
                                    

"Maaf paman, aku tidak bisa membawa paman ke rumah sakit"

"Tidak apa-apa, cukup kau obati lukaku, itu sudah cukup"

"Gulf kenapa kau tidak memberi tahuku jika pergi ke rumah Tay, bisa saja kau juga ikut terluka, karna dia tidak akan memandang bulu untuk menyakiti"

"Tidak Mew, dia tidak akan berani menyakiti Gulf"

"Tapi bisa saja paman, karna yang Tay punya adalah obsesi bukan cinta, dia bisa saja melukai Gulf saat sudah tidak mungkin untuk bisa mendapatkan Gulf"

"Jangan khawatir, aku tau siapa Tay, jadi aku yakin dia tidak mungkin menyakiti ku"

"Jika terjadi sesuatu lagi beri tahu aku, jangan seperti tadi, kau pergi tanpa bilang padaku"

"Iyah maafkan aku"

"Yasudah, sebaiknya kita bawa paman ke kamar, paman perlu istirahat"

"Tidak usah repot, aku akan pulang saja ke rumahku"

"Tapi paman__"

"Besok aku harus ke kantor, jadi sebaiknya sekarang aku pulang saja"

"Yasudah biar Mew antar paman pulang"

"Kau tidak keberatan mengantar ku Mew?"

"Tentu saja tidak"

"Yasudah Gulf, aku pulang dulu, terimakasih telah mengobati lukaku"

"Iyah, paman beri tahu aku jika Tay mendekati paman lagi" Mario mengangguk mengiyakan

"Gulf kunci pintunya selama aku keluar" tentu saja Mew khawatir setelah apa yang terjadi pada Mario, bisa saja Gulf yang selanjutnya Tay incar

.
.
.
.
.
.

Selama menunggu Mew kembali, Gulf membaringkan tubuhnya di atas ranjang, tapi tidak dengan menutup mata, sebab Gulf masih berpikir tentang semua hal yang begitu tabu datang secara cepat dan begitu saja. Kini Gulf diterpa bimbang, antara meninggalkan cintanya atau sahabatnya.

Perkataan Tay yang menyuruhnya untuk meninggalkan Mew, menjadi hal yang paling penat memenuhi isi kepalanya, Gulf tahu betul tentang kebenaran, jika ancaman Tay bukan hanya omong belakang, yang tidak akan berhenti membuat orang-orang disekitarnya terancam jika tidak segera mengambil keputusan antara meninggalkan Mew atau tetap membiarkan orang-orang disekitarnya menjadi korban pelampiasan Tay.

Ditengah lamunannya Gulf disadarkan dengan kehadiran Mew yang baru sampai setelah mengantar Mario pulang.

"Mew"

"Kenapa kau melamun seperti itu?"

"Tidak apa-apa, aku hanya__"

"Gulf beritahu aku jika sesuatu mengganggu pikiran mu"

"Mew...." Gulf terbangun dari ranjangnya, kini ia duduk ditepi ranjang sembari memegangi kedua tangan Mew

"Kenapa hmm?"

"Kau percaya jika aku memang mencintaimu?"

"Harus"

"Kau tau? aku ingin jadi apa-apa yang bisa membuatmu ingin lebih lama denganku, bahkan lebih lama dari selamanya"

"Kalau begitu tetaplah di sisi ku, jangan berpikiran untuk pergi dariku"

"Jika saja suatu saat aku memang pergi darimu, percayalah, aku pergi bukan karna tidak mencintaimu lagi, tapi itu karna cintaku begitu besar padamu"

"Apa maksudmu? jika kau pergi meninggalkan ku, itu artinya kau tidak mencintaiku, karna jika cinta tidak mungkin kau pergi"

"Apa kau akan beranggapan seperti itu?"

Thalassophile S1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang