Bandara

448 70 3
                                    

Deraian ombak terasa nyaman di dengar, pasir yang diinjak perlahan ditelan ombak secara bertuturan. Selembar foto digenggam erat walau tertebas angin pagi yang dingin. Dua daksa berdiri menghadap luasnya laut yang terbilang tenang kala pagi hari.

Kini sudah seharusnya melepas seseorang yang sudah lama tidak ada, Gulf sudah paham jika kini dirinya dan Namtarn tidak lebih dari sekedar cakrawala dan bentala yang tak pernah di izinkan semesta untuk bersatu bagai arunika.

Hatinya sudah rela seteguh batu karang, mulutnya sudah siap mengucap kata pisah, melepas semua lebih baik ketimbang terus menerus mengungkung memori kelam dalam ingatan.

"setelah hampir satu bulan, akhirnya aku kembali lagi kesini, tapi maaf, sepertinya ini kali terkahir untukku datang menemui mu",Harus yakin jika ini kali terkahir

"dari jutaan tanya tentang rinduku padamu, sekarang aku jawab kau sudah mati, kau sudah mati lama sekali. biarkan semua aku kubur jauh dalam sanubari",Gulf menatap luasnya laut dihadapan untuk mengucapkan kata selamat tinggal pada seseorang yang lama hilang di dasar sana

"kau sudah usai dalam ceritaku, kau bukan lagi milikku, tidak ada lagi kita diantara kita. sekarang berjalan lah dengan tenang menuju tempat terindah yang kau mau, karna akupun akan melanjutkan kisah ku"

Perpisahan bukanlah hal paling diinginkan, semua mungkin karna ucapan seseorang yang menyebut mu dalam diam, hingga membuat tuhan terpaksa membuatmu merasa kehilangan agar bertemu dengan seseorang yang memang ditakdirkan untukmu.

"semua orang berhak untuk pergi, dan aku tau itu sekarang, aku terima kenyataan jika kau yang harus pergi duluan"

Mew hanya menatap Gulf dengan senyum kecil di sudut bibir, dia tau bukaan saatnya mencampuri seseorang yang kini sedang berusaha mengucap kata pisah untuk selamanya.

"aku tidak akan lupa, jika kau pernah menjadi alasan aku untuk tersenyum, aku tidak akan lupa jika pernah menjadikan pelukmu sebagai tempat ternyaman sebagai pelepas pelik ku",Mew memberikan kotak kecil berwarna navy dan selembar foto yang sejak tadi ia genggam pada Gulf

Gulf meletakkan selembar foto diatas pasir, lalu kemudian menindihnya dengan kotak navy yang berisikan cincin pengikat hubungan dimasa lalu.

"tidak bermaksud melupakan mu, tapi ini tuhan yang mau, jangan marah padaku, aku mohon", seakan merasa jika dirinya berbuat kesalahan karna berusaha untuk melupakan.

"kau sudah jadi bintang sesungguhnya diatas sana. sampaikan pada tuhanmu agar memberi mu tempat terbaik di atas sana. aku pamit..", setelahnya ia pergi meninggalkan bibir laut, dengan kertas foto yang perlahan terbawa arus ombak yang menghampiri.

Sejauh mobil melaju, tatapannya ia lontarkan ke arah luar, kepalanya ia sandarkan di atas pelana. Keadaan terbilang masih pagi, tapi wajahnya sudah kusam sejak awal.

"Gulf",Mew menaruh satu tangan diatas setir dan satu lagi menggenggam tangan Gulf

"Kau keberatan untuk benar-benar melepasnya?"

"tidak, bukan begitu Mew___"

"perlahan saja, aku tau melupakan tidak semudah itu"

"tapi kau __"

"aku tidak menyesal mencintamu yang belum selesai dengan masa lalumu"

"bantu aku",Mew mengangguk meng-iyakan

Ada yang bilang kalau orang datang dan pergi. Tapi sebenarnya, tidak ada yang benar-benar menghilang dari hidup. Orang tidak pernah benar-benar pergi, hanya peran yang berubah. Ada yang berubah peran menjadi masa lalu, ada yang berubah peran menjadi penyembuh.

Hanya hening terasa selama perjalanan menuju bandara, Mew tidak mau mengganggu Gulf, takut-takut ia merusak mood di pagi hari. Bahkan sesampainya di bandara, Gulf masih enggan berbicara, ia membiarkan Mew yang membawa kopernya, dan berjalan mendahului Mew.

"Gulfff...", seseorang melambikan tangan dari jauh

"kau sudah lama disini?"

"tidak, aku baru saja datang"

"dia Mew",Gulf memperkenalkan Mew pada rekannya

"hi Mew, aku Ja"

"aku Mew", menyambut hangat tangan yang menjabat nya

"Kau kakaknya Gulf?"

"aku___"

"dia suamiku"

"suamimu?"

"kenapa?, dia tampan bukan?"

"sangat"

"jangan berpikiran untuk mengambilnya dariku"

"terlanjur, aku sudah berniat saat pertama melihatnya"

"Ja...."

"bercanda Gulf"

"Gulf sebaiknya kau masuk kedalam, penerbangan mu sebentar lagi"

"Mew..."

"hm?"

"jaga dirimu"

"pasti"

"dan...."

"dan apa?"

"dan hatimu", kalimat luar biasa, hingga membuat kedua pipi Mew memerah karna ucapannya

"telepon aku jika kau tidak sibuk!"

"aku takut mengganggu mu"

"waktu ku selalu luang jika untuk mu"

"Gulf, kalian akan terus bicara atau masuk sekarang?"

"Masuklah temanmu sepertinya tidak sabar ingin segera di promosikan"

"bukan be___"

"sudah-sudah Ja, kita masuk sekarang",Gulf mendorong Ja untuk sesegera masuk ke dalam

"Mew aku pergi"

"hati-hati",Mew melambaikan tangan dengan senyuman, saat Gulf pergi meninggalkannya.

Seusai mengantar keberangkatan Gulf ke bandara, Mew bergegas menuju lokasi syuting. Hari ini ia harus datang pagi buta ke lokasi syuting, tapi tidak mau bilang pada Gulf, karna takut Gulf melarang nya untuk mengantar ke bandara.

"Mew, kau baru bangun?,ini jam berapa?"

"maaf Off, aku ada urusan penting"

"pentingan mana dengan pekerjaan"

"tentu saja urusan ku"

"sudahlah, sekarang kau temui aktrisnya, dia membutuhkan mu untuk saran beberapa scene yang akan diambil"

"tapi Off, dimana Jim?, seharusnya dia ikut juga bukan?"

"Jim pergi ke lokasi lain, tugasnya disini diganti oleh yang baru"

"baru?,siapa?"

"aku lihat tadi dia sedang mengecek lensa kamera, kau cari saja wajah baru di lokasi syuting"

"Off..", seseorang bersuara keras, memanggil nama Off

"aku membutuhkan salinan lain untuk naskah ini, apa ada orang kantor yang bisa di hubungi?"

"aku akan ke kantor untuk mengambilnya"

"jika bisa sebelum jam sepuluh naskahnya harus sudah ada"

"iya aku mengerti"

"Off?"

"dia yang aku bilang pengganti Jim"

"Clay, dia Mew Script Supervisor untuk film ini"

"hi Mew, aku Clay, semoga bisa bekerja sama dengan baik"

"Aku Mew. Bekerjalah dengan baik, atau masa mu tidak akan lama",Mew pergi begitu saja meninggalkan Off dan Clay, ekspresi nya seakan memberitahu jika ia tidak suka dengan Clay.

TBC
.
.
.
.
.
Siapa dia?


Thalassophile S1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang