Empat hari sudah tuan Nadech terbaring di rumah sakit, meski keadaannya sudah membaik dan sudah sadarkan diri, tapi dokter tetap menyarankan agar tetap di rawat untuk beberapa hari lagi.
Gulf dan Mew yang selalu menyempatkan waktu untuk menjenguk ayahnya setelah pulang dari pekerjaan, merasa lega dengan kondisi ayahnya yang perlahan pulih dan membaik. Meski sekarang banyak ketakutan yang Gulf simpan, tentang Tay yang bisa saja suatu waktu membuat ulah yang lebih dari ini.
"Gulf dimana Tay?"
"Tay sudah pulang ayah"
"Dia pulang saat ayah sedang sakit"
"Sebenarnya Tay tidak tau jika ayah masuk rumah sakit"
"Kalau begitu suruh dia kemari untuk menjenguk ayah"
"I-iyah Gulf telepon Tay nanti" Gulf tidak mungkin bilang tidak pada ayahnya, sebab ayahnya masih belum tau tentang kejahatan Tay
"Ayah, apa ada orang kantor yang bisa aku hubungi untuk menanyakan paman Mario?"
"Kenapa tidak telepon saja langsung Mario"
"Dari kemarin aku meneleponnya tapi tidak ada jawaban begitupun dengan pesan yang aku kirim, tidak ada satupun jawaban dari paman Mario"
"Memangnya ada perlu apa kau dengan Mario"
"Tidak, aku hanya ingin bilang pada paman Mario jika ayah sudah lebih baik" bohong Gulf pada ayahnya
"Ini sudah malam, sebaiknya kau dan Mew pulang"
"Jika terjadi sesuatu hubungi aku" Gulf dan Mew pergi meninggalkan sang ayah dan ibunya di rumah sakit
"Mew?"
"hmm?"
"Aku khawatir dengan paman Mario, apa kau tidak melihatnya selama di kantor?"
"Aku tidak pergi kemana-mana selain di meja kerjaku, jadi aku tidak tau apa paman Mario ada dikantor atau tidak" Gulf merasa khawatir namun sedikit janggal, dengan Mario yang tiba-tiba tidak bisa dihubungi selama dua hari belakangan ini, bahkan semua pesan yang Gulf kirim belum mendapat satupun balasan.
Sesampainya di rumah, Mew pergi ke kamar terlebih dulu untuk segera membersihkan diri, sedangkan Gulf memilih untuk duduk di ruang tengah, merehatkan sejenak tubuhnya yang lelah karna pekerjaan, dan merehatkan pikirannya dari semua yang telah terjadi belakangan ini.
Memejamkan mata dengan tubuh yang ia sandarkan pada kursi, saat terpejam ia berharap bisa sejenak mengistirahatkan pikirannya, namun semua bayangan buruk muncul saat menutup mata. Bayangan tentang Namtarn dan Davika yang tewas empat tahun lalu, tentang View yang ikut tewas tidak lama ini, dan bayangan tentang ayahnya yang sedang terbaring di rumah sakit. Mungkinkah hal ini akan terus berlanjut, jika Gulf tidak segera menghentikan Tay?
Semua hanya membuat Gulf teringat pada satu persatu sebab yang timbul akibat perbuatan Tay, yang sebenarnya mengincar Gulf. Suara ponsel memecah acara rehat diri dan pikiran, hingga membuat Gulf sesegera mungkin membuka ponselnya, karna mengira itu pesan dari Mario, namun saat dibuka rupanya Tay yang mengirim pesan.
"Kenapa masih diam?
kau sudah tau semuanya bukan?
jika ingin Mario baik-baik saja, selamatkan dia,
dia ada bersamaku"Tanpa pikir panjang, Gulf langsung menyambar kunci mobil yang Mew letakan di atas meja ruang tengah. Pikirannya dikerubuti oleh korban tewas yang Tay buang ke laut, jangan sampai Mario juga ikut lenyap, karna hanya Mario yang mengetahui semua keburukan Tay selain View.
Mengendarai mobil dengan kecepatan diatas rata-rata, Gulf ingin sesegera mungkin sampai di tempat tujuan, berharap Tay masih memiliki sedikit hari nurani untuk tidak secepat itu mempertemukan Mario dengan malaikat kematian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thalassophile S1
Fiksi PenggemarGulf kanawut,, seorang dokter spesialis bedah sekaligus anak dari Manager Stasiun televisi swasta. Kejadian empat tahun silam membuat dirinya hidup dalam bayang-bayang masa lalu. Kekasihnya sekaligus tunangannya dinyatakan ikut menjadi salah satu ko...