-

346 54 3
                                    

Pagi buta sudah terbangun, mengangkat kepala dari tepian belangkar yang ia tiduri, aroma obat menjadi hal utama yang tercium, membuatnya langsung tersadar dimana ia berada. Gemercik air terdengar jelas dari arah kamar mandi, menandakan seseorang sedang melakukan sesuatu di dalam sana.

Tertatih dengan wajah suntuk, namun masih tampan dengan rambut acak. Memperhatikan dengan seksama keadaan ayahnya yang kini masih terbaring tepat didepan matanya. Belum menandakan tanda-tanda akan sadar, tapi setidaknya hatinya sedikit tenang karna sang ayah sudah melewati masa kritis.

Seseorang keluar dari kamar mandi, dengan pakaian yang sudah rapi menempel di tubuhnya. Menyambut pagi dengan senyum hangat di pipinya, membuat sang pujaan kembali membalas senyum dengan cinta.

"Kau sudah bangun"

"Maaf aku tidurnya pulas sekali"

"Kenapa minta maaf, kau memang lelah hingga membuat mu tertidur di dekat ayah"

"Kau mau aku belikan sarapan dulu kebawah?"

"Tidak usah, sebaiknya sekarang kau juga bersiap untuk bekerja, aku akan sarapan di kantor saja"

"Tidak ke lokasi syuting hari ini?"

"Sudah selesai, semua tinggal masuk tahap editing dan lain nya, jadi selama belum ada film baru, kemungkinan aku akan pulang normal"

"Benarkah? itu tandanya waktumu untukku akan bertambah"

"Memangnya kenapa kalau waktuku untukmu jadi lebih banyak?" Mew menghampiri Gulf dengan kemudian melingkarkan tangannya di pinggang Gulf.

"Tidak kenapa-kenapa, hanya saja aku suka"

"Cepat bersihkan dirimu, setelah ibu datang, kita pergi bersama"

Gulf pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Sementara itu ibunya baru datang membuka pintu kamar rumah sakit dengan perlahan. Dengan wajah cantik ia menenteng sebuah tas di tangan kanannya, yang terlihat senada dengan baju yang ia kenakan.

"Mew, dimana Gulf"

"Gulf sedang dikamar mandi"

"Apa semalam ayahmu baik-baik saja?"

"Ayah baik-baik saja, sepertinya ayah memang lelah hingga tidurnya lama"

Setelah keluar dari ruang ICU, tuan Nadech belum juga sadarkan diri, ia masih lelap dalam tidurnya. Sedikit rasa hawatir dirasa, pasalnya tuan Nadech mengkonsumsi zat mematikan dengan kadar yang cukup banyak.

Setelah selesai dengan acara bersiap untuk bekerja, Mew dan Gulf pergi meninggalkan rumah sakit. Pagi ini Gulf akan diantar oleh Mew, yang tentu saja membuat nya senang karna hal ini.

"Kenapa tersenyum?" Gulf sadar semenjak masuk ke mobil Mew terus tersenyum saat melihat dirinya

"Tidak apa-apa"

"Kalau begitu kenapa terus melihatku"

"Kau tau? aku bisa tersenyum hanya karna melihat wajahmu atau, bahkan hanya karna melihat namamu saja itu sudah membuatku tersenyum"

"Dan kau tau? tatapanmu padaku yang hanya sekilas, lebih aku sukai daripada semua orang yang menatapku lama dengan sengaja"

"Di hari ulangtahun ku tahun depan, bisa aku meminta sesuatu padamu?"

"Apa?"

"Sedikit aneh tapi ini nyata kemauan ku"

"Katakan"

"Aku ingin selalu menjadi sepatu yang selalu mengiringi langkahmu, aku ingin menjadi jam tangan yang selalu bisa menggenggam tanganmu, aku ingin jadi baju yang kau kenakan agar dapat memelukmu dengan hangat, jadi bisakah kau kutuk aku agar tetap dekat denganmu?"

Thalassophile S1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang