"kenapa tidak bilang jika kaki mu sakit"
"kakiku baik-baik saja tidak apa-apa"
"tidak apa-apa, tapi meringis saat aku pegang"
"kau bukan memegang tapi menendang"
"maaf"
"kita pulang saja, kenapa kau malah bawa aku ke rumah sakit"
"Diam!,kakimu akan infeksi jika tidak diobati"
"tapi__"
"kau tau?,kakimu mengganggu acara kita"
"jika kau tidak menendang, kita bisa lanjut"
"sudahlah, aku sudah hilang mood karna kaki mu"
Saat tau kaki Mew terluka, Gulf sesegera mungkin membawa Mew ke rumah sakit untuk mengobati lukanya. Lalu setelahnya pulang menuju rumah.
"Gulf, kita mampir dulu ke swalayan, semua bahan makanan di rumah sudah habis"
"jika lapar, kita pesan saja online"
"tidak, aku mau memasak untukmu"
"pesan sa___"
"AKU-INGIN-MEMASAK-UNTUKMU."
"yasudah kita ke swalayan"
Gulf bukan tipikal orang yang mudah meuruti perkataan orang lain, tapi kali ini ia sedikit mengalah, dengan alasan sedang lelah karna baru pulang setelah dinas beberapa pekan di luar negri.
Setelah sampai disebuah bangunan swalayan yang lumayan besar, Gulf memarkirkan mobilnya di area basement gedung.
"kau tunggu disini, biar aku yang belanja"
"aku bisa jalan, ini cuman lebam biasa Gulf, jangan menyuruhku berdiam diri di dalam mobil, sedangkan kau berbelanja sendiri"
"jika aku bisa menuruti perkataan mu, kenapa kau tidak?"
"iya sudah, aku tunggu di mobil, tapi jangan lama-lama"
"kenapa?,kau takut sendirian di mobil?"
"nanti aku rindu"
Menjadi anak manis untuk satu hari itu tidak masalah, ketimbang melawan perkataan Gulf yang bisa saja memancing adu mulut yang berkepanjangan. Bagi Mew ia harus patuh akan semua perkataan Gulf, karna baginya Gulf tidak jauh berbeda dengan induk semang yang harus ia patuhi jika tidak mau diusir dari rumah.
Kini cinta keduanya sudah hampir sedalam andala, meski belum bisa setinggi ancala. Hari demi hari perasaan dan cintanya mengalami eskalasi yang luar biasa, bahkan tidak jarang hati Mew melaung senang akan rasa bahagia yang sejak dulu ia damba dan harap, kini meluap berlebih karna cinta bertepuk sebelah tangan sudah berubah menjadi cinta berbalas.
Sudah hampir setengah jam pergi untuk membeli banyak keperluan yang dibutuhkan, akhirnya Gulf kembali dengan mendorong cart yang penuh dengan belanjaan yang akan dimasukkan kedalam bagasi mobil.
"apa kau bosan menunggu ku?"
"tidak ada kata bosan tentang mu, sudah aku bilang jika menunggu itu menyenangkan"
"kau akan tau rasanya menunggu tanpa di datangi"
"bagaimana?"
"jika ada kata yang lebih dari kata sakit, maka itu jawabannya"
"sekarang kau sudah denganku, jadi tidak ada alasan untukku menunggu hal lain lagi"
"tapi aku menunggu sesuatu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Thalassophile S1
FanfictionGulf kanawut,, seorang dokter spesialis bedah sekaligus anak dari Manager Stasiun televisi swasta. Kejadian empat tahun silam membuat dirinya hidup dalam bayang-bayang masa lalu. Kekasihnya sekaligus tunangannya dinyatakan ikut menjadi salah satu ko...