Labirin rasa

530 81 7
                                    

"Off..."

"siapa?"

"sialan kau tidak menyimpan nomorku", Off menarik ponselnya dari telinga, berusaha mengingat nomor siapa yang sedang menghubungi?

"Janne, aku Janne"

"aow Janne, kenapa malam-malam meneleponku"

"cepat kemari dan bawa temanmu pulang!"

"Teman?,bukannya Jack di apartemennya?, aku lihat sendiri dia masuk ke apartemennya saat pulang"

"Mew."

"Mew?"

"cepatlah bawa dia pulang, dia mabuk berat"

"oke kesana sekarang", Off turun dari ranjangnya, lalu kemudian menyambar kunci mobil diatas nakas.

"Jack....", Off mengetuk pintu apartemen Jack. Mereka berdua tinggal disatu blok apartemen yang sama, degan kebetulan yang menyebalkan ternyata apartemennya bersebelahan.

"Jack, cepat bangun dan buka pintunya!",Off tidak henti-hentinya mengetuk pintu dengan keras berusaha membangunkan Jack yang sepertinya sedang tertidur lelap

"sialan Jack, cepat bangun dan keluar"

"Kau yang sialan malam-malam mengetuk pintu seperti penagih hutang. Ada apa",Jack sedikit kesal karna Off menganggu tidurnya

"cepat ikut aku!"

"kemana?"

"Pub nya Janne"

"tadi aku sudah menawarkanmu untuk mengajak aku sebagai teman minum, tapi kau menolaknya, tapi sekarang kau seperti manusia setres, mengetuk pintu di malam hari membangunkan yang sedang tidur hanya untuk diajak minum"

"salah paham mu menjjijikan, aku bukan ingin mengajakmu minum, tapi Janne menyuruh kita kesana"

"Untuk apa?"

"Mew"

"Mew?"

"Janne meminta kita untuk membawa Mew pulang"

"tapi kenapa Mew tidak pulang sendiri?"

"dia mabuk"

"m...mabuk?,kau yakin Mew mabuk?"

"Janne sendiri yang bilang"

"tapi bagaimana bisa, kau tau sendiri Mew tidak bisa minum alkohol walau sedikit"

"aku tau, sebaiknya kita pergi sekarang"

.
.
.
.
.

"Janne dimana Mew"

"di meja bartender, aku meninggalkannya untuk menemui seseorang", Off dan Jack pergi menuju bar tabel untuk menghampiri Mew

"Off?,kau berpikiran sama denganku?"

"apa?"

"masalahnya berat sekali sepertinya, aku tidak pernah melihatnya gila karena mabuk seperti ini", sepertinya apa yang dikatakan Jack ada benarnya. Off menghembuskan nafas tidak mengerti akan tingkah temannya saat ini, bagaimana Mew minum sebanyak itu hingga mabuk, saat dirinya tidak bisa minum alkohol.

"cepat bantu aku memapahnya"

"Off, kita bawa kemana Mew?"

"ke apartemenku saja"

"kau tidak mau mengantarnya ke rumah anak manager Nadech?"

"aku rasa masalahnya tentang dia, jadi sebaiknya bawa Mew ke apartemen ku saja".Tidak ada orang yang tau selain keluarga dan Tay, jika hubungan antara Mew dan Gulf tidak sebahagia yang orang pikirkan. Off mengira jika ini hanya permasalahan biasa antara pasangan suami-istri.

Sesampainya di apartemen, Off dan Jack membaringkan Mew di atas ranjang. Saat Jack hendak pamitan untuk kembali ke apartemennya, namun sesuatu mengurungkan niatnya. Mengigau di tengah mabuk biasanya sebuah kebenaran yang dikatakan, itu sebabnya Jack memilih mendengarkan Mew yang mulai meracau.

"kenapa kau jahat....aku sakit kau tau?....", matanya terpejam, tubuhnya terbaring tapi mulutnya terus berucap sembari terisak

"aku tidak mau pergi, kenapa tidak kau hentikan..."

"aku sakit... sakit, disini....",Mew menepuk-nepuk dada bidangnya

"kau tidak lihat kan?..tapi aku sakit. Jahat sekali",setelah kemudian Mew benar-benar tertidur dan menghentikan ocehannya

Off dan Jack saling memandang satu sama lain dan berujung gidikan bahu, mereka tidak paham sebenarnya apa yang dikatakan Mew.

"kau pulang kembali saja ke apartemen mu, aku yang akan mengurus nya"

"oke"

.
.
.
.
.

Rembulan terganti baskara, kirana nya mulai menyebar menyeluruh. Dua mata perlahan terbuka, mencium aroma khas kopi menyengat diseluruh sudut ruangan. Pening masih dirasa, tapi sadar sudah kembali.

"Pagi Mew"

"off"

"Bagaimana, apa kepalamu pusing?"

"kau yang membawaku kesini?"

"Janne menelponku"

"maaf merepotkan mu"

"Tidak masalah. Sebaiknya kau bersihkan dirimu agar merasa lebih baik".Mew pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

"aku pinjam bajumu"

"sesukamu, pilih saja"

"off?"

"hmmm?", Off asik menyeruput kopi buatannya

"apa semalam aku mengatakan hal aneh?"

"tidak, kau hanya bilang kau tidak mau pergi"

"hanya itu?"

"memangnya ada yang lain?",Mew lega mendengar jawaban Off, setidaknya tidak ada hal aneh yang ia ucapkan

"Mew?,boleh aku bertanya sesuatu?"

"Tanyakan!"

"Kau sedang ada masalah dengan Gulf?",Mew menyimpan kopi yang sedang ia hisap aromanya

"kau bilang aku tidak mengatakan apa-apa lagi"

"Kau tidak mengatakan yang lain selain pengakuan rasa sakit"

"Sudah berakhir"

"apanya?"

"aku dan Gulf"

"Maksudmu?"

"kita tidak bisa lagi bersama"

"aku rasa kau yang paling tersakiti, mendengar racauan yang keluar dari mulutmu tadi malam"

"Perpisahan ada bukan karna kesalahan satu pihak, dua-duanya salah karna tidak bisa menahan yang akan pergi"

"kau mau berbagi cerita?"

"Tidak untuk saat ini"

"baiklah aku mengerti. Aku tidak tau seberapa besar masalahnya hingga harus berujung perpisahan. Tapi lambat laun pasti terendus media bukan?"

"aku tau mengingat siapa Gulf, aku dan ayahnya Gulf sudah sepakat untuk menutupi hal ini dari media, sebelum semuanya benar-benar selesai"

"biar waktu yang membuat sembuh, walau mungkin ada rindu yang menumbuh, yang mungkin saja mebuatmu luluh"

"aku takut, jika benar-benar tidak bisa melakukannya dengan sungguh-sungguh, mengingat seberapa besar cinta yang aku punya untuknya"

"saat kau berpikiran seperti itu, maka ingatkan pada dirimu, jika apa yang melewatkan mu tidak akan pernah menjadi takdirmu, dan apa yang menjadi takdirmu tidak mungkin melewatkan mu"

Terjebak dalam labirin rasa, paling susah menemukan ujung jalan. Jangan menyalahkan karna jatuh hati pada seseorang, karna perasaan tau mana yang diinginkan. Setelah ceritanya selesai mungkin akan ada pengganti yang tuhan siapkan.

Kadang mencintai seseorang itu adalah cara kita sakit, dan jatuh cinta dengan yang lain adalah cara kita sembuh. Tapi percayalah tidak ada kata sia-sia dalam pengorbanan cinta.

TBC
.
.
.
.
.
Cukup untuk sejenak bukan?

Thalassophile S1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang