Dia tidak jahat, dia sahabatku

348 54 4
                                    

"Tay, kau masih menginap dirumah temanmu? tadi malam kau tidak kembali ke rumahku"

"Iyah maaf Gulf, tadi malam ada urusan mendadak yang harus aku kerjakan di tempat kerjaku, jadi aku pulang tanpa memberi kabar padamu, maaf Gulf"

"Tidak apa-apa,. syukurlah kalau kau baik-baik saja, aku khawatir karna kau tidak pulang tadi malam"

"Aku akan kembali untuk mengambil bajuku dirumah mu"

"Kalau begitu aku tutup teleponnya, sampai jumpai lagi nanti" Gulf menutup telepon dari Tay, namun selama berbincang di telepon dengan Tay, Gulf mengepal tangannya menahan emosi yang berlebih pada Tay.

Kecewa sudah pasti, terlebih Tay adalah sahabat Gulf yang sudah lama sekali bersama. Benar-benar sempurna melakukan hal busuk tanpa diketahui Gulf, Tay berhasil menyembunyikan kejahatannya dibalik kepribadian nya yang tenang dan dingin.

Langit yang terlihat tenang bukan berarti tidak menyimpan sesuatu di dalamnya, hanya saja dia pandai menutupi semuanya. Diamnya orang jahat bukan berarti ia telah berubah, hanya saja ia sedang merancang bagaimana agar bisa menciptakan kejahatan yang lebih besar dari sebelumnya.

Jangan mudah percaya pada seseorang sekalipun itu orang dekat mu, karna dari setiap manusia pasti punya sisi tidak baiknya yang bisa kapan saja menjadi boomerang waktu untuk kita.

Percaya pada orang adalah hak kita, tapi jika di khianati karna terlalu percaya, itu adalah pilihan kita. Jangan terlalu menyalahkan si jahat dalam cerita kehidupan, kenapa tidak berpikir jika mereka ada karna kita yang membuatnya menjadi seperti itu.

Dengan apa yang di dengar dan dilihat, Gulf sudah terlanjur kecewa pada Tay, tapi ia juga tidak sepenuhnya dengan tiba-tiba membenci Tay, bagaimana pun juga kejahatannya berlandaskan atas cinta Tay pada Gulf yang tak pernah sekalipun terlintas dalam benak Gulf, jika Tay menyimpan perasaan padanya.

"Tay, akan aku tunggu waktunya dimana kau sendiri yang berbicara jika semua adalah ulahmu" Gulf memilih untuk diam sejenak dengan cara yang telah ia pikirkan agar Tay yang mengakui sendiri padanya, tentang semua kejahatan yang telah dilakukan selama empat tahun.

Gulf pergi melangkahkan kaki menuju ruangan dimana ayahnya terbaring karna menajadi korban dari aksi gila Tay. Saat tepat berada disamping sang ayah yang masih menutup mata, Gulf merasa bersalah, karna keadaan ayahnya yang sekarang, secara tidak langsung adalah karena dirinya.

Gulf juga tidak pergi ke rumah sakit untuk bekerja, hati dan pikirannya masih berduka untuk kepergian View yang secara tiba-tiba.

Seperti petir yang menyelinap dalam kemarau, seperti menusuk tajam dada yang terbuka, semua datang disaat dirinya sudah mulai lupa dengan penderitaan masa lalu, namun luka baru harus timbul secara tiba-tiba. Baru saja ia recaka akan bahagianya cinta tapi harus terjeda akan jejal yang singgah entah sampai kapan.

"Saat ayah bangun, apa harus aku memberi tau ayah jika yang membuat ayah seperti ini adalah seseorang yang sudah ayah anggap seperti anak ayah sendiri"

Kisah persahabatan Gulf dan Tay diketahui oleh keluarga Gulf, mereka sangat menyayangi Tay layaknya anak sendiri, karna merasa iba dengan Tay yang sudah tidak punya siapa-siapa selain Gulf sebagai sahabat dekatnya.

"Gulf"

"Ibu?"

"Kau tidak pergi ke rumah sakit untuk bekerja?"

"Jadwalku hanya siang hari ibu, jadi aku ingin menjenguk ayah sebelum pergi ke rumah sakit" Berbohong demi menyembunyikan alasan sebenarnya yang membuatnya tidak pergi ke rumah sakit untuk bekerja.

Gulf tidak mau ibunya juga ikut terlibat dengan semua ini, cukup ayahnya yang menjadi korban kelalaiannya karna tidak waspada akan tindakan yang dilakukan Tay.

Setelah dari rumah sakit Gulf pergi dengan berpamitan pergi untuk bekerja pada ibunya, tapi tentu saja ia berbohong karna sekarang ia sedang melajukan mobilnya menuju stasiun televisi tempat Mew bekerja.

Sesampainya di lobby, Gulf menunggu Mew yang sudah diberi taukan sebelumnya jika ia akan datang untuk menemui Mew.

"Gulf"

"Mew.." Mew memeluk erat Gulf tanpa perduli dengan banyak orang yang lalu lalang di lobby kantor

"Kau sedang sibuk?"

"Tidak"

Mew masih memeluk Gulf dengan mengelus kepala Gulf. Mew tahu jika sekarang Gulf sedang sedikit kacau, pasalnya Gulf berpikir semua yang terjadi adalah karna nya, terlebih kematian View yang tiba-tiba tadi malam, membuat Mew hawatir berlebihan pada Gulf. Mew takut jika Gulf benar-benar menyalahkan dirinya sendiri karna semua tewasnya korban yang dilenyapkan oleh Tay.

"Gulf aku mohon padamu, jangan terlalu dipikirkan, paman Mario sudah bilang jika dia akan membantu untuk mengungkap semuanya agar mendapatkan bukti yang kuat untuk menghukum Tay"

"Mew?" Gulf beranjak dari pelukan Mew, yang kini menatap Mew dengan sungguh

"Bagaimana jika hatiku akan luluh karna rasa persahabatan ku yang kuat dengan Tay?"

"Tentang itu adalah pilihan mu nanti, tapi sekarang kita perlu membuat Tay tau dulu, jika kejahatannya sudah kau ketahui"

"Tay sudah tidak punya siapa-siapa, aku begitu menyayangi nya sebagai sahabat dan saudari ku sendiri, apa harus aku memaklumi perbuatannya"

"Memaklumi itu untuk hal kecil, dan kau tau sendiri apa yang Tay lakukan. Tiga nyawa hilang karna ulahnya, dan ayahmu yang hampir menjadi orang ke empat yang menjadi korban tewas, sudah cukup Namtarn, Davika dan View yang mengalami nasib malang, jangan biarkan Tay semakin buta oleh perbuatannya sendiri"

Mew berusaha memberi pemahaman pada Gulf, jika perbuatan Tay bukanlah hal yang harus di tolerir, sejenak lupakan hubungan persahabatan atau pertemanan saat mereka menimbulkan luka yang begitu mengiris dinding hatimu secara perlahan yang memungkinkan untuk berlanjut membuat luka sayatan lain

Mungkin karna ikatan persahabatan yang terjalin sudah lama sekali hingga menimbulkan pemikiran dalam diri Gulf, jika sehitam-hitamnya tangan pasti telapak nya putih. Begitu juga seburuk-buruknya manusia pasti ada lebihnya. Begitulah ikatan sahabat, saat di khianati ia tidak akan percaya, karna mengira orang yang ia percaya tidak mungkin melakukan hal buruk dan tidak baik terhadapnya.

TBC
.
.
.
.
.
Dia hilang.

Thalassophile S1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang