Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku harap kalian masih sabar nunggu adegan skidipapapnya 😍
Jangan lupa spam : NEXT
Untuk pertama kalinya Haechan mau masuk ke rumah Jaemin. Biasanya kalo nganterin si manis Jaemin cuma sampai depan rumah.
Haechan itu bukan tipikal cowok ganteng doang anterin si manis cuma sampe depan gang, ygy.
"Chan, nggak nyaman ya?"
"Gue nggak nyangka, Lo betah Na tinggal di rumah kecil kaya gini?" Haechan neguk segelas es teh yang dibuatin sama Jaemin.
Udara lagi panas-panasnya, kini hatinya terbakar melihat kondisi rumah Jaemin. Mungkin kalo orang di luar sana memang berpendapat 'hunian sederhana yang penting bisa buat berteduh' tapi bagi Haechan itu ambigu!
Apalagi ngeliat Jaemin yang sifat dan pahatan wajahnya jauh dari kata —miskin. Membuat otak Haechan diselimuti berjuta pertanyaan. Ya walau binal dikit sih, tapi itu yang bikin Haechan banyak belajar dari Jaemin.
Awalnya, Haechan nganggap rumah ini adaah kandang ayam. Sedangkan rumah Jaemin di belakangnya, ada bangunan besar warna ijo toska. Namun Haechan salah besar.
"Selagi gue masih punya abang gue kuat Chan,, ayo kita mulai ngerjain" —jaemin duduk di lantai, membiarkan si anak sultan ini duduk di sofa.
Karena sofa di rumah Jaemin hanya ada satu, dan itu pun sudah berlubang sana-sini.
"Assalamualaikum"
Haruto masuk ke rumah, lagi-lagi Haechan di bikin kagum sama abanga Nana yang gantengnya kaya wibu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Baru pulang ngaspal guys jadi pake masker)
"Walaikumsallam calon imam, eh astaghfirullah bercanda bang?!!" Sahut Haechan dan sukses mendapat sorot mata heran dari Haruto yang malah ngusap kepala adiknya.
