15. 🔞 ( -ehh )

40K 1.3K 96
                                    

Kemaren aku minta 80 malah dikasih 100 lebih huaaa makasii banyak!! Aku kasii dua chapter nih (15 & 16) di vote ya!!!
Jangan ngereog di part ini, semoga kalian tetap anteng dan menunggu update di hari berikutnya ❤️

Kemaren aku minta 80 malah dikasih 100 lebih huaaa makasii banyak!! Aku kasii dua chapter nih (15 & 16) di vote ya!!! Jangan ngereog di part ini, semoga kalian tetap anteng dan menunggu update di hari berikutnya ❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seulgi teriak-teriak dari luar, Jeno langsung panik. Apalagi Jaemin nambah situasi makin sulit, tangannya mencegah Jeno untuk tidak mengeluarkan penisnya dari lubang.

"Na,, akhhh" Jeno rasanya mau mati, kurang ajar sekali. Kuku Jaemin mencabik ruas kulitnya.

"Na, tolong!!! Lepasin,,"

"Nana nggak mau bapak pergi!"

BRAAKK

BRAAKK

"Daddy yah!! Ada siapa si di dalam sana, cepetan ihh celana bunda udah merah darah ini!!" Seulgi bergerak rusuh di luar sana.
Kakinya menendang-nendang pintu kamar yang tidak di bukakan oleh Jeno.

"Iyess baby, im coming!!!" —sahut Jeno.

Finalnya, Jaemin melepaskan genggaman tangannya. Jeno memasukkan tubuhnya yang lemas ke dalam lemari pakaian kemudian menguncinya dari luar.

DUUAAGHHH

"Sakitt hikkssss" erang Jaemin sambil memegang kepalanya.

"Diam atau saya usir kamu dari sini!" Jaemin nurut. Tidak papa kalau saat ini prioritas seorang Jeno masih untuk Seulgi, tapi Jaemin bersumpah suatu saat nanti akan ada saatnya Jaemin diratukan.

Jeno berlari sambil naikin celana, berusaha sebisa mungkin karena Master nya masih berdiri tegak. Jeno butuh permainan lebih dari ini,—nanti kalau Seulgi pergi lagi.

Ceklek

"Daddy ih, bunda bocor ini liatin deh!" Seulgi memamerkan celana legging putihnya yang membercak darah di area selangkangan.

Lumayan banyak dan baunya tidak sedap. Jeno mundur satu langkah, ditemani rasa khawatir nya terhadap Nana yang sepertinya pingsan di dalam lemari, karena Jeno membantingnya.

"Nanti cuciin ya dad, bunda taruh di mesin cuci. Setelah ini bunda mau pergi sama pak Slamet Siwon" jeno terus membuntuti kemana jalannya sang istri.

Hingga langkah seulgi berhenti di depan lemari. "Dad, kunci lemari di mana??"

"Ehm, bunda mau apa nyari kunci lemari hmm?" Jeno membelai surai panjang Seulgi, hal ini bertujuan untuk mengecoh ego nya untuk tidak membuka lemari.

Memang hal ini suatu saat akan diketahui seulgi, tapi jangan hari ini.

"Kan bunda harus ganti dad, mau pergi loh ke tebet ada urusan"

Kenapa Jeno jadi lembut begini, saat ini tangan Jeno mengalung di perut istrinya kemudian menariknya ke kamar mandi. "Bunda mandi aja ya, biar aku yang siapin baju buat bunda" terlihat pro dalam menyembunyikan perkara, Jeno begitu tulus menatap seulgi saat ini.

I AM BINAL || NOMIN ( END ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang