33. Jung Jaehyun

6.1K 354 47
                                    

Beberapa minggu kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa minggu kemudian...

Perkara pertemuannya dengan Jaehyun hari itu, Jaemin masih bisa diam. Walau pikiran dan otaknya seperti angin ribut, namun mengetahui kesibukkan suami nya membuat Jaemin mengubur dalam rahasianya.

Toh, mas Kai juga ndak liat Nana waktu itu. Gumam Jaemin sambil menggoyangkan spatula di tangannya.

Perut Jaemin yang sudah semakin bulat dan keras membuat Jaemin mudah lelah. Model beginian mau ngikut kerja??

Bubu dan Mark Tuan saja rela terbang ke indonesia buat jagain menantunya. Kalau kata Mark Tuan, jatah malamnya di cancel dulu sampai bayi kembar Nomin lahiran.

"Sini bubu bantuin sayang, kamu jangan angkat berat-berat"

"Tapi ini cuma ngangkat jeruk satu kilo bu, nggak berat" sungut Jaemin, meletakkan jeruk itu kembali di meja.

"Mau durhaka ya sama Bubu?? Udah sana mending kamu mandi, biar Bubu yang siapin semu di meja makan. Anak kesayangan bubu mau pulang dari kerja loh, liat Nana udah seger kan langsung melek matanya" keluh Bubu, Jaemin melangkah malas menuju kamar mandi.

Padahal niat Jaemin kan baik, mau bantuin mertua masak apa salahnya?

Jaemin menaburkan serbuk aroma mawar pada bathtub nya. Kemudian memilih berendam dan menggosok perutnya dengan sabun.

Serbuk mawar itu di bawakan oleh Bubu dari swiss.

Mendapat perlakuan bak primadona, membuat Jaemin merindukan masa-masa mandiri.

Dimana ia harus berjuang membangunkan sang abang yang suka bangun kesiangan padahal harus ngaspal dari subuh.

Jaemin pun rindu dikala ia harus memulai hari nya dengan air mata duka karena menjadi budak terlantar, tetapi nasib hidupnya memberikan pelajaran berharga baginya.

Kini Jaemin tersenyum ketika pintu kamar mandi terbuka, pikirannya buyar ketika melihat senyum Jeno.

Jeno telah menanggalkan pakaian formalnya, berganti dengan bokser hitam logo monster energy tanpa kaos yang membalut tubuh nya.

Lihatlah banyak nya cakaran tangan Nana yang menggores permukaan kulit maskulinnya sebagai penyalur rasa sakitnya ketika bercinta.

"Boleh join nggak bun??" Jeno menyadarkan Jaemin yang sedari tadi menatap puja pada lekuk abs nya.

"Euhm,, emang harus ijin dulu ya mass?"

"Yaudah munduran, kalo kamu duduk di tengah gitu gimana aku manu nyebur?"

Jaemin menggeser pantatnya dua jengkal. Kemudian tangannya berusaha meraih tangan Jeno yang selalu ia sentuh di kala pulang kerja.

"Gimana mass, capek ya??" Jaemin duduk menghadap Jeno yang sibuk menggerayangi pantat Jaemin.

I AM BINAL || NOMIN ( END ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang