32. Marahan 🥰 18+

11.2K 536 48
                                    

Tekan bintang Dong
Udah nggak ada konflik kok,,
Mau end soalnya masa konflik terus . . .


Atau mau SAD —ending?




Setelah di pikir dengan mantap, Jaemin merengek minta pulang.

Padahal Jeno sudah tidak marah. Biarkan itu berlalu, asalkan Jaemin tetap harus ikut Jeno sebagai suami sah nya.

Yang jeno takutkan, bagaimana kalau Jaemin tiba-tiba luluh pada kedua ayahnya dan menganggap kesalahan besar mereka di masa lalu hanyalah hembusan angin belaka.

Di saat yang bersamaan, Mark Tuan dan Bubu kembali ke negaranya yaitu Swiss. Dan juga Johnny yang tiba-tiba ada urusan di negara asalnya, harus terbang langsung menuju USA.

Jaemin masih canggung, akan sikap cuek suaminya yang kini tidak mau menyapa dan hanya membalas singkat jika di sapa.

Jaemin merasa bersalah, akan keteledorannya sebagai suami sah yang dengan mudahnya memanfaatkan pertemuannya dengan sang ayah adalah waktu yang tepat untuk saling memaafkan.

"Aku hanya tidak ingin buna ku yang kuat ini merendah di depan mereka berdua yang sudah ninggalin buna dulu" itu kata Jeno. Kalimat itu menjadi sebuah mimpi buruk Jaemin walau kepalanya saat ini membenam dalam di dada bidang suaminya.

Begitu juga haruto yang menyetujui perkataan Jeno. Kematian seseorang akan tiba kapan saja. Kedatangan Haruto dan Nana hanya menjadi point plus, bukan kesempatan emas.

Karena setelah Winwin sadar, Haruto tetap menarik tubuh adiknya untuk menjauh dari Winwin apalagi Yuta. Walau saat itu Jaemin menggejal minta di lepaskan.

"Masss jeno yaaaaa hikssss" Jaemin tiba-tiba terpekik, memukul pelan dada Jeno yang masih terlelap tidur.

"Nnnggggghhh" terdengar lenguhan keras, Jeno langsung mengambil kacamatanya di nakas.

Tubuhnya duduk menegak, meraih dua gundukan sekal Jaemin yang saat itu tidak memakai apa-apa.

"Kamu mau ini kan??" —dari sekian lama mereka sibuk diam satu sama lain, kini Jeno mulai mengerti apa kemauan si bumil ini.

Penyesalan merayap di wajahnya yang manis. Jeno tersenyum ke arahnya dengan mata sedikit berembun.

Perlahan namun pasti, Jeno memasukkan kedua jarinya pada lubang Jaemin hingga menciptakan pre cum penis Jaemin yang perlahan mengalir lewat selangkangannya. Memudahkan sang rajawali untuk masuk ke rumahnya.

Jaemin menabrakkan bibirnya pada bibir Jeno yang sudab terbuka. Memainkan seisi dalam mulutnya hingga tercipta beberapa utas benang saliva.

Tidak ada yang bisa Jaemin katakan selain rasa terimakasihnya pada sang suami yang sudah rela kehilangan waktu nya hanya untuk mempertemukan Nana dengan kedua papahnya.

"Mass, Nana mau susu" Jaemin mengerling manja, tangannya memainkan delapan kotak abs dan dada bidang Jeno secara bergantian.

"Sure, why not??"

"Tapi mass nanti Kerja??"

"Kerja, jalanku nggak bakal ngangkang buna. Tenang aja" ah inilah yang Jaemin nantikan.

Senyum nakal menggoda yang terbit dari pahatan wajah sempurna bak dewa petir dari suaminya.

Jaemin meraih rahang Jeno yang mengeras, serta jidat maskulinnya yang di selaputi oleh otot yang perlahan menyetak tebal.

Di bawah sana, Jaemin menghentak pelan. Sesuai permintaan sang dominan, karena itu berbahaya juga untuk kedua janin di dalam perutnya. Namun kebutuhan biologis si gudang hormon Lee Jeno ini harus terpenuhi.

I AM BINAL || NOMIN ( END ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang