SEASON 2 || 14. ( L )

3K 226 66
                                    

Pasti kalian bilang, ini fiksi gak tamat-tamat kan??
Bosen kan ngotorin wall kalian terus??
Yaudah, besok mami tamatin..



Seperti yang sudah di bahas di chapter sebelumnya, si kembar hari ini sudah berseragam rapih dan bersiap untuk ke sekolah. Ada Jaemin yang tampak memegangi perutnya, berdiri di depan kaca rias.

"Buna nggak papa??" tanya Jihan khawatir.

"Euhm,, sengkil dikit perut buna. Semalam papah nusuknya,—lumayan kenceng"

"Lah anjir! Perut udah gede juga, maruk banget si Sugeng!!" -Jisung

"Hehe, kan malam Jumat sayang. Nggak boleh nolak, toh papah rela skip ronda demi nungguin buna"

Pepatah bucin menjadi garda, Jaemin lebih membela suaminya dari pada si kembar.

"Sekarang sakit kan? Buna di rumah aja deh, biar papah aja yang ambil raport" Jisung rasanya mau gebukin Jeno pake knalpot.

Jaemin merasa sudah mengecewakan si kembar tentunya. Rasa sakit di perutnya kian menjalar ke kepalanya.

Sepertinya, satu persatu saraf yang melekat di tubuhnya mulai patah.

"Euhhhm, yaudah. Good luck ya, buna mau mandi dulu terus jangan lupa buat makan siang bareng ya sepulang sekolah"

"Kalo ada apa-apa telpon kita ya buna" Jihan mengecup pipi Jaemin.

Diikuti Jisung, tinggi anak itu melebihi Jaemin. Ia membungkuk, mengecup perut Jaemin yang masih di bungkus daster motif unicorn.

"Jangan nakal ya jagoan" ucap Jisung pada perut Jaemin.

"Jie-Han, udah siap?? Tunggu papah di mobil ya?!!"

Semua tercengang, ya apa lagi kalau bukan Jeno yang memulai!

"Mentang-mentang mau ketemu mantan bini, itu otot di pertontonkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mentang-mentang mau ketemu mantan bini, itu otot di pertontonkan. Rugi sih kalo sampe di tutup, barang bagus!" celetuk Jisung, sebelum menghambur ke luar rumah menuju garasi.

"Kamu nggak liat, papah bawa jaket huh??"

"Bisa nggak sih akur sebentar aja, buna mohon! Kamu juga mass, udah tau Jie suka netthink anaknya. Masih aja kamu pancing!"

Jeno mendekat, tidak perduli apa yang di katakan Jaemin. Jeno langsung menyambar bibir tipis Jaemin, morning kiss nggak boleh di lewatkan.

"Mmmmphhhh mass,,"

"Maaf buna, terus kenapa buna nggak ganti baju hmmm" jeno menampilkan puppy eyesnya.

Tangannya bergerak memainkan rambut pink Jaemin.

"Buna nggak jadi ikut mass, malu. Alumni abal-abal hehe" alibi Jaemin, padahal perutnya saat ini sangat mules.

"Yaudah, mass bakal langsung pulang nanti"

I AM BINAL || NOMIN ( END ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang