Eros | [15]

11.2K 854 324
                                    

JARI-JARI KALIAN INI PADA KENAA PELET ENA (EROS AYANA) KAYAKNYA WKWKKWKWKWKWK...... GA NGERTI LAGI KALIAN SEHEBAT ITU... 😭😭😭🫶🫶🫶🖤🖤🖤

MAKASIH BANYAKKK GA BERHENTI AKU UCAPIN SAMA SEMANGAT KALIAN UNTUK CERITA EROS... AKU SAMPAI TERHARU LHOOOO DENGAN KEANTUSIASAN KALIAN SEMUA...🩷🩵🩷🩵🩷🩷🩵🩷🩵🙈🙈

SILAHKAN MEMBACA CHAPTER 15 INI YAA.... SEPERTI BIASA 3K KATA LEBIH JADI KENYANG BANGET PASTI... HIHIHI🩷🩷🩷🩷🩷🩵🩵🩵🩵

HAPPY READING.... 🫶🫶🫶🩷🩵

.

.

Danve menekan tombol pada lift dan naik ke lantai tiga. Langkahnya terayun cepat sambil membawa satu kotak donat dengan berbagai rasa sesuai pesanan. Lalu ia sampai pada satu kamar dan kemudian tanpa menunggu lama ia membukanya.

Ia memasuki ruangan itu dan kemudian senyuman hangat seorang wanita menyambutnya. Danve tersenyum tipis lalu memberikan kotak donat tersebut pada wanita itu. Kemudian pandangan Danve mengarah pada seorang gadis yang sedang terbaring dengan perban di matanya.

"Audra baru aja tidur." Wanita yang bernama Farah menghampiri Danve sambil mengusap lengan putranya. "Tadi sempet nyariin kamu."

"Kata dokter berapa lama sampai bisa lepas perbannya?"

"Satu minggu." Ibu tersenyum lega.

"Aku ga ngerti gimana perasaan kalian yang udah ngerebut hak orang lain." Danve tersenyum getir.

Ibu menghela napas panjang dan berbalik untuk menatap ke arah jendela luar. Cuaca sore hari yang sedikit mendung. Tangan wanita paruh baya itu mengusap dadanya dengan pandangan tegas. "Adik kamu butuh pendonor itu, Danve."

"Dia bisa nunggu, bu!" Danve mengepalkan tangannya.

Beberapa hari sebelumnya...

Danve berlari secepat mungkin ketika tahu Audra -adiknya- mengalami kecelakaan. Napasnya memburu dengan jantung yang berpacu cepat. Tidak banyak Danve menceritakan perihal keluarganya pada teman-temannya. Dan mereka juga sepakat bahwa urusan di luar dan keluarga tidak akan dicampur menjadi satu, alias mereka bisa menjadikan hal itu privasi untuk masing-masing.

Danve sudah tiba di rumah sakit dan Audra sudah selesai ditangani oleh dokter juga ia dipindahkan ke kamar rawat. Ada Ibu dan Bapak-nya yang menjaga Audra di sisi gadis itu. Dan melihat Audra memiliki banyak luka di tubuhnya membuat hatinya ikut pilu.

"Audra gimana, bu?" tanya Danve dengan wajah yang masih panik.

"Belum bangun dari tadi." Ibu mengusap wajah Audra dengan sedih. 

"Ceritanya gimana sih, bu? Kenapa bisa kecelakaan?" Danve masih tidak mempercayai kondisi Audra yang sangat mengenaskan seperti ini.

"Audra mau latihan sore tadi. Tapi tiba-tiba motor yang dia pake ditabrak mobil. Pengemudinya mabuk, Dan." Ibu menangis menceritakan hal itu dan bapak hanya mengusap punggung istrinya untuk menenangkan.

"Ibu takut banget Audra ga bangun."

"Dia pasti bangun, bu." Danve menenangkan.

Kemudian Audra bangun dari tidurnya, meringis pelan karena sekujur tubuhnya sakit luar biasa. Ia yakin sudah membuka matanya namun semua gelap. Tidak ada cahaya apapun yang bola matanya tangkap. Ia merasa ketakutan dalam gelap itu.

"Ibu...," ia berujar lirih. "Ibu gelap!" ia mulai panik dan histeris.

"IBU!!!!!" teriaknya menangis mulai meronta sedang bapak langsung sigap menahan tubuh Audra. "BAPAK! Ini Audra ga bisa lihat apa-apa!" ia makin histeris.

EROS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang