Eros | [34]

9.1K 502 249
                                    


Ketemu lagi samaaa ENA

Maafin ya kemarin ga update. Aku lagi gejala radang kayaknya huhuhuhuhu. Cuma aku ga mau bikin kalian lama ketemu ENA jadi aku pengen update... semoga kalian setia nunggu....

Btw, siapin hati yaaaaaaaaaa wkwkwkwk

Happy Reading <3

.

.

Marvel memasukkan beberapa digit password apartemen sampai ada bunyi klik lalu pintu terbuka. Dia masuk, menenteng jaket di tangan kanan, lalu di pundak sebelah kiri ada sebuah tas yang ia bawa. 

Marvel melepas sepatunya dan mengganti dengan sandal berwarna putih. Saat memakai sandal itu, ia menatap sebuah sepatu hitam di sana yang ia sudah tebak siapa pemiliknya. Marvel pun berjalan lagi sampai di ruang tengah ada suara tawa dari seorang gadis. Marvel melihat semuanya.

"What the ...," Marvel menggelengkan kepalanya saat melihat Eros yang memajukan wajahnya hendak mencium Ayana namun Ayana menghindar hingga akhirnya Eros menggelitik perut gadis itu sampai Ayana tergelak.

"Gue kayak lagi tersesat di mana gitu ya Tuhan." Marvel mendesah dan menaruh tasnya di atas sofa dan menuju dapur. 

Eros memandang Marvel dan menggelengkan kepalanya. Setelah Ayana pindah, nyatanya Marvel semakin sering mengunjungi apartemen Ayana. Dan selama Marvel berkunjung mereka pasti bertemu. Jangan tanyakan hubungan mereka. Tiga tahun berlalu, Marvel dan Eros tidak lagi bersitegang seperti dahulu.

Namun irit bicara, ngobrol hanya karena keadaan, jika tidak akan mengabaikan satu sama lain. Ayana sudah sering berbicara dengan Marvel ataupun Eros agar berusaha akur, namun ternyata sulit sekali membuat mereka akrab.

Ayana masih duduk di atas sofa, berhadapan dengan Eros yang masih memeluk pinggangnya. Sebelum Marvel datang, Ayana sedang melakukan perawatan di wajah Eros. Pria itu saat ini sangat sering keluar kantor untuk urusan pekerjaan dan langsung terpapar sinar matahari.

"Capek, ya?" tanya Ayana yang ditujukan untuk Marvel. Lelaki itu sedang meneguk air putih di dapur. Dan setelahnya, Marvel berjalan menuju sofa untuk bergabung dengan keduanya.

Marvel menatap Ayana. "Capek, kak."

"Yang ga capek tuh pengangguran." Eros menyeletuk dan Marvel aja berdesis malas.

"Ga ada gue ngomong sama lo." Marvel memberikan serangannya.

Eros mendesis. Semenjak kuliah, Marvel ini omongannya makin pedas dan tidak tahu diri. Padahal dulu Eros bisa mendebatnya sampai Marvel terdiam. Sekarang ia yang sering terdiam karena ucapan Marvel.

"Mau makan ga? Aku pesen pizza, ya?" tanya Ayana mencoba mencairkan suasana yang nampak panas di antara keduanya.

"Boleh." Eros langsung tersenyum pada Ayana. Ia memang akan selalu luluh dengan cepat ketika bersama Ayana. 

"Kak, aku mau burger."

"Oke."

Ayana memesan menu yang diinginkan. Dan di saat itu juga, Marvel dan Eros masih saling berpandangan sengit seolah hendak mengajak baku hantam. Dan saat Ayana melepaskan tatapannya dari HP, ia merasakan ketegangan di sana melihat Eros dan Marvel yang saling menyerang dengan lirikan mata.

"Kalian tuh... ga bisa akur, ya?"

"Ga bisa." Mereka berseru bersamaan. Dan Ayana merasa gemas sejujurnya.

"Kenapa, sih? Kan akur itu lebih baik dari pada berantem terus."

"Ga sudi akur sama dia." Marvel berujar malas dengan mata yang menolak menatap Eros.

EROS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang