Haloooooo Ketemu lagi dengan Eroooss dan Ayana. Semoga kalian tidak bosan bertemu mereka, ya wkwkwk
Sumpah ya, kalian itu sangar banget aku sampe merinding kemarin ketika ngelihat komennya langsung tembus seratus dalam beberapa jam aja. Terus hari ini udah tembus 200....🫶🫶🫶🫶😭😭😭😭😭😭😭😭
yaampun, aku padahal kasih target 75 komen, tapi kalian bonusinnya banyak banget. MAKASIH MAKASIH MAKASIH BANYAK YA.... Jadi tambah sayang sama kalian dan semangat nulisnya.... 🩷🩵🩷🩵🩷🩵🩷🩵🩷🩵🩷🩵🩷🩵
Jadi... selamat membaca ya.. seperti biasa. Ini 3k kata, jadi pasti kalian kenyang wkwkwkkw... dan part ini seru banget menurut aku HAHAHAH🙂🙃🙂🙃🙂🩷🩷
.
.
Ayana adalah gadis polos, itu benar. Ayana berasal dari sebuah kota kecil yang penduduknya bahkan bisa dihitung, itu benar. Tapi bukan berarti Ayana selugu itu dan tidak mengerti ucapan Eros di kantin tadi siang. Ucapan Eros bagaikan sengatan listrik yang membuatnya sampai terdiam dan tidak berani bicara.
Ia bahkan tiba-tiba saja refleks mengatupkan bibirnya rapat-rapat dan tidak ingin berbicara panjang lebar. Seperti contohnya ...
"Pegangin tas gue."
Eros berjalan lebih dulu ke arah parkiran dan Ayana berada di belakangnya. Ia mengikuti langkah Eros dengan perlahan-lahan bersama tongkatnya. Dalam pelukannya, ia memegang tas Eros dengan kuat.
Lalu ketika sampai di parkiran Eros menoleh pada Ayana yang juga sudah berdiri agaknya dua sampai tiga langkah darinya. Eros mengerutkan dahi.
"Bawa ke sini tasnya."
Ayana tiba-tiba menggeleng. "Aku lempar ke situ, kamu tangkap ya?"
Mata Eros melebar sempurna mendengar ucapan Ayana yang benar-benar di luar nastar, maksudnya di luar nalar. Eros menghela napas kasar dan memejamkan matanya dengan wajah lelahnya.
"Sini, Ya." Eros tahu bahwa Ayana sedang was-was dengannya setelah Eros memberikan ancaman akan menciumnya.
"Ga mau."
"Sini, Ayana!" ia mulai terbawa emosi.
"Janji dulu ga boleh cium." Ayana mengacungkan telunjuknya pada Eros meskipun arahnya tidak tepat dengan posisi Eros saat ini. Karena jari telunjuk Ayana mengarah ke kiri, sedangkan Eros di sebelah kanan.
Lalu tiba-tiba Eros merasa gemas dengan ucapan polos itu. Rasanya ingin sekali ia mencubit pipi Ayana keras-keras. Kenapa sih tolol sekali gadis itu?
Eros pun melangkah mendekat, namun Ayana yang menyadari langkah Eros tiba-tiba mundur dan bersikap waspada. "Janji dulu, Eros!"
"SINI, GA?!" bentak Eros membuat Ayana terkejut dengan teriakan pria itu. Akhirnya ia diam ketika Eros mendekat dan merebut tasnya paksa. "Lo pulang sendiri!" tukasnya dengan sangat judes sekali.
Ayana hanya merespons bersin satu kali dan menggosok hidungnya yang gatal setelah Eros pulang lebih dulu.
Ayana memegang bibirnya. Tiba-tiba membayangkan jika Eros benar-benar menciumnya, sungguh sangat menakutkan. Ayana pasti akan mimpi buruk jika itu benar-benar terjadi. Ayana berbalik ke arah kanan di atas tempat tidurnya dan jemarinya masih menyentuh bibirnya sendiri.
"Kenapa harus diancam kayak gitu, sih? Kan bikin takut?" Ayana menggerutu kesal. "Ihhhhhh serem banget bayanginnya!" teriaknya tiba-tiba membuat Marvel yang berada di kamar sebelah terperanjat hingga berlari menuju kamar Ayana.
KAMU SEDANG MEMBACA
EROS
Fanfiction"Peraturan pertama, Eros tidak pernah salah." "Peraturan kedua, Eros tidak boleh dibantah." "Peraturan ketiga, lo harus nurut dengan aturan pertama dan kedua." - ©️®️ Vange 2023