Eros | [36]

8.4K 491 181
                                    


Haloooo hai, maaf baru bisa ketemu kalian. Jujur banyak yang terjadi beberapa bulan ini wkwkwkkw... mau ceritain kayaknya panjang.

Tapi ada beberapa alasan yang ga bisa aku jabarin juga karena takut dikira banyak alesan wkwkwkkw... tapi semoga kalian masih mau baca dan selalu nungguin...

Sabar ya?

Kita akan berakhir sedikit lagi.

Bisa sabar kan? WKWKWKK bisa dongggggg

Happy Reading <3

"Eros masih di dalam?" Ayana baru saja tiba di depan meja Rima tepat pukul sebelas malam. Memang sejak sore Eros berkata ia akan sangat sibuk hari ini dan mungkin akan sulit memberikan kabar untuk Ayana.

Jadi tanpa sepengetahuan Eros, Ayana diam-diam datang ke kantor bersama Marvel yang ia mintai tolong padahal lagi mengerjakan tugas dengan deadline besok.

Ayana membawa sebuah paper bag  yang tidak begitu besar berisi kotak makan yang sudah ia siapkan dari apartemennya.

"Iya, mbak. Pak Eros masih di dalam." Rima nampak sudah sangat lusuh. Pakaiannya kusut, wajahnya kelelahan, terlihat sekali bahwa ia adalah tahanan yang tidak bisa melarikan diri.

"Kamu bukannya punya anak, ya? Ga papa ditinggal?" tanya Ayana bingung.

Rima mengangguk lesu. "Untuk malam ini aman, mbak. Soalnya anak lagi sama kakek neneknya. Suami saya nih yang ga aman, udah neleponin saya mulu dari jam tujuh." Rima terlihat sangat kelelahan dan ingin pulang segera.

"Kamu pulang aja."

Rima melebarkan matanya. "Mbak?"

Ayana tersenyum dan mengangguk mantap. "Ga papa."

"Mbak Ayana, bukannya apa. Tapi pak Eros mode lembur tuh galaknya minta ampun."

"Aman. Saya yang tanggung jawab."

"Tapi kalau saya dipecat?"

"Ga akan." Ayana memastikan hal itu tidak akan terjadi untuk Rima. "Udah, sekarang kamu pulang. Kasihan suami kamu pasti kangen."

"Iya sih mbak... saya tuh udah kangen banget meluk suami saya." Rima menggeleng sambil memasukkan barang-barangnya ke dalam tas. "Mbak Ayana yakin saya ga bakalan diamuk kan besok?"

"Ga, kok. Aman, percaya sama saya." Ayana kembali meyakinkan wanita itu untuk tidak mengkhawatirkan apapun. Ayana bisa mengatasinya.

Rima pun melepaskan napas kelegaan. Ia benar-benar merasa bersyukur Eros diketemukan dengan pawangnya sendiri. Rima pun pamit pergi dengan buru-buru, meninggalkan Ayana yang kini menatap ruangan Eros dengan helaan napas.

Ayana melangkahkan kakinya perlahan, mendekat dan meraih gagang pintu. Ia membuka dengan hati-hati, takut menganggu konsentrasi Eros dalam pekerjaannya. Pintu terbuka dan Ayana mengintip sebentar ke dalam sana. Eros masih fokus pada beberapa lembar kertas di mejanya, dan beberapa kali ia harus melihat ke layar laptop. Jas kerjanya sudah ditanggalkan, hanya tersisa kemeja bergaris-garis biru dengan lengan yang dilipat. 

Dasinya sudah dibuka dan kancing atas kemejanya juga tidak lagi rapat. Ayana pun masuk ke dalam, dan Eros masih tidak menyadari kehadirannya saking ia sangat fokus pada dunianya.

Ayana berjalan mendekat menuju depan meja kerjanya dan Eros masih menunduk tidak memperhatikan.

"Saya udah bilang akan naikki gaji kamu untuk lembur hari ini. Tiga kali lipat." Eros berujar, berpikir bahwa Rima yang ada di hadapannya. "Tapi saya ga bisa izinin kamu pulang dulu karena ---" Eros menghentikan ucapannya ketika mendongak dan mendapati wajah gadisnya di sana.

EROS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang