Eros | [24]

9.8K 613 244
                                    


haalllaaaaoooo fans2 ENAAAAA masih pada semangattttt kaannn buat bacanya?

Segala emosi dan kekesalan boleh dilampiaskann yaaa wkwkwkwk Gratissss buat komen sepuasnya...

Hati-hati... hubungan mereka udah mulai makin dalam soalnya. WKWKWK

Happy Reading <3

.

.

Sebenarnya liburan semester masih lama, namun Ayana memiliki urusan di kampus sebentar. Eros sudah mengantarnya tadi pagi kemudian lanjut pergi karena ada urusan di kantor. Ia berkata Ayana harus menunggunya sampai Eros datang untuk menjemputnya. Jadi ia melakukannya.

Ayana baru saja selesai dengan urusannya, Ayana pun memutuskan untuk menunggu Eros di toko buku dekat kampus yang jaraknya tidak terlalu jauh dan bisa langsung di tempuh dengan berjalan kaki. Jadi Ayana melangkah ke sana. 

Saat masuk ada sapaan ramah dari pemilik toko buku yang Ayana sambut dengan hangat. Langkah Ayana terayun menyusuri lorong rak untuk mencari buku yang tidak ia temukan di perpustakaan kampus sebelumnya. Saat sedang asik memilih Ayana terkejut saat seseorang tiba-tiba tidak sengaja menabarak bahunya hingga ia sedikit terdorong namun tidak jatuh.

Ayana menatap sosok di depannya. Dan ia terkejut mendapati bahwa yang berdiri di hadapannya adalah seorang gadis yang penampilannya hampir mirip dengannya. Model rambut, warna rambut, bahkan gaya berpakaiannya juga sama dengannya.

Ayana hampir terdiam beberapa detik sampai ada suara yang membangunkan lamunannya.

"Sori banget, aku ga sengaja." Ia tersenyum ramah dan Ayana tidak bisa menahan untuk tersenyum lebih lebar juga. "Kamu Ayana, kan?" ucapnya lagi.

Ayana mengangguk. Ia sepertinya menjadi cukup populer saat-saat ini. "Kamu siapa? Kuliah di Universitas Kalangga juga?" tanya Ayana.

Gadis itu tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. "Lagi cari buku apa?" tanyanya dengan senyum ramah.

"Oh... aku tadi cari buku pelajaran tapi ternyata ga ada. Jadi kayaknya mau cari novel aja sekarang." Ayana memberikan senyuman tulus. "Aku belum tahu nama kamu."

Dia menepuk keningnya dan menyadari hal itu. "Astaga, sampai lupa kenalin diri." Ia mengulurkan tangannya ke depan Ayana. "Aku Kia."

Ayana menjabat uluran tangan gadis bernama Kia itu dengan senang. Ia rasanya seperti menemukan saudara kembar, meskipun wajah mereka tidak mirip. "Seneng banget ketemu kamu, Kia."

"Aku juga." 

Ayana pun melepaskan tangannya lebih dulu. "Aku lihat-lihat novel dulu ya kalau gitu."

Kia menganggukkan kepalanya lalu Ayana menjauh, berada di lorong lain untuk melihat novel-novel yang bisa menarik perhatiannya untuk dibeli. Dan ketika Ayana sedang mencari, lalu memperhatikan satu persatu setiap judul novel itu Ayana terkejut sekali ketika sebuah tangan menyodorkan buku di depannya.

Ia mengangkat wajah. "Eh?"

Kia, gadis itu kembali menghampirinya. "Kamu udah baca novel ini belum?"

Ayana mengambil novel yang Kia berikan dan membaca judul serta nama penulisnya. Ayana pun menggeleng, merasa bahwa ia belum pernah membaca cerita ini sebelumnya. 

"Baca deh. Bukunya bagus banget. Aku udah baca dua kali."

Ayana melebarkan matanya. "Serius? Wah, berarti emang sebagus itu bukunya. Kamu aja bisa sampe baca dua kali."

Kia tertawa dan menganggukkan kepala. "Bagus pokoknya kamu harus baca."

Ayana tersenyum. Semakin ia mengobrol dengan Kia, ia rasanya sempat mengenal jenis suara gadis ini namun tidak ingat lebih jelas. Apakah hanya kebetulan pernah mengobrol? Atau mereka memang pernah terlibat obrolan dekat saat ia masih buta? Ayana tidak tahu. Namun memang nama Kia adalah nama baru yang ia tahu hari ini.

EROS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang