Eros | [19]

10.9K 688 392
                                    


Ganti cover kenapa??? WKWKWKWK warna pink pulaaa. 😆😆😆

Ya karena masa kelam dan kebangsatan Eros udah hampir punah dan diganti dengan uwu uwu wwkwkwkwkkwk.... 🩷🩵🩷🩵🩷🩵🩷

Mau mampusin Eros kan dari dulu? Nah sekarang saatnya... HAHAHAHA😂😂😂

Seperti biasa ini 3k kata lebih jadi semogaaa KENYANG kalean semuahh ya...🩷🥹🩷🥹🩷🥹🩵

happy reading... ❤️🩵❤️🩷❤️❤️🩵

.

.

Markas Orion menjadi sepi semenjak Eros keluar tiga hari yang lalu. Beberapa anggota ikut keluar karena hanya menganggap Eros-lah yang dapat memimpin mereka. Beberapa lagi masih tinggal dan menunggu adanya kabar baik.

Buruknya, Danve tidak mengambil jabatan ketua itu. Ia menolak, sehingga saat ini Orion masih tidak memiliki ketua. Kenzi menghilang entah di mana, yang jelas selama Eros tidak ada, Kenzi juga tidak berada di dalam Orion.

Jadi di markas saat ini hanya ada Ravin dan Danve. Keduanya sama-sama mengembuskan asap rokok dengan dua gelas sloki minuman beralkohol. Hari sudah mulai sore dan mereka sudah duduk sekitar dua jam.

Ravin melirik Danve yang sedang memejamkan matanya dengan kepulan asap rokok yang ia jepit di tangan kirinya. Ravin menghisap lagi rokoknya mulai gusar.

"Dan...," panggil Ravin lalu menatap Danve.

Namanya dipanggil, membuat Danve membuka mata dan melihat ke arah pria yang nampak frustrasi beberapa hari ini. Danve menghisap rokoknya lagi dan menegakkan duduknya. "Kenapa?" tanya pria itu tanpa ekspresi. Hanya datar.

"Gue tahu lo saat ini marah sama gue, tapi---"

"Gue ga marah sama lo, Rav." Danve memotong cepat, kemudian menuangkan alkohol ke dalam slokinya dan menegaknya sekali tegukan. "Gue sama Kenzi yang salah." Danve mencoba meyakinkan pria itu.

Ravin tidak bisa menutupi bahwa ada rasa lega saat ini Danve membelanya. Setidaknya ia mungkin tidak terlalu merasa bersalah?

"Gue dan Kenzi salah karena membiarkan tindakan lo dan Eros yang melakukan taruhan goblok kayak gini." Danve mendesah kasar. "Sekarang lihat kan hasil dari ketololan lo berdua? Orion hancur!" Danve berdiri dan menendang meja cukup keras. "BANGSAT!!!"

Ravin menundukkan tatapannya. Melihat Danve yang begitu meledak membuatnya tahu bahwa semuanya percuma saja.

"Tapi Dan... kalau Eros ga jatuh cinta beneran sama Ayana, ini semua mungkin---"

"Lo diem, anjing!" Danve memandangnya dengan sengit. "Berhenti melibatkan Ayana!"

Ravin mengerutkan dahi merasa aneh dengan ucapan Danve. Ia lantas berdiri. "Lo suka sama Ayana?"

Danve tertawa sarkas. Hampir tidak percaya pada semua orang yang menanyakan hal ini terus menerus padanya. "Apa semua pembelaan itu harus dikaitkan sama rasa suka?" Danve menatap Ravin marah. "Ayana sejak awal ga salah apa-apa! Dia masuk sebagai kacung! Harusnya hanya itu!"

Danve menunjuk Ravin dengan telunjuknya. "Tapi lo!" wajah Danve saat ini tidak terlihat tenang. "Lo dan Eros buat semuanya jadi kacau! Kurang bajingan apa lagi lo berdua yang udah rusak kepercayaan kita semua?!"

Ravin memalingkan wajahnya dengan perasaan tidak terima disalahkan, namun meskipun begitu Danve benar. Semua ucapan pria itu tidak bisa ia sangkal.

"Gue juga ga mau Eros keluar dari Orion." Ravin menghela napasnya.

EROS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang