Ketemu lagi kitaaaa...🩷🩵🩷🩵🩷🩵
bilang apaaaaaa kira-kira? Hihihi😌😌😌😌😌
Siap ketemu Eros? Udah siapin hati buat uwu-uwu lagi? 😏❤️😏🩷🩵😏❤️🩷
Happy Reading yaaahhh ....💕💕💕💕
.
.
"Anjing... itu musuh di depan!!!" teriak Miko sambil menggerakkan tangannya dengan cepat di atas mouse dan Keyboard.
"Bantuin gue, Velll!! Ah elaaaaaahhh!!!" teriak Romeo frustrasi ketika ia baru saja mati dalam permainan mereka. Ia pun melirik Marvel yang masih sangat fokus. Romeo bergabung bersama Danesh yang sudah lebih dulu kalah lima belis menit yang lalu.
Dan setelah dua puluh menit menunggu, Miko dan Marvel berteriak bersama atas kemenangan mereka. Sebuah tos yang mereka lakukan membuat Romeo dan Danesh memandang itu sedikit sebal. "Kita tuh satu tim kan, ya? Tapi kenapa setiap main berempat tuh cuma lo berdua yang menang?"
Miko terkekeh mendengarnya. "Lo goblok sih mainnya."
Danesh dan Romeo berdecak sebal mendengar itu, sedangkan Marvel kini sedang berdiri karena ia menerima telepon. Keempatnya sedang berada di sebuah rental untuk bermain game bersama setelah pulang sekolah. Sebenarnya bukan karena di rumah tidak bisa, namun jika di rumah Danesh tidak bisa ikut main karena pasti ia akan disuruh belajar oleh orang tuanya.
Mengikuti langkah Marvel yang keluar setelah mengambil tasnya, ketiganya pun ikut keluar dari tempat itu mengikuti Marvel. Miko meraih satu batang rokok dari dalam tempatnya lalu menyulutnya cepat.
"Lo tuh masih di bawah umur, anjing!" ucap Romeo menoyor kepala Miko.
"Ga ngerokok ga jantan!" Miko berujar dengan wajah sok-nya yang membuat Romeo menendang lututnya kesal.
Danesh tertawa namun ikut mengambil rokok milik Miko dan menyulutnya juga, sehingga kini ia bergabung bersama Miko untuk mengembuskan asap rokok itu ke udara.
"Ini kalau ketahuan pak Zaenal, gue ga ikut-ikutan, ya! Awas kalau nama gue lo sebut!" Romeo menatap tajam kedua temannya yang masih menyorakinya cupu.
Mereka menunggu Marvel di sebuah bangku sambil merokok dan meneguk minuman kaleng. Lalu Marvel kembali setelah menerima teleponnya.
"Balik, ga?" tanya Marvel pada mereka.
"Gue harus balik. Nyokap gue udah hampir berubah jadi nenek sihir nih." Danesh menunjukkan pesan dalam HP-nya yang menunjukkan sticker kemarahan dari mama-nya. Marvel terkekeh melihatnya. "Gue cabut, ya."
Danesh lebih dulu pergi dengan mobilnya dan kemudian tersisa Miko dan Romeo di sana.
"Telepon dari siapa, Vel?" tanya Romeo penasaran.
"Bokap." Marvel mengambil satu batang rokok juga dan menyalakannya untuk bergabung dengan Miko. Ia mengembuskan asap tersebut ke udara. "Bokap sama kak Aya nanti malam sampe Indo."
Miko dan Romeo terkejut mendengarnya. "Serius? Berarti kakak lo udah bisa lihat lagi?" Romeo sangat antusias mendengarnya.
Marvel tersenyum dan menganggukkan kepalanya mantap. Miko dan Romeo nampak senang mendengar kabar itu. "Tapi aslinya kakak lo tuh cakep, Vel. Sekarang karena udah bisa lihat tambah cakep pasti."
"Gue tonjok, ya!" Marvel memperingati Miko yang baru saja menggoda Ayana.
Miko tertawa. "Enggak. Maksudnya ya... gue cuma jujur. Kakak lo cakep."
KAMU SEDANG MEMBACA
EROS
أدب الهواة"Peraturan pertama, Eros tidak pernah salah." "Peraturan kedua, Eros tidak boleh dibantah." "Peraturan ketiga, lo harus nurut dengan aturan pertama dan kedua." - ©️®️ Vange 2023